PENGECEKAN GOLONGAN DARAH WARGA KAMPUNG KB H. ISA

H. Isa
Dipublikasi pada 15 October 2020

Deskripsi

Pada Hari Kamis Tanggal Lima Belas Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Dua Puluh, telah dilaksanakan Pengecekan Golongan Darah Warga Kampung KB H. Isa yang bertempat di Kp. Cigula Desa Padakembang Kecamatan Padakembang yang di hadiri oleh PKB, Bides, Kapus, TPD, Pokja Kampung KB, dan warga.

    Tes golongan darah adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah seseorang. Terdapat dua jenis penggolongan darah, yaitu sistem ABO dan sistem rhesus (Rh). Penggolongan darah didasarkan pada jenis antigen yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Antigen adalah zat yang membantu tubuh dalam mengidentifikasi zat asing yang berpotensi membahayakan tubuh. Zat asing yang terdeteksi dalam tubuh akan dihancurkan oleh sistem imunitas. Sistem ABO 

Pada sistem ABO, golongan darah terdiri atas empat jenis berikut:
Golongan darah A yang memiliki antigen A
Golongan darah B yang memiliki antigen B
Golongan darah AB yang memiliki antigen A dan B
Golongan darah O yang tidak memiliki antigen A maupun B
        Sistem rhesus
Sedangkan pada sistem rhesus, golongan darah terdiri atas dua tipe di bawah ini:
       1.)  Rhesus positif (Rh+)
Orang dengan rhesus positif memiliki antigen Rh di permukaan sel darah merahnya.
      2.)   Rhesus negatif (Rh-)
Orang dengan rhesus negatif tidak memiliki antigen Rh.
Apabila darah tanpa antigen yang tidak dimiliki oleh tubuh memasuki pembuluh darah, tubuh akan membentuk antibodi terhadap antigen tersebut. Darah ini akan dianggap sebagai benda asing dan sistem imun tubuh akan menghancurkan sel darah.
Tes golongan darah penting dilakukan apabila pasien memerlukan transfusi darah atau berencana mendonorkan darahnya. Golongan darah pendonor yang tidak sesuai dengan golongan darah penerima (resipien) akan memicu terjadinya reaksi imun yang berbahaya bagi pasien. Karena itu, tes ini diperlukan untuk mencegahnya.
        Tes golongan darah diperlukan sebelum transfusi darah atau mendonorkan darah. Pemeriksaan ini juga dibutuhkan untuk memastikan pasien menerima jenis darah yang tepat selama atau setelah operasi.
Apabila golongan darah pendonor dan resipien tidak cocok, penggumpalan darah serta penghancuran sel darah yang berbahaya dapat terjadi.
Pemeriksaan ini juga diperlukan bagi wanita hamil. Seorang ibu yang memiliki golongan darah rhesus negatif dan suami bergolongan darah rhesus positif kemungkinan melahirkan anak dengan golongan darah rhesus positif.
Terdapat risiko reaksi imun ketika sel darah sang ibu menghancurkan sel darah bayinya karena dianggap sebagai benda asing. Kondisi ini dikenal dengan istilah inkompatibilitas rhesus. Oleh karena itu, obat bernama Rhogam perlu diberikan untuk mencegah terjadinya kondisi ini.
Tes golongan darah akan dilakukan pada pasien dengan beberapa kondisi berikut:
Memerlukan transfusi darah
Sedang hamil
Ingin mendonorkan darah
Akan menjalani operasi
Akan mendonorkan organ untuk transplantasi
Untuk membantu proses hukum guna memeriksa identitas seseorang yang melakukan tindak pidana
Untuk menunjukkan hubungan keluarga
        Persiapan untuk menjalani tes golongan darah
Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan pasien sebelum pemeriksaan.
Prosedur tes golongan darah dapat dilakukan di klinik, laboratorium, atau rumah sakit. Tenaga medis akan mengambil sampel darah dari tangan atau lengan pasien. Berikut prosedurnya: 
Tenaga medis akan membersihkan area pengambilan darah dengan cairan antiseptik untuk membunuh kuman.
Lengan atas pasien akan diikat oleh perban elastis agar aliran darah di lengan dapat terkumpul.
Setelah vena ditemukan, darah kemudian diambil dengan menyuntikkan jarum steril ke pembuluh darah.
Ketika jumlah darah dirasa sudah cukup, jarum akan dicabut.
Bagian yang disuntik akan ditutup dengan perban.
Selain dengan pengambilan darah memakai jarum suntik, sedikit sampel darah juga bisa diambil dari ujung jari pasien. Dengan ini, risiko nyeri pada lokasi tusukan bisa dikurangi.
Darah yang sudah diambil kemudian dicampur dengan antibodi dan reaksi yang terjadi akan diamati. Misalnya, apabila sel darah pasien menggumpal ketika dicampur dengan antibodi golongan darah A, berarti pasien memiliki golongan darah B.
Setelah itu, sampel darah akan dicampur dengan antibodi rhesus. Jika sel darah pasien menggumpal ketika dicampur dengan antibodi rhesus, berarti pasien mempunyai rhesus positif.
        Hasil pemeriksaan ini adalah tipe golongan darah, baik ABO maupun rhesus. Berdasarkan tipe golongan darah ABO, hasil tes berupa golongan darah A, B, AB, atau O. Sedangkan berdasarkan golongan darah rhesus, hasil tes berupa rhesus positif atau negatif.
        Setelah menjalani tes, golongan darah dapat diketahui dalam beberapa menit. Pasien yang sudah mengetahui golongan darahnya bisa mendonorkan darah atau menerima transfusi darah dari pendonor dengan golongan darah yang cocok dengannya.
        Risiko yang dapat dialami saat pengambilan darah untuk tes golongan darah meliputi:
Pingsan atau sensasi seperti ingin pingsan
Banyak tusukan untuk melokalisir pembuluh darah vena
Pendarahan
Hematoma, yakni penumpukan darah di bawah kulit
Infeksi karena adanya perlukaan di kulit, namun risikonya termasuk kecil.

Sesi Kegiatan Kasih Sayang

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan