Gambaran Umum


Pada tahun tanggal 29 November 2016 didirikanlah sebuah Kampung KB yang di beri nama "Kampung KB Kamboja" yang mana terletak di Desa Babadan, Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi. Kampung KB adalah salah satu terobosan untuk Progresifias Penyuluhan KB tingkat Desa. Adapun dibentuknya Kampung KB guna meningkatkan partisipasi masyarakat, pemerintah, lembaga, non pemerintah, dan Swasta dalam program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan pembangunan sosial. 

1.Kondisi geografis

Secara geografis desa babadan terletak pada posisi 7 26' Bujur Timur,arah kiblat : 294 23 . Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 53 m diatas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS kabupaten ngawi tahun 2004,selama tahun 2004 curah hujan di Desa Babadan rata-rata mencapai 2.400mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 405,04 mm yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2000-2008. Kebutuhan pokok air minum berasal dari tanah ( sumur dangkal ) dengan kedalaman maksimal pada musim kemarau antara 15-24 meter.Sedangkan kebutuhan air pertanian berasal dari pengairan teknis 5%,tadah hujan dan sisanya pengairan sumur dangkal/pompa air.

Secara administratif,Desa babadan terletak diwilayah kecamatan pangkur kabupaten Ngawi dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga.Disebelah utara berbatasan dengan Desa Ringinanom kecamatan Karangjati. Disebelah Barat berbatasan dengan Desa Karangsono kecamatan Kwadungan. Disisi selatan berbatasan dengan Desa Sogo Kecamatan Balerejo,sedangkan disisi Timur berbatasan dengan desa Banaran kecamatan Balerejo.

Jarak tempuh Desa Babadan ke ibu kota Kecamatan adalah 6 km,yang dapat ditempuh dengan waktu 15 menit.Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 30 km,yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 1 jam.

2. Kondisi dan Ciri Geologis Wilayah.

Luas Wilayah desa Babadan adalah 554.080 Ha.Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan ,yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum,pemukiman,pertanian,perkebunan,kegiatan ekonomi dan lain-lain.

Luas lahan yang diperuntukkan untuk sawah adalah 311,494 Ha.Luas lahan untuk lahan tegalan dan pekarangan adalah 212,586 . Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut: Untuk perkantoran 0,50 Ha,sekolah 2,520 Ha.olaraga 1,56 Ha,dan tempat pemakaman umum 2,1 Ha.

Wilayah desa Babadan secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan.secara prodentase kesuburan tanah desa babadan terpetakan sebagai berikut : sangat subur 27 Ha,subur 210 Ha,sedang 100 Ha,tidak subur /kritis 12.350 Ha. Hal ini memungkinkan tanaman padi untuk dapat panen dengan menghasilkan 9.2 Ton/Ha.Tanaman jenis palawijo juga cocok ditanam disini.

Berdasarkan data yang masuk tanaman polowijo seperti kedelai,kacang tanah,kajang panjang,jagung dan ubi kayu,ubi jalar ,serta tanaman buah seperti mangga,pepaya,melon dan pisang juga mampu menjadi sumber pemasukan ( income ) yang cukup handal bagi penduduk desa ini.untuk tanaman perkebunan ,jenis tanaman tebu merupakan tanaman handalan.Kondisi alam yang demikian ini telah mengantarkan sektor pertanian secara umum menjadi penyumbang produk domestik desa Bruto (PDDB).Desa yang secara total mencapai Rp.22.607.605.000.

Jenis tanah hitam Desa babadan ini menjadi kurang bagus sebagai lahan pemukiman dan jalan,karena cenderung labil .karenanya masyarakat desa babadan masih menyukai rumah dari papan kayu daripada tembok bangunan .Sebab bangunan tembok ,kalau pondasinya tidak maksimal kuat akan beresiko pecah dan bisa membahayakan jiwa penduduk .sedangkan keberadaan testur tanah hitam yang lembek dan bergerak juga mengakibatkan jalan-jalan cepat rusak .karenanya pilihan teknologi untuk membangun jalan dari bahan-bahan yang relatif bertahan lama menjadi pilihan utama.

3. Sejarah Desa

Berawal dari pemberontakan Ronggolawe Tuban terhadap Raja Majapahit ,seorang prajurit Tuban bernama Raden Singodiwongso mengungsi keselatan bersama teman-temannya bertemu dengan Raden Wonokerto,kakak bupati madiun K.R.Papak.

pertemuan tersebut sepakat untuk membuka/membabat/menebang hutan untuk bermukim.setelah babatan hutan selesai diadakan pertemuan dan sepakat memberikan nama sebuah Desa 'Babadan"dilanjutkan pembagian tugas yang menjadi lurah Raden Wonokerso,namun ditolak karena masih ada tugas yang diemban oleh bupati akhirnya sepakat R.Singodiwongso yang mengemban tugas menjadi lurah desa tersebut (Lurah pertama desa Babadan ,makamnya diabdikan dengan cungkup alang-alang sampai sekarang.

Raden nolo Salah satu pengikut R singodiwongso mengemban tugas dibidang budaya dan agama islam.Turun temurun R Singodiwongso menjadi pemimpin Desa  Babadan dan Ki Nolo turun temurun  mengemban budaya dan agama sampai sekarang.

Adapun Desa Babadan terdiri dari tujuh dusun yang mempunyai sejarah bahwa konon :

1.Dusun nganti : untuk babat hutan dimulai disuatu tempat pertemuan sambil menanti (Jw .Ngenteni ) teman-temannya akhirnya disebut dusun nganti.

2.Dusun Loran : Membabat hutan dimulai sebelah utara ( Jw.Lor) akhirnya disebut dusun loran

3.Dusun Tengahan : Membabat hutan sudah sampai dibagian tengah akhirnya disebut dusun tengahan.

4.Dusun Gerung : Membabat hutan mendengar suara harimau yang mengaung (Jw.Gerung-gerung ) akhirnya disebut dusun gerung.

5.Dusun kasren :Membabat hutan istirahat ditempat yang asri akhirnya disebut dusun kasren.

6. Dusun Nguluh : Membabat hutan bambu uluh ( Jw.Pring nguluh )akhirnya disebut dusun nguluh.

7. Dusun kaligandri : Membabat hutan pepohonan gandri diseberang sungai ( Jw.Kali dan Gandri )akhirnya disebut kali gandri.

Sejarah para kepala desa yang pernah memimpin Desa babadan berdasarkan urutan kepemimpinannya:

1. Singodiwongso

2.Condrodiwongso

3.Singodrono

4.Ponco Taruno

5.Djoikromo

6.Sagung

7.Poncodrono

8.Karto ikromo

9.H.Tarmadi

10. Ponco ikromo (karan lurah beleh/nganti)

11.Karso Rejo (karan lurah minggat)

12.Imam astro

13.Wongso sentono

14.Purwosentono

15.Drs.Marsis

16.Djoko Suhodo,S.Pd


4.Struktur Pemerintahan

Keberadaan Rukun Tetangga ( RT ) sebagai bagian dari satuan wilayah pemerintahan desa Bbabadan memiliki fungsi yang sangat berarti terhadap pelayanan kepentingan masyarakat wilayah tersebut,terutama terkait hubungannya dengan pemerintahan pada level diatasnya.Dari kumpulan Rukun Tetangga inilah sebuah Padukuhan  ( Rukun Warga :RW) terbentuk.

Wilayah Desa babadan terbagi didalam 18 rukun warga (RW)dan 55 rukun tetangga (RT)yang tergabung didalam 7 dusun yaitu :Nganti,Loran,Tengahan,Gerung,Kasren,Nguluh,Kali Gandri,yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala Dusun.Posisi kasun menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan Tugas desa kepada aparat ini.


 

Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
5244
Jumlah Kepala Keluarga
4584
Jumlah PUS
1714
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
235
Keluarga yang Memiliki Remaja
1269
Keluarga yang Memiliki Lansia
604
Jumlah Remaja
790
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
91
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
1623

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBD
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
SUNARSIH
2147483647
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Tidak Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 0 orang pokja terlatih
dari 8 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Ya
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Ya,
PK dan Pemutahiran Data

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Tahunan