Pembinaan Rutin Poktan Tribina BKR Tanjungkulon
Deskripsi
Pembinaan BKR di Kampung KB desa Tanjungkulon khususnya Dusun Kemranggon ini sudah rutin dilaksanakan setiap 1 bulan sekali yaitu tanggal 25 tiap bulannya. Kelompok yang diketua oleh ibu Isroatun ini beranggotakan 25 Keluarga yang mempunyai Remaja dan rutin mengadakan pertemuan setiap tanggal 25 tiap bulan pada sore hari ba'da Ashar. Pertemuan sekaligus pembinaan ini biasanya dipandu oleh ibu Chonif selaku PKB wilayah binaan tersebut dan narasumber lain sesuai materi yang disampaikan.
BKR adalah kegiatan yang dilakukan oleh keluarga dalam bentuk kelompok kegiatan dimana orang tua mendapatkan informasi dalam meningkatkan bimbingan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja secara baik dan terarah dengan dibantu oleh fasilitator dan kader. BKR dibentuk ditingkat RT/RW atau organisasi dengan jumlah peserta 20 - 40 keluarga. Adapun yang dimaksud Bina Keluarga Remaja menurut penulis adalah kegiatan yang dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan kader BKR melalui penyuluhan terhadap orang tua yang memiliki anak remaja usia 14-21 tahun dan belum menikah, sehingga orang tua yang mengikuti kegiatan BKR menambah pengetahuan dan informasi mengenai remaja, supaya remajanya tidak terlibat seks bebas, narkoba, dan pernikahan dini agar menjadikan remaja yang berkualitas. Kegiatan BKR dilakukan bersamaan dengan kegiatan keagamaan (pengajian rutin).
Program Bina Keluarga Remaja merupakan salah satu yang dikembangkan oleh BKKBN dalam upaya menciptakan ketahanan keluarga dan mewujudkan peningkatan kualitas remaja. Peran Bina Keluarga Remaja dalam mewujudkan keharmonisan keluarga di Desa Tanjung Kulon melalui penyuluhan dengan diberikannya informasi dan motivasi akan menambah pengetahuan orang tua mengenai remaja, yang akan berdampak pada terwujudnya keharmonisan di dalam keluarga.
Tujuan BKR :
• Untuk terwujudnya kepedulian dan tanggungjawab orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anak & remaja melalui interaksi yang harmonis.
• Meningkatkan pengetahuan anggota keluarga terhadap kelangsungan perkembangan anak remaja.
• Menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang antara orang tua dan anak dan remajanya, atau sebaliknya dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masing-masing pihak sehingga timbul rasa hormat dan saling menghargai satu sama lain.
• Terlaksananya diteksi dini terhadap setiap gejala yang memungkinkan timbulnya kesenjangan hubungan antara orang tua dan anak remaja di daam kehidupan rumah tangga.
• Tercipta sarana hubungan yang sesuai yang di dukung sikap dan perilaku yang rasional dalam bertanggung jawab terhadap pembinaan proses tumbuh kembang anak dan remaja.
Dalam kegiatan kali ini diisi mengenai Refresh Materi Macam-Macam Alat Kontrasepsi oleh PKB Kec Kajen Ibu Chonif Ristiyani
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida.
Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung hormon (Handayani, 2010). AKDR yang mengandung hormon Progesterone atau Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T dengan daya kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung Leuonorgestrel
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak dapat keluar atau ejakulasi (Handayani, 2010).
Selain itu pada pertemuan kali ini juga diisi oleh Bp Jasmadi selaku babinsa Kec Kajen. Beliau menyampaikan masalah cara pola asuh remaja yang baik dengan menerapkan 8 fungsi keluarga yang ada. Tak lupa beliau juga menyampaikan bahya pergaulan bebas (Napza, Seks Bebas) pada remaja. Para Orangtua juga diedukasi mengenai pentingnya Pendewasaan Usia Perkawinan untuk wanita minimal 21 th untuk laki-laki 25 th dengan harapan supaya terbentuk keluarga yang terencana dan berkualitas, siap baik dari segi mental maupun material.