KAMPUNG KB GERBANG SERIBU

Gambaran Umum

Kampung KB “Gerbang Seribu” merupakan Kampung KB pertama yang dibentuk dan dicanangkan di Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 29 Februari 2016 yang berlokasi di Kecamatan Samarinda Ilir, Kelurahan Sungai Dama. Kampung KB “Gerbang Seribu” terletak di wilayah padat penduduk dan pinggiran muara sungai Mahakam Kota Samarinda yang terdiri dari 3 RT yakni RT 25,26 dan 27.

Kampung KB “Gerbang Seribu” memiliki kepanjangan Gerakan Pembangunan Seribu Rupiah, dimana setiap keluarga berkontribusi minimal seribu rupiah setiap harinya untuk kelanjutan pembangunan dan kegiatan-kegiatan masyarakat yang ada di kampung kb, seperti majelis ta’lim, HBS, pengajian-pengajian, kerja bakti, senam sehat dan sebagainya. Dengan adanya gerakan tersebut diharapkan kegiatan kampung kb tetap berlanjut dan berkesinambungan sehingga memajukan kualitas dan kerukunan masyarakat serta memberdayakan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya sendiri tanpa ketergantungan oleh bantuan dari pemerintah ataupun pihak lain yang sifatnya stimulus dan sementara.

Berdasarkan hasil Pendataan Keluarga Tahun 2015 dan pemutakhirannya, jumlah keluarga yang telah terdata sebanyak 163 KK yang terdiri dari 150 KK Laki-laki dan 13 KK perempuan. Adapun jumlah jiwa yang terdapat di Kampung KB “Gerbang Seribu” sebanyak 603 jiwa yang terdiri dari 302 jiwa laki-laki dan 301 jiwa perempuan. Masyarakat Kampung KB “Gerbang Seribu” pada umumnya berprofesi sebagai PNS/TNI/Polri (54,5%), Pegawai Swasta (22,7%), Pensiunan (11,7%), Pedagang (5,8%), Pekerja Lepas (4,5%) dan Wiraswasta (0,6%). Adapun KK yang belum bekerja sebanyak 9 KK (5,5%).

Dengan didominasi warga yang bekerja sebagai PNS/TNI/Polri dan pegawai swasta, warga Kampung KB “Gerbang Seribu” dominan masuk sebagai Keluarga Sejahtera I (58,9%) dan Keluarga Sejahtera II (38,7%) dan hanya terdapat 2,5% atau sebanyak 4 KK yang masuk Keluarga Pra Sejahtera. Untuk kesertaan ber-KB warga Kampung KB “Gerbang Seribu” sebesar 54,4% warganya sedang menggunakan alat kontrasepsi dimana dominan menggunakan kontrasepsi Suntikan (46,8%) dan Pil (32,3%).