Gambaran Umum


HISTORY GAMPONG PUTUE

Gampong Putue adalah suatu kawasan hijau yang belum mempunyanyi kepemilikan hak Atas tanah, Kemudian sekelompok warga menghuni untuk kegiatan berladang dan bercocok tanam sehingga terbentuk suatu komunitas Masyarakat. Pertama sekali jadi gampong putue di ”Glei soh”, (Hutan Kosong). Pada suatu saat perkampungan tersebut terkena wabah penyakit muntah mencret yang pada masa itu di kenal dengan nama (tae’n), kemudian penduduk tersebut berpindah ketempat lain yang di sebut sekrang Putue. Untuk menghindari penyakit tersebut, Gampong putue pada saat itu dipimpin oleh Petua Abdullatif. Nama Gampong Putue diangkat dari asal kata “Petua”

(pemimpin) diartikan dengan banyaknya warga memanggil seorang pemimipin pada saat itu dengan sebutan petua, kemudian petua tersebut meninggal dunia, untuk mengenang jasa beliau, Sehingga Masyarakat pada saat itu duduk musyawarah/merembuk dan bersepakat untuk menyebutkan gampong tersebut dengan nama “PETUA” dan dikenal sampai sekarang dengan nama Gampong “PUTUE”.

 Wilayah Gampong Putue berbatasan  sebelah timur Dengan Hutan Negara, Sebelah barat berbatasan dengan Gampong Cot dulang, Sebelah selatan Berbatasan dengan Hutan Adat dan Negara, Dan sebelah utara berbatasan degan Gampong Lamdurian. Pada saat itu Gampong Putue dipimpin oleh petua Keuchik Abdullatif. Sebelum Lahirnya Gampong Putue Masyarakat tinggal di gle soh (Hutan Kosong) seperti yang telah disebutkan diatas.

            Susudah lahirnya Gampong Putue, baru membentuk tiga dusun terdiri 

dari :

v  Dusun       Ateuh

v  Dusun       Baroeh

v  Dusun       Mon Lambang

Kemudian sekitar tahun 1955 Mukim Lamno aktif, barulah Gampong Putue masuk dalam adminitrasi Negara Republik Indonesia dan masih ditetapkan dengan nama Gampong Putue.

 

NO

NAMA GEUTJHIK

PERIODE PEMERINTAHAN

1.

Abd.Latif

Sebelum merdeka

2.

Usman / keuchik Agam

1945-1955

3.

Idris

1955-1990

4.

Syahrul Nawi

1990-2006

5.

Marjani

2006-2009

6.

Sofyan YS

2009-2014

7.

Baharuddin.b

2014-2018

8.

Djailani

                             2018-2023

9.

 

 




Kondisi Umum Gampong


      Demografi

                        Secara umum keadaan topografi Gampong Putue  merupakan dataran Tinggi/Pegunungan Yang tinggi, dengan mayoritas lahan sebagain area Perkebunan dan persawahan masyarakat.


Letak Geografis Gampong

                Gampong Putue  termasuk dalam wilayah Kemukiman Lamno Kecamatan  Jaya  Kabupaten Aceh Jaya dengan luas wilayah ± 500 Ha. Secara administrasi dan geografis Gampong Putue  berbatas dengan :

 

   Batas Wilayah Gampong

-        Sebelah Utara                   :  Gampong  Lamdurian

-        Sebelah Timur                  :  Hutan Adat dan Negara

-        Sebelah Selatan                :  Hutan Adat dan Negara

-     Sebelah Barat                   :  Gampong Codulang

Nama – Nama Dusun

               -     Dusun Ateuh

-     Dusun Baroh

-     Dusun Mon Lambang

 

          Kondisi Sosial 

Tatanan kehidupan masyarakat Gampong Putue  sangat kental dengan sikap solidaritas sesama, dimana kegiatan-kegiatan yang berbaur sosial kemasyarakatan sangat berjalan dan dipelihara hal ini terjadi karena adanya ikatan emosional keagamaan yang sangat kuat antara sesama masyarakat dimana dalam agama Islam memang sangat di tekankan untuk saling berkasih sayang, membantu meringankan beban saudaranya dan dituntut pula untuk membina dan memelihara hubungan ukhwah Islamiah antar sesama. Atas landasan inilah sehingga tumbuhnya motivasi masyarakat untuk saling melakukan ineraksi dengan baik. Dan pasca Tsunami kondisi ini perlahan-perlahan juga mulai pulih meskipun tidak sama seperti sebelum Tsunami.

Masyarakat pada umunya juga sangat berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti gotong royong membersih meunasah, tempat-tempat umum jalan dan yang bersifs silaturrahmi seperti hajatan, khanduri takhziah dan lain-lain. Dalam kegiatan keagamaan seperti, mengadakan wirid yasin yang dilakukan setiap hari jum’at, Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra Mi’raj, pesta perkawinan, masyarakat gampong Putue saling tolong - menolong  dalam proses pelaksanaan kegiatan yang tersebut di atas.

  Keadaan Ekonomi

Demikian pula di sektor ekonomi produktif. Warga Gampong Putue  memiliki banyak sektor usaha ekonomi, misalnya, usaha warung kopi, jual beli sembako/kelontong, usaha peternakan, usaha menjahit, usaha kue basah/kering, pertukangan, lahan pertanian  Dan Perkebunan degan tanaman Kopi Karet Durian dan lain-lain.

Gampong Putue  adalah salah satu gampong diantara 34 Gampong yang ada dalam wilayah Kecamatan  Jaya  Kabupaten Aceh Jaya  yang terletak di sebalah Barat pusat pemerintahan kecamatan. Sebahagian mata pencaharian penduduk  petani Pekebun.

Namun terkadang masyarakat juga memiliki mata pencaharian variatif/ ganda, hal ini desebabkan oleh faktor kesempatan kerja, apabila sedang ada peluang bekerja di proyek bangunan mereka menjadi tukang atau buruh jika tidak ada mereka beralih kepada usaha pertanian dan Perkebunan juga faktor ketergantung pada musim yang sedang berjalan, para petani diluar musim tanam juga pergi berkebun.

   Berikut ini disajikan jenis Kegiatan Sosial Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari:

 Kegiatan sosial masyarakat.

Jenis Pekerjaan

Jumlah

( Jiwa )

Persen                (%)

Kondisi Usaha

1

2

3

4

1.   Petani

400

86,6

Aktif

  2.    Pegawai negeri

1

0,1

Aktif

  3.    Tukang

22

1,7

Aktif

  4.    Pedagang

11

1,5

Aktif

  5.    Sopir

6

0,6

Aktif

  6.    Buruh

47

8,7

Aktif

 

 

 

 

 

 

            Kondisi Pemerintahan Gampong

Sistem pemerintahan Gampong Putue pada pola adat/kebudayaan dan peraturan formal yang sudah bersifat umum sejak zaman dahulu. Perangkat pemerintah gampong di pimpin oleh seorang geutjhik serta dibantu oleh sekgam dalam menjalankan roda pemerintahan gampong juga dibantu oleh Imuem Meunasah yang memiliki peran yang sangat kuat dalam tatanan pemerintah gampong yaitu sebagai penasehat baik dalam penetapan sebuah kebijakan di tingkat pemerintah gampong dan dalam memutuskan sebuah keputusan hukum adat.

 

Tuha Peut menjadi bagian lembaga penasehat Gampong, Tuha Peut juga sangat berperan dan berwenang dalam memberi pertimbangan terhadap pengambilan keputusan-keputusan Gampong memantau kinerja dan kebijakan yang diambil oleh Geutjhik, Imum Meunasah berperan mengorganisasikan kegiatan-kegiatan keagamaan. Adapun struktur pemerintahan Gampong Putue  adalah sebagai berikut :

 

Masalah/ isu strategis yang dihadapi gampong


Sesuai hasil pada Forum Musrembang dalam upaya menggagas masa depan Gampong untuk 6 (enam) tahun kedepan, dapat diindentifikasi 4 (empat) issu/ permasalahan Gampong yang di rangking berdasarkan jumlah masukan yang terbanyak peserta musyawarah, tingkat kemampuan gampong yang di dasarkan atas kondisi, eksistensi serta dampak positif yang ditimbulkan akibat pembangunan tersebut. Keempat permasalahan tersebut dikelompokkan ke bidang-bidang sebagai berikut :

1.           Sektor Inprastruktur (sarana dan prasarana)

2.           Sosial Budaya

3.           Ekonomi

4.           Pelayanan Umum

 

Dan dari beberapa sektor tersebut ada beberapa masalah yang sangat mendasar dan perlu penanganan yang baik di Gampong Putue  :

1.   Pada umumnya sumber daya alam yaitu areal persawahan dan perkebunan, penduduk belum bisa dimamfaatkan secara maksimal di karenakan kodisi persawah belum adanya sarana dan prasana penunjang untuk melakukan kegiatan usaha pertanian dan perkebunan.

2.   Beberapa wilayah pemeukiman warga tergenang banjir disaat musim hujan tiba, hal ini di karenakan belum adanya saluran pembauangan air (Drainase) di areal pemukiman tersebut, sehingga kondisi ini bisa selain menggenangi perumahan juga dapat  menimbulkan dampak lain seperti wabah penyakit.

3.   Sarana prasarana kesehatan terutama jamban keluarga masih belum ada sehinnga mengabaikan kebersihan lingkungan.

4.   Beberapa ruas jalan antar dusun belum memiliki jembatan yang per manent sehingga sangat

     sulit dilalui, diantaran jalan tersebut menuju ke areal perkebunan dan persawahan penduduk

5.    Musyawarah dan pertemuan masyarakat masih dilakukan di mesjid atau menasah belum

     ada tempat permanen untuk untuk melaksanakan musyawarah.

Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
250
Jumlah Kepala Keluarga
68
Jumlah PUS
44
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
14
Keluarga yang Memiliki Remaja
23
Keluarga yang Memiliki Lansia
17
Jumlah Remaja
21
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
20
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
24

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBN
Dana Desa
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
DIAN FABRITA, S.Pd
0
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 3 orang pokja terlatih
dari 11 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Ya
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Ya,
PK dan Pemutahiran Data
Data Rutin BKKBN
Potensi Desa

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Bulanan