Gambaran Umum


A. PROFIL DESA PANDANSARI

Desa Pandansari terletak di ujung selatan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang yang berbatasan dengan Kecamatan Talun Kabupaten Pekalongan dan ujung barat berbatasan dengan desa Guntur Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ujung timur berbatasan dengan Desa Wates Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang, Kemudian ujung utara berbatasan dengan Desa Sidorejo Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. Desa Pandansari mempunyai wilayah 8 pedukuhan antara lain : Dukuh Krajan, Dukuh Sudimoro, Dukuh Kepritan, Dukuh Watu Belah, Dukuh Mrico, Dukuh Kedungluke, Dukuh Limbangan dan Dukuh Jethak. Desa Pandansari juga mempunyai 13 RT dan 4 RW. Jumlah penduduk di Desa Pandansari ada 4.296 jiwa, terdiri dari jumlah jiwa laki-laki sebanyak 2.165 jiwa dan perempuan sebanyak 3.131 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 1.159 KK. Jumlah WUS di Desa Pandansari ada 1.287 jiwa dan jumlah PUS 750 KK. Desa Pandansari mempunyai tahapan Keluarga Sejahtera antara lain : Keluarga Sejahtera ada 50 KK, Keluarga Sejahter I (KS I) ada 336 jiwa, Keluarga Sejahtera II (KS II) ada 655 KK, Keluarga Sejahtera III (KS III) ada 80 KK dan Keluarga Sejahtera III+ (KS III+) sebanyak 38 KK. Desa pandansari juga mempunyai TRI BINA dan UPPKS unggulan B. PROFIL KAMPUNG KB Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara yang memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan program kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Hal ini bertujuan untuk lebih mengoptimalkan pelayanan KB masyarakat khususnya di pedesaan dengan sasaran masyarakat menengah ke bawah. Harapannya dengan membatasi jumlah kelahiran anak dapat merubah taraf kehidupan serta perencanaan terhadap masa depan anak menjadi lebih terjamin dan sejahtera. Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) sesuai dengan petunjuk Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah membentuk pilot Project pelayanan KB berbasis kampung sebagai percontohan program kependudukan di desa Pandansari Kecamatan Warungasem. Secara umum Kampung KB di desa Pandansari merupakan bentuk miniatur Program KKBPK secara utuh dan menyeluruh dengan melibatkan sektor/ instansi terkait serta mitra kerja dan stakeholder di tingkat desa dan merupakan tempat untuk “membumikan” Program KKBPK secara komprehensif sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat yang tinggal di desa Pandansari tersebut. Adapun RW yang terpilih mewakili desa Pandansari dalam pilot project Kampung KB adalah RW IV. Hal ini dikarenakan RW IV merupakan wilayah administratif setingkat dusun dengan jumlah penduduk yang relatif padat yang terdiri dari dua pedukuhan yaitu dukuh Jetak dan dukuh Limbangan dan jumlah RT sebanyak 3 RT dengan jumlah Kepala Keluarga yang ada sebanyak 225 KK.

1. PENCAPAIAN PESERTA KB BARU

Berdasarkan Laporan Hasil Pencapaian Peserta KB Baru selama Tahun 2016, desa Pandansari memiliki akseptor Peserta KB Baru dengan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebanyak 7 akseptor dan pencapaian Peserta KB Baru dengan menggunakan metode Non MKJP sebesar 80 akseptor. Hal ini berarti bahwa pencapaian Peserta KB baru di desa Pandansari sebanyak 110,13 % dari jumlah Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) Peserta KB Baru sebanyak 79. Masyarakat desa Pandansari masih belum menyadari pentingnya penggunaan alat kontrasepsi terutama dengan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) guna mengatur jarak kehamilan dan jumlah anak. Hal ini terbukti dari kurangnya kesadaran masyarakat khususnya wanita dalam menggunakan alat kontrasepsi MKJP. Dalam data pencapaian Peserta KB Baru selama tahun 2016 hanya 3 akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi IUD dari jalur pemerintah dan yang menggunakan implant hanya 4 akseptor. Bahkan untuk KB MO baik MOP maupun MOW pencapaian Peserta KB Baru nya tidak ada sama sekali, tingkat partisipasi KB Pria di desa Pandansari sejak 5 tahun terakhir bisa di katakan sangat sedkit. Terbukti dengan tidak adanya Pria di desa Pandansari yang tercatat menggunakan KB menggunakan MOP, hanya ada pria yang menggunakan kondom itupun tidak lebih 10 orang. Padahal di di dekade 90-an Pandansari adalah kantong MOP yang lumayan besar di kecamatan Warungasem. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh pandangan masyarakat bahwa KB adalah urusan kaum perempuan, sehingga pria tidak perlu menggunakannya, terlebih mayoritas pria di desa Pandansari bermatapencaharian sebagai petani yang harus bekerja keras di sawah. Mereka menilai bahwa KB Pria yang berupa vasektomi / MOP bisa menghambat pekerjaan mereka. Berikut rangkuman perkembangan Pencapaian Peserta KB (PB) selama 3 tahun terakhir. Chart 1. Perkembangan Capaian PB MKJP dari tahun 2014 s/d tahun 2016 Desa Pandansari Chart 2. Perkembangan Capaian PB Non MKJP dari tahun 2014 s/d tahun 2016 Desa Pandansari Chart 3. Perkembangan Capaian PB Mandiri dari tahun 2014 s/d tahun 2016 Desa Pandansari

2. PEMBINAAN PESERTA KB AKTIF

Berdasarkan Laporan C/I/PLKB/00 bulan Desember tahun 2016 Desa Pandansari dapat dilihat bahwa jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menjadi Peserta KB Aktif sebanyak 601 PUS atau sebesar 79,29% dari jumlah PUS yang ada 758 PUS. Sedangkan PUS Bukan peserta KB sebanyak 157 atau sebesar 20,71 %. PUS Bukan peserta KB terdiri dari PUS hamil sebanya 29, Ingin Anak Segera (IAS) sebanyak 37 PUS , Ingin Anak Tapi Ditunda (IAT) sebanyak 46 PUS dan PUS Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL) sebanyak 45. Nilai Unmeetneed pada bulan Desember 2016 bisa dikatakan cukup besar sebanyak 91 PUS atau sebesar 12,01 % dari jumlah PUS yang ada.

3. PEMBINAAN KETAHANAN KELUARGA

Salah satu alasan dalam pemilihan RW IV Pandansari sebagai pilot Project Kampung KB adalah karena jumlah keluarga dalam RW IVni cukup banyak dibandingkan dengan RW lain. Jumlah keluarga lebih difokuskan daripada jumlah jiwa. Hal ini di dasari karena keluarga adalah tempat atau sarana utama dan pertama untuk :

a. mengembangkan potensi seluruh anggota keluarga

b. mengembangkan nilai sosial dan tingkat ekonomi keluarga

c. School of love atau penyemaian 8 Fungsi Keluarga

d. Keluarga merupakan sel suatu bangsa, jika sel-sel tersebut tidak kokoh maka kehidupan suatu bangsa menjadi rapuh.

Sebuah keluarga yang solid yang memiliki orang tua hebat, anaknya merupakan generasi berencana, dan memiliki anggota keluarga lansia yang tangguh yang selalu meningkatkan kesejahteraan keluarganya merupakan keluarga berkualitas yang akan membawa perubahan yang sangat berarti bagi lingkungan sekitarnya dan diharapkan dapat membawa Negara Indonesia ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, Pembangunan keluarga juga sangat diperlukan dan menjadi fokus utama program KKBPK selain pengaturan dan pengendalian kelahiran. Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan pilar utama pembangunan karena sangat menentukan kemajuan suatu bangsa. Pembangunan SDM harus dimulai sejak dini saat janin masih dalam kandungan sampai anak berusia balita. Adapun masa-masa anak pada usia dibawah lima tahun (balita) sering disebut sebagai golden periode yaitu periode yang paling kritis dalam menentukan kualitas SDM karena pada saat itu proses tumbuh kembang berlangsung dengan sangat cepat. Anak balita yang tidak mendapatkan pengasuhan dan pembinaan yang baik pada periode tumbuh kembangnya akan mengalami gangguan dalam perkembangan fisik, emosi, social, dan kecerdasan. Masa balita akan juga menjadi tahap awal pembentukan dasar kemampuan, intelektual, mental, dan moral yang dapat menentukan sikap, nilai, pola perilaku seseorang dimasa depan. Peran keluarga sangat penting dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak karena keluarga adalah wahana pertama dan utama bagi kehidupan seorang anak. Keluarga yang memberikan pola pengasuhan tepat kepada anak-anaknya akan mendukung pencapaian tumbuh kembang anak secara optimal. Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan Wadah kegiatan yang beranggotakan keluarga yang mempunyai anak 0-6 tahun, bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak serta dalam rangka meningkatkan kesertaan, pembinaan dan kemandirian ber-KB bagi PUS anggota kelompok BKB. Desa Pandansari memiliki kegiatan BKB yang diberi nama kelompok BKB INTAN NUSA. Kegiatan kelompok BKB ini sudah sejak Tahun 2014 merupakan salah satu kelompok BKB dasar yang ada di kabupaten Warungasem. Kegiatan Kelompok BKB pada dasarnya merupakan kegiatan BKB yang terintegrasi dengan PAUD dan Posyandu. Kelompok Kegiatan BKB Intan Nusa berintegrasi dengan POS PAUD Intan Nusa dan Posyandu Melati. Kegiatan BKB Intan Nusa berupa penyuluhan dan pembinaan bagi anggota diadakan sebanyak 1 x pertemuan dalam sebulan. Dengan jadwal yang berbeda tiap kelompok umur. Kegiatan anggota BKB Intan Nusa yang memiliki anak dengan kelompok umur 0 – 5 Tahun diadakan sebulan sekali pada hari Rabu Minggu ke-3 setiap bulannya, setelah itu Ibu atau keluarga diberikan penyuluhan dan pembinaan oleh kader inti yang bertugas. Kegiatan BKB Intan Nusa juga berintegrasi dengan POS PAUD Intan Nusa untuk kegiatan anggota BKB Intan Nusa yang memiliki anak kelompok umur 2-5 tahunDalam memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada anggota Kelompok BKB Intan Nusa, Kader yang bertugas ditemani petugas PLKB menggunakan sarana BKB Kit serta ilmu yang diperoleh dari pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti. Selain Pelatihan BKB Dasar yang pernah diadaka ada juga pelatihan pelatihan lainnya.. Seiring berjalannya waktu, anak balita tumbuh menjadi seorang remaja dengan berbagai permasalahan remaja yang mengikuti. Masa remaja adalah masa bagi seseorang mencari identitas diri untuk menjadi dewasa. Masa ini adalah fase rawan bagi seorang remaja karena kelabilan jiwanya yang sering membuat nya berpikir dan bertindak secara naïf. Ketidaksiapan remaja dalam menghadapi perubahan ini akan menimbulkan berbagai perilaku menyimpang seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Remaja di satu sisi merupakan generasi harapan bangsa, namun di sisi lain menghadapi permasalahan yang tidak mungkin akan mengganggu perkembangan fisik maupun psikologis mereka selanjutnya. Oleh karena itu peran orang tua dan keluarga sangat penting bagi pembentukan moral dan perilaku seorang remaja. Bina Keluarga Remaja (BKR) merupakan upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua dan anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang anak dan remaja secara seimbang melalui komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja, baik secara fisik, intelektual, kesehatan reproduksi, mental emosional, sosial dan moral spiritual. Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) ETOM desa Pandansari rutin mengadakan pertemuan 1 bulan sekali. Beranggotakan 34 keluarga dari RW IV kelompok BKR ini mengadakan kegiatan di Balai Desa setiap tanggal 10 pada sore hari jam 15.00. Kegiatan BKR tersebut berupa pengajian dan penyuluhan dari pihak maupun instansi terkait. Ketua kelompok BKR ETOM, bapak Amin, beserta PLKB sangat intens dalam memberikan penyuluhan pentingnya komunikasi yang baik dan tepat antara anggota kelompok BKR selaku orang tua dengan anak remajanya. Kegiatan operasional poktan BKR Intan Nusa selain mendapat subsidi dari desa juga berasal dari dana jimpitan sukarela dari ibu atau keluarga anggota BKR. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak di dunia dengan jumlah lansia sesuai sensus penduduk 2010 berjumlah 18, 1 juta jiwa. Oleh karena itu Bina Keluarga Lansia (BKL) sangat diperlukan sesuai dengan UU No. 52 TAHUN 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan pembangunan Keluarga, Pasal 48 ayat 1 point c menyebutkan bahwa Peningkatan kualitas hidup lansia agar tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat dengan pemberian kesempatan untuk berperan dalam kehidupan keluarga. Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah kelompok kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki lanjut usia dalam pengasuhan, perawatan dan pemberdayaan lansia agar dapat meningkatkan kesejahteraannya. Diharapkan dengan aktifnya kegiatan dan anggota BKL maka semakin meningkat pula kepedulian dan peran keluarga dalam mewujudkan lansia yang bertaqwa, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Kegiatan Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) Teratai Desa Pandansari berupa Pembinaan Fisik Lansia dan penyuluhan tentang masalah psikis yang dialami lansia. Semua kegiatan BKL rutin diadakan setiap bulan sekali pada hari Rabu minggu ke-4. Pembinaan fisik dilakukan antara lain berupa periksa rutin kesehatan, mengukur tekanan darah, berat badan, pemeriksaan kadar gula dalam darah, asam urat, kolesterol dan senam lansia. Kegiatan ini diketuai langsung oleh bidan desa sekaligus penduduk asli Pandansari yaitu ibu Sakinah. Sedangkan untuk pembinaan masalah psikis antara lain berupa siraman rohani, penyuluhan masalah psikis yang sering dialami para lansia seperti masalah kecemasan dan ketakutan, perasaan mudah tersinggung, dan rasa kesepian serta bagaimana cara mengatasinya. Kegiatan BKL Teratai yang beranggotakan 41 anggota biasanya diadakan bergantian di rumah anggota. Untuk menuju tempat lokasi pertemuan BKL biasanya para lanjut usia datang dengan diantar anaknya. Kegiatan operasional poktan BKL Teratai selain mendapat subsidi dari desa juga berasal dari dana jimpitan sukarela dari lansia atau keluarga anggota BKL.

4. PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai peran yang penting di dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional. Untuk itu keluarga perlu dibina agar tercipta keluarga sejahtera. Berbagai upaya dan kebijakan pembangunan telah dilakukan pemerintah selama ini terutama untuk memberikan peluang pada masyarakat miskin guna meningkatkan kesejahteraannya.salah satu bentuk upaya tersebut adalah dengan cara memberikan wadah untuk mengembangkan kegiatan kewirausahaan dengan cara pemberdayaan ekonomi keluarga guna meningkatkan kesejahteraannya. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) adalah sekumpulan keluarga yang saling berinteraksi dan terdiri dari bebagai tahapan keluarga sejahtera, mulai dari keluarga Pra Sejahtera sampai dengan Keluarga Sejahtera III Plus baik yang sudah menjadi akseptor KB, PUS yang belum ber-KB, serta anggota masyarakat yang berminat dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, aktif melakukan berbagai kegiatan usaha bersama dalam bidang usaha ekonomi produktif (UEP). Kelompok UPPKS Mekar Sari desa Pandansari didirikan juga dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan memupuk semangat wirausaha dari keluarga di lingkungan desa Pandansari. Kegiatan pertemuan anggota UPPKS Mekar Sari dilaksanakan setiap hari Sabtu minggu ke-2 di rumah Ketua UPPKS, ibu Ning Secha.

5. KEGIATAN GENERASI BERENCANA

Generasi berencana (Genre) adalah program yang dikembangkan oleh BKKBN untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi para remaja dalam hal perencanaan jenjang pendidikan, karier dalam pekerjaan, dan pernikahan sesuai dengan siklus kesehatan bereproduksi. Untuk melaksanakan program Genre tersebut, BKKBN melakukan kegiatan yang berupa promosi penundaaan usia kawin, promosi kesehatan yang merencanakan kehidupan berkeluarga yang sebaik-baiknya dan penyediaan informasi tentang kesehatan reproduksi yang seluas-luasnya dengan cara meningkatkan kuantitas dan kualitas Pusat Informasi dan konseling (PIK) Remaja/ Mahasiswa. PIK-KRR adalah kependekan dari Pusat Informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja, merupakan tempat atau wadah bagi remaja untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja secara benar dan bertanggung jawaba. Dalam perkembanganya, PIK-KRR tidak hanya membahas tentang masalah kesehatan reproduksi tetapi sudah meluas kearah pemberdayaan remaja yang bertujuan untuk membantu remaja khususnya usia 10-24 tahun yang belum menikah untuk melewati masa remajanya dengan baik sehingga bisa menjadi generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas .Namun demikian untuk saat ini di desa Pandansari belum terbentuk PIK Remaja namun untuk waktu yang akan datang bisa saja di bentuk PIK Remaja karena cukup pentingnya kegiatan ini. Program PIK Remaja dalam kegiatanya ini menggunakan pendekatan komunikasi, informasi dan edukasi terhadap permasalahan dunia remaja terutama yang tercakup dalam TRIAD KRR yaitu seksualitas, HIV/AIDS, Napza dan miras yang banyak menghantui para remaja untuk bisa melewati masa remajanya dengan baik. Dengan anggota awal 10 orang remaja,tujuan utama dibentuknya PIK KRR adalah untuk mengedukasi dan memberikan kesadaran sejak dini terhadap remaja akan pentingnya pendewasaan usia nikah dan menjaga kesehatan reproduksi mereka sendiri sehingga diharapkan nantinya remaja tersebut dapat memiliki keluarga yang sehat dan berkualitas. Hal ini terkait dengan lingkungan desa Pandansari yang berada di daerah agraris dan pola pendidikan masyarakat yang masih sedikit mengenyam bangku perkuliahan.

Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
4405
Jumlah Kepala Keluarga
1150
Jumlah PUS
746
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
367
Keluarga yang Memiliki Remaja
331
Keluarga yang Memiliki Lansia
376
Jumlah Remaja
444
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
540
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
206

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Tidak Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBD
Dana Desa
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
WAHYUNING ADIATI. SE
196901021990032006
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 1 orang pokja terlatih
dari 17 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Ya
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Ya,
Data Rutin BKKBN

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi: Lainnya
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Tahunan