Gambaran Umum


>>> Sejarah Kampung
Kampung Catur Karya Buana Jaya dalam sejarahnya berawal dari Proyek Transmigrasi dari Pulau Jawa pada tahun 1978 tepatnya diresmikan tanggal tahun 1978, yang awalnya bernama Unit IV, Tulang Bawang I. Tahun 1978 sampai dengan Tahun 1983 Unit IV dipimpun oleh seorang kepala unit yang bernama bapak D. Mulyo Utomo. Beberapa tahun kemudian Unit IV menjadi Kampung persiapan dengan nama Kampung Catur Karya Buana Jaya yang masuk dalam Kecamatan pembantu Banjar Agung dengan Kecamatan induk Menggala Kabupaten Lampung Utara. Pada tahun 1984 Kampung Catur Karya Buana Jaya ditetapkan menjadi Kampung Devinitif dengan Kepala Kampung pertama Hidayat yang merupakan Kepala Kampung yang ditunjuk oleh KUPT kemudian pada tahun 1990 digantikan oleh Suwardi sebagai Kepala Kampung persiapan, baru pada tahun 1993 Kampung Catur Karya Buana Jaya memiliki seorang Kepala Kampung terpilih yang bernama Maskun. Tahun 1991 Kmapung Catur Karya Buana Jaya dimekarkan menjadi dua Kampung dengan Kampung pemekaran bernama Kampung Suka Maju, Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulang Bawang.
Setelah dilaksanakannya otonomi daerah, Pemerintah daerah Kabupaten Tulang Bawang merubah sebutan Kampung menjadi Kampung, maka sejak itu pula sebutan Kampung Catur Karya Buana Jaya berubah menjadi Kampung Catur Karya Buana Jaya.
Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Tulang Bawang nomor 7 tahun 2005, tentang perubahan nama kecamatan dan pembentukan enam Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Tulang Bawang, Kecamatan Banjar Agung dipecah menjadi dua Kecamatan, sebelah selatan Kecamatan Banjar Agung dan sebelah utara menjadi kecamatan baru dengan nama Banjar Margo. Kecamatan Banjar Margo terdiri dari tujuh kampung yang salah satunya adalah Kampung Catur Karya Buana Jaya.
Tahun 2007 Kampung Catur Karya Buana Karya Buana Jaya kembali dimekarkan menjadi dua kampung, Kampung Catur Karya Buana Jaya dan Kampung Tri Tunggal Jaya, yang masuk dalam wilayah Kecamatan Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang.
Sejak awal pemekaran, Kampung Catur Karya Buana Jaya dipimpin oleh kepala kampung yang bernama bapak sartono. Setelah masa baktinya habis kembali di laksanakan pemilihan kepala kampung dan bapak Sinto adalah kepala kampung terpilih pada tahun 2015. Pada tahun 2019 beliau merombak aperatur kampung mulai dari sekretaris kampung bapak Suprantoyo, kaur keuangan Anita dyah Sukaisy, Kepala urusan perencanaan dan pembangunan bapak Dwi Agus Susanto, kasi Pemerintahan bapak  Daim dan Kasi kesejahteraan dan pelayanan bapak Sapariyanto, Ketua suku 1 bapak Anton Sukisna, Ketua suku 2 bapak Sutarto, Ketua suku 3 bapak Daut Hadi Prayitno, Ketua suku 4 bapak Abdul Ghofur dan 20 orang RT yang ada di kampung Catur Karya Buana Jaya. Beliau juga membentuk Badan Permusyawaratan kampung (BPK) yang diketuai oleh bapak Darno, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kampung (LPMK) yang diketuai oleh Bapak Munari.
 Kampung Catur Karya Buana Jaya berdiri dari beberapa suku yang tersebar di empat suku, dari ke empat suku tersebut, tersebar juga keragaman dan potensi dari masing masing suku. Disamping itu, sumber daya suku pun memiliki potensi dan masalah yang hampir seragam. Sumber daya manusia di Kampung ini masih kurang memadai untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang baru sehingga menyebabkan sulitnya penduduk mendapatkan pekerjaan. Mayoritas penduduk Kampung Catur Karya Buana Jaya adalah petani karet dan sawit, namun hasil perkebunan yang dicapai hanya cukup untuk memenuhi kebutan sehari hari saja. Selain petani, penduduk Kampung ini juga bermatapencaharian sebagai buruh, kuli bangunan, PNS, pegawai swasta dagang dan lain lain.
Pendukung utama roda perekonomian Kampung Catur Karya Buana Jaya adalah perkebunan karet dan sawit. Keberhasilan masyarakat dibidang perkebunan harus didukung dengan adanya peran dari pemerintah dalam mengerakan masyarakat untuk terus aktif dalam mengolah lahannya, namun hal itu tidak sejalan dengan harapan yang diinginkan semua pihak, sepeeti sarana dan prasarana penunjang perekonomian, serta sosial kemasyarakatandikampung ini kurang mendukung. Sehingga pertumbuhan perekonomian yang diharapkan oleh semua pihak tidak dapat berjalan. Sebagai contoh, kondisi jalan menuju sentra lahan lahan produksi perkebunan yang kurang baik sehingga membuat harga jual hasil perkebunan masyarakat menurun.

Infrastruktuktur yang sangat berperan dalam peningkatan ekonomi masyarakat adalah jalan. Mayoritas kondisi jalan yang ada di Catur Karya Buana Jaya sudah cukup baik. Namun jalan jalan di dalam suku masih banyak yang merupakan jalan tanah, khususnya jalan jalan yang menghubungkan ke areal persawahan/perkebunan. Apabila musim hujan, kondisi cukup memprihatinkan, akses menjadi lambat dan licin. Kondisi jalan ini diperparah dengan tidak adanya telford/perkerasan jalan.
Kehidupan sosial masyarakat di Catur Karya Buana Jaya sangat baik dan relatif tidak memiliki masalah. Mayoritas penduduk adalah suku jawa, sebagian lagi suku bali, suku sunda, lampung dan beberapa suku lainnya. Meskipun terdapat keragaman suku, namun sosialisasi terjalin dengan baik antar suku maupun antar kampung. Sedangkan kelembagaan kampung Catur Karya Buana Jaya telah memiliki organanisasi – organisasi masyarakat, pemuda, keagamaan, sosial, politik maupun organisasi pemerintahan lokal yang baik. Hanya saja kurang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai serta ketrampilan sumber daya manusia yang belum maksimal.

>>> Kondisi Umum Kampung
Kampung Catur Karya Buana Jaya adalah salah satu Kampung yang ada di Kecamatan Banjar Margo Kabupaten Tulang Bawang dengan luas wilayah 1.118 Ha. Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan 6 Km atau kira – kira 20 menit, ± 36 Km dari pusat pemerintahan Kabupaten dan ± 150 Km dari pusat Pemerintahan Provinsi.
   Secara adminstrasi, Kampung Catur Karya Buana Jaya berbatasan dengan :
-    Sebelah utara berbatasan dengan Kampung Bujuk Agung
-    Sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Suka Maju
-    Sebelah Barat berbatasan dengan Kampung Tri Tunggal Jaya
-    Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Ringin Sari

Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
2256
Jumlah Kepala Keluarga
658
Jumlah PUS
443
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
201
Keluarga yang Memiliki Remaja
461
Keluarga yang Memiliki Lansia
178
Jumlah Remaja
461
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
339
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
104

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Tidak Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Tidak Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
Dana Desa
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
Husni roslinda marpaung
196712101989032006
Regulasi dari pemerintah daerah Tidak Ada
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 0 orang pokja terlatih
dari 14 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Tidak Ada
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Tidak Ada

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Tidak Ada
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Bulanan