Perpustakaan Cisarua Ubah Sampah Jadi Emas, Warga Nabung dari Limbah
Deskripsi
Sukabumi – Inovasi terus bergulir dari Perpustakaan Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Lewat program Bank Sampah Swa-Pilah, perpustakaan berhasil menggugah kesadaran warga untuk memilah sampah dari rumah dan menjadikannya sumber tabungan masa depan. Salah satu hasil terbaru menunjukkan sampah yang terkumpul berhasil dikonversi menjadi uang tunai senilai Rp53.400, yang kemudian diinvestasikan dalam bentuk logam mulia mikro.
Program ini merupakan bagian dari kolaborasi antara Perpustakaan Kelurahan Cisarua dan warga Kampung KB Aman RW 14 dan Perpustakaan Kelurahan Cisarua, yang aktif melakukan pemilahan sampah mandiri.
Sampah Dipilah, Lingkungan Bersih, Tabungan Bertambah
Dalam kegiatan yang terdokumentasi pada Sabtu (12/5/2025), warga membawa sampah anorganik seperti plastik, kertas, logam, dan botol kaca ke perpustakaan untuk ditimbang dan dicatat. Hasil penjualan dari sampah tersebut adalah sebagai berikut:
• Plastik campur 600 gram → Rp3.000
• Kertas B3 4 kg → Rp20.000
• Kertas putih 1 kg → Rp6.000
• Aluminium 1,6 kg → Rp16.000
• Botol kaca 1,58 kg → Rp12.400
Total nilai : Rp53.400
Uang tersebut tidak langsung digunakan, melainkan disisihkan untuk pembelian koin emas mikro. Langkah ini bertujuan agar hasil penjualan sampah tidak hanya menjadi konsumsi sesaat, tetapi dapat berkembang sebagai aset jangka panjang.
Sementara itu, sampah organik seperti sisa dapur dan daun kering tidak lagi dibuang ke TPS, melainkan dimasukkan ke dalam lubang biopori yang dibuat di pekarangan rumah warga. Metode ini dinilai efektif dalam mengurangi beban TPS dan menghasilkan pupuk alami untuk tanaman.
Literasi Lingkungan Dimulai dari Rumah
Ketua Kampung KB Aman, Yusmeli, mengajak warga untuk terus memilah sampah dan menanamkan kebiasaan menabung dari hasil daur ulang. “Ayo rapikan sampah, tukarkan jadi emas! Lingkungan bersih, tubuh sehat, dan kita belajar menabung,”* ujarnya.
Entang Darmadi, S.IP, Kepala Perpustakaan Kelurahan Cisarua menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari transformasi peran perpustakaan sebagai pusat edukasi dan aksi nyata. “Membaca buku itu penting, tapi membaca kondisi alam sekitar jauh lebih penting. Melalui Bank Sampah Swa-Pilah, kami membuktikan bahwa perpustakaan bisa menjadi laboratorium sosial bagi pembangunan berkelanjutan.”
Dampak Positif yang Sudah Terlihat
Sejak program ini berjalan, tercatat sejumlah dampak positif di lingkungan Kelurahan Cisarua :
• Kesadaran warga untuk menabung meningkat.
• Terbangunnya budaya gotong royong berbasis ekoliterasi.
Ajakan untuk Bertindak
Perpustakaan Kelurahan Cisarua mengajak masyarakat untuk:
1. Memilah sampah dari rumah setiap hari.
2. Menabung hasil sampah melalui Bank Sampah Swa-Pilah.
3. Memanfaatkan lubang biopori untuk mengolah sampah organik.
4. Menanam dengan pupuk alami hasil biopori.
Dengan gerakan sederhana namun konsisten ini, Cisarua menapaki jalannya menuju kampung berkualitas: bersih, sehat, dan pandai menabung.[]