KKN UNDIP Ajak Warga Banjarsari Lestarikan Lingkungan lewat Biopori

SEHATI kel. BANJARSARI SOLO
Dipublikasi pada 19 August 2024

Deskripsi

Surakarta, 4 Agustus 2024 – Suasana gotong royong begitu terasa di Kelurahan Banjarsari, Kota Surakarta. Puluhan warga RW 10 dari RT 01, 02, dan 03 tampak antusias mengikuti pelatihan pembuatan lubang biopori yang diselenggarakan oleh KKN TIM II Universitas Diponegoro tahun 2024. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya meresapkan air hujan, pengelolaan sampah organik dan menjaga kelestarian lingkungan.

Pelatihan yang digelar secara langsung ini diawali dengan demonstrasi pembuatan lubang biopori. Para peserta tampak serius menyimak penjelasan dari tim KKN. Setelah itu, mereka diajak untuk mempraktikkan langsung pembuatan lubang biopori di area yang telah disediakan. Meskipun terdapat kendala berupa adanya batu-batu yang cukup sulit digali, namun semangat warga tidak surut.

Antusiasme warga ini tidak lepas dari upaya Kelurahan Banjarsari untuk mewujudkan program kampung iklim (proklim). Dengan semakin banyaknya lubang biopori, diharapkan dapat meningkatkan kualitas tanah, dan mengurangi risiko banjir.

Kurangnya Lahan Resapan, Dorong Pembuatan Biopori

Latar belakang diadakannya pelatihan ini adalah semakin berkurangnya lahan resapan akibat pembangunan yang semakin masif. Hal ini menyebabkan terjadinya genangan air saat musim hujan dan berkurangnya cadangan air tanah pada musim kemarau.

"Pembuatan biopori merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Lubang biopori berfungsi sebagai tempat meresapkan air hujan ke dalam tanah, sehingga dapat mengurangi risiko banjir dan menjaga ketersediaan air tanah," jelas Katon Suryo N, koordinator kegiatan.

Dampak Positif Biopori

Selain dapat mengatasi masalah banjir dan menjaga ketersediaan air tanah, biopori juga memiliki banyak manfaat lainnya, antara lain:

  • Meningkatkan kualitas tanah: Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang biopori akan terurai menjadi pupuk organik yang menyuburkan tanah.
  • Mengurangi volume sampah: Dengan adanya lubang biopori, volume sampah organik rumah tangga dapat berkurang secara signifikan.
  • Menciptakan lingkungan yang lebih sehat: Biopori dapat membantu memperbaiki kualitas udara dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan para peserta dapat terus membuat lubang biopori di rumah masing-masing. Dengan demikian, target untuk mewujudkan kampung iklim di Kelurahan Banjarsari dapat segera tercapai.

Sesi Kegiatan Pembinaan Lingkungan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan