Gambaran Umum


PROFIL DESA LABU

2.1 Kondisi Desa

2.1.1 Sejarah Desa Labu

Labu merupakan buah yang dihasilkan oleh sejumlah anggota suku labu-labuan  (Cucurbitacaae), terutama yang berukuran cukup besar dan berbentuk bulat dan memanjang. Labu merupakan tumbuhan merambat atau menjalar dengan kait pada batang labu berbentuk melingkar seperti spiral. Batang tumbuhan ini berwarna hijau muda dan berbulu halus serta berakar lekat. Panjang batangnya mencapai lebih dari 5 meter. Daun labu merupakan daun tunggal yang memiliki pertulangan daun majemuk menjari, daunya menyebar disepanjang batang, bentuk daunya menyerupai jantung dan bertangkai. Buah labu mempunyai bentuk yang bervariasi mulai dari pipih, lonjong ataupun panjang dengan alur yang berjumlah antara 15 hingga 30 alur, buah yang masih muda berwarna hijau dan menjadi kuning kecoklatan ketika tua. Labu umumnya memiliki banyak biji yang berbentuk pipih, bundar telur, sampai bundar memanjang, permukaan biji buram dan licin serta terdapat dibagian tengah-tengah buah.

Labu cukup terkenal dan dibudidayakan di Indonesia. Selain di Indonesia, labu juga banyak dibudidayakan di Amerika Utara, Eropa, Australia, Selandia Baru, dan Asia Tenggara. Nama labu juga sering kali dipergunakan untuk menyebut anggota famili Cucurbitaceae selain genus Cucurbita seperti bligo, labu siam, dan labu ular.

Terdapat 20-an spesies labu diseluruh dunia, dengan jumlah subspesies dan varietas mencapai seratusan lebih. Namun yang dibudidayakan di Indonesia umumnya hanya lima spesies yaitu : Cucurbita maxima (labu manis), Cucurbita ficifolia, Cucurbita mixta, Cucurbita moschata (labu kuning atau labu merah), dan Cucurbita pepo (labu manis).


Gambar 2.1 : Labu Kuning

Desa Labu terbentuk beberapa tahun setelah kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Desa Labu merupakan salah satu dari tujuh desa yang berada di Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Menurut sejarah mengungkapkan berdasarkan cerita rakyat setempat bahwa nama desa labu berawal dari cerita pada zaman dahulu yang disuatu ladang masyarakat yang sekarang dibangun sebuah masjid Nurul Yaqin desa labu, tumbuhlah tanaman labu yang memiliki buah yang banyak dan salah satu buahnya besar dan unik sehingga masyarakatpun berkeinginan untuk menyimpan dalam waktu yang lama, sehingga tiba waktunya masyarakat ingin membelah labu tersebut dan ketika dibelah daging buah dan bijinya adalah emas. Oleh karena itu, labu dijadikan nama desa sampai sekarang ini.

2.1.2 Sejarah Pemerintahan Desa Labu

Periode Masa Pemerintahan Desa Labu

1.  Pada Zaman sebelum kemerdekan

            Pemimpin Desa Labu pada saat itu dinamakan Gegading, Gegading yang pertama memerintah di Desa Labu adalah H. Sulaiman ( Atok Daing ) (Tahun 1918-1942). setelah kepemimpinan atok daing, Labu dipimpin oleh Muhammad Said (Tahun 1942-1945) yang merupakan Gegading terakhir. Pada saat itu Gegading memimpin 3 desa sekaligus yaitu desa labu, desa nibung, dan desa tanah bawah. Pada zaman itu masyarakat desa belum menetap dilokasi yang sekarang, mereka bertempat tinggal dipinang buyut (Sekarang dijadikan nama kebun oleh masyarakat setempat) dimana dulu belum dibangun jalan penghubung antar desa pada masa pemerintahan Belanda. Masyarakat pada masa ini bekerja mencari nafkah ke Desa Sempan, dikarenakan untuk bekerja di Desa sendiri tidak diizinkan oleh para penjajah Belanda. Jalan penghubung antar desa Labu ke Desa Nibung maupun dari Desa Labu ke Desa Puding yang dipakai hingga sekarang ini yang membangunnya adalah masyarakat dari Desa Saing, ini semua atas perintah penjajah Belanda.

2.  Pada Zaman Setelah Kemerdekaan

Di zaman ini Pemerintahan Labu beralih kepemimpinan dari Gegading ke  Kepala Lurah.

·      Lurah pertama adalah Muhammad Thahir bin H. Nafi ( Tahun 1945 - 1966 ).

·      Lurah kedua adalah Ahmad bin H. Akil ( Tahun 1966 - 1969 ).

·      Lurah ketiga adalah ILyasak bin Marzuki ( Tahun 1969 - 1984 ).

Pada masa kelurahan ini secara bertahap masyarakat pindah dari lokasi Pinang Buyut ke lokasi yang sekarang. Setelah itu dari Lurah beralih ke Kepala Desa (Kades).

·       Kades pertama adalah Ishak bin Saman ( Tahun 1984 - 2003 ).

·       Kades kedua adalah Ahmad Zainudin bin Ikmal ( Tahun 2003 – 2021 ).

·       Kades ketiga adalah Muslim bin M. Nasir ( Tahun 2021 – 2027 )

2.1.3 Kondisi Geografis Desa Labu

Secara geografis Desa Labu berbatasan langsung dengan desa-desa yang ada di sekitarnya. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Bakam, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Paya Benua, sebelah timur berbatasan langsung dengan Desa Nibung, dan sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Puding Besar.

Secara topografis Desa Labu dianugerahi tanah yang sangat subur dengan memiliki luas sekitar 3.200 ha. Tanah yang subur ini kemudian menyebabkan mayoritas penduduk di Desa Labu memiliki mata pencaharian sebagai petani dan pekebun untuk menggarap lahan yang subur di Desa Labu.

Saat ini Desa yang terbagi dari tiga dusun yang terdiri dari 12 RT dipimpin oleh Kepala Desa Muslim (2021- 2027). Hingga saat ini pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan di Desa Labu dapat terlaksana dengan baik, sesuai dengan Rencana Panjang Jangka Menengah Desa dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Indonesia. 

2.1.4 Kondisi Sosial Budaya Desa Labu

            Penduduk desa Labu mayoritas suku melayu asli. Pelestarian nilai-nilai luhur, kebangsaan, keagamaan, kerukunan, keamanan, ketertiban dan toleransi dalam semangat gotong royong, Nganggung, dll yang terjalin dan terbina selama ini membuat desa labu semakin kondusif dan tangguh secara sosial kemasyarakatan dalam menyikapi globalisasi berbagai perubahan yang begitu cepat. Serta peran masyarakatnya pun sangat antusias dalam gotong royong, nganggung sehingga tidak ada perbedaan sosial budaya diantara masyarakat desa tersebut.

2.1.5 Kondisi Ekonomi

            Berdasarkan kondisi spesifik keunggulan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan serta potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan karakteristik keunggulan komparatif dan kompetitif maka Desa Labu mempunyai tipologi sebagai desa berbasis desa pertanian/perkebunan, perikanan air tawar yang berpotensi menjadi desa minapolitan dengan sedikit potensi perdagangan dan jasa, sementara menunggu perkembangan sector industri yang berbasis agraris. Hal ini dicirikan oleh sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai Petani/Pekebun.

            Adapun tingkat perkembangan idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta ketertiban dan keamanaan masyarakat desa Labu cenderung sebagai Desa Swakarya yang menunjukan perkembangan terus-menerus.

Desa Swadaya

            Desa ini termasuk desa yang masih sangat tradisional bahkan cenderung primitive dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

-      Mata pencaharian penduduk masih sangat bergantung pada alam

-      Bersifat subsistance farming (untuk pemenuhan kebutuhan sendiri)

-      Administrasi desa masih kurang baik

-      Lembaga desa belum berfungsi bahkan belum ada

-      Pendidikan dan kesehatan masih rendah

-      Daerahnya sulit diakses

-      Masih memegang adat istiadat dengan patuh

Desa Swakarya

            Desa swadaya adalah desa mulai menunjukkan perkembangan/transisi. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

-      Sudah mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri

-      Lembaga social mulai berfungsi

-      Administrasi desa sudah berjalan

-      Mata pencaharian mulai beragam

-      Sudah mulai berinteraksi dengan wilayah sekitarnya

-      Adat istiadat mulai longgar karena pengaruh arus informasi

-      Tingkat pendidikan dan kesehatan mulai membaik 

2.1.6     Kondisi Infrastruktur Desa

Pembangunan Infrastruktur merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional dan digunakan sebagai langkah untuk mensejahterakan warganya melalui peran partisipasi masyarakat yang ada didesa. Hal yang sama pun juga terjadi didesa Labu, infrastruktur desa menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan kemandirian dan perekonomian warga desa labu.

Dimana masyarakat desa Labu mayoritas mata pencahariannya adalah sebagai petani. Jika saran prasarana yang kurang memadai maka akan mengakibatkan para petani kesulitan dalam menunjang pertumbuhan perekonomian masyarakatnya. Sehingga pembangunan infrastruktur sangat penting bagi masyarakat. Namun pembangunan infrastruktur desa labu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat bukan keinginan masyarakat, dan disepakati dengan metode partisipasi masyarakat. 

2.2  Kondisi Pemerintahan Desa

2.2.1 Pembagian Wilayah Desa Labu

Desa Labu terdiri dari:

§  Dusun                 : 3 Dusun

§  Rukun warga      : 0 RW

§  Rukun tetangga  : 12 RT

Susunan Organisasi Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa yaitu Sekretaris Desa, Pelaksana Teknis Lapangan dan Unsur kewilayahan.

§  Kepala Desa                                           : 1 orang

§  Perangkat Desa

o   Sekretaris Desa                            : 1 orang

o   Pelaksana Teknis lapangan          : 6 orang

o   Unsur kewilayahan                        : 3 orang


 

2.2.2  Struktur Organisasi Pemerintahan Desa dan BPD

 

Struktur Organisasi

Pemerintah Desa Labu

 

Adapun daftar nama kepala desa dan perangkat desa Labu adalah sebagai berikut :

 

No.

Nama

Jabatan

 1.       

Muslim

Kepala Desa

 2.       

Widia

Sekretaris Desa

 3.       

Romidah, S. Sos

Kaur Keuangan

 4.       

Mahdi Akbar

Kaur TU dan Umum

 5.       

Heliana, SE

Kaur Perencanaan

 6.       

Lisa

Kasi Pemerintahan

 7.       

Nurul Khoir

Kasi Kesejahteraan

 8.       

Gunawan, S.Pd

Kasi Pelayanan

 9.       

Zarkawi

Kepala Dusun I

10.     

Arda Irwanto, S.Pd

Kepala Dusun II

11.     

Azizan, SE

Kepala Dusun III

Sumber : Data struktur organisasi dan tata kerja pemerintah desa, tahun 2022

 

Sedangkan Daftar Nama Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Labu masa bakti 2019 s/d 2025 adalah sebagai berikut :

 

No.

Nama

Jabatan

 1.       

Andri

Ketua

 2.       

Angga Maulana

Wakil Ketua

 3.       

M. Antasari

Sekretaris

 4.       

Memet Marno

Anggota

5.

Siti Sutiana

Anggota

Sumber : Data struktur organisasi dan tata kerja pemerintah desa, tahun 2022.

  

 


 

 

 

 

 





Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
2672
Jumlah Kepala Keluarga
679
Jumlah PUS
456
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
239
Keluarga yang Memiliki Remaja
355
Keluarga yang Memiliki Lansia
134
Jumlah Remaja
723
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
336
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
120

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBN
APBD
Dana Desa
Perusahaan (CSR)
Swadaya Masyarakat
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
INDRA TRISNAJAYA
2147483647
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Gubernur
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota
SK Kecamatan tentang Kampung KB
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 2 orang pokja terlatih
dari 8 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Ya
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Ya,
PK dan Pemutahiran Data
Data Rutin BKKBN
Potensi Desa
Data Sektoral
Lainnya

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Lainnya
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Bulanan