Pendampingan Baduta (Bayi di Bawah Dua Tahun) Usia 24-59 Bulan dengan Gizi Kurang - Peran aktif keluarga dan dukungan sistem kesehatan sangat menentukan keberhasilan.
Deskripsi
Anak usia 24-59 bulan (2-5 tahun) dengan status gizi kurang
(berat badan rendah menurut usia atau indeks massa tubuh rendah) memerlukan
intervensi gizi dan pendampingan yang komprehensif untuk mencegah stunting,
wasting, atau masalah kesehatan jangka panjang. Berikut pendampingannya yang
dilakukan Pokja Kampung Keluarga Berkualitas Desa Candimulyo :
1. Identifikasi Penyebab Gizi Kurang
- Faktor
Medis: Infeksi berulang (diare, TBC, parasit), penyakit kronis, atau
kelainan metabolik.
- Faktor
Pola Makan: Asupan tidak seimbang, rendah protein, zat besi, atau
mikronutrien.
- Faktor
Ekonomi/Sosial: Kemiskinan, ketidaktahuan orang tua tentang gizi, atau
praktik pengasuhan tidak optimal.
2. Intervensi Gizi Spesifik
A. Perbaikan Asupan Makanan
- Makanan
Padat Gizi: Prioritaskan makanan kaya kalori, protein, dan
mikronutrien:
- Protein:
Telur, ikan, ayam, hati, kacang-kacangan, tempe.
- Energi:
Nasi, ubi, pisang, alpukat, minyak sehat (ditambahkan ke makanan).
- Zat
Besi & Zinc: Daging, hati, sayuran hijau, kacang merah.
- Vitamin
A: Wortel, bayam, labu kuning.
- Frekuensi
Makan: 3x makanan utama + 2x selingan (contoh: bubur kacang hijau,
puding susu).
B. Suplementasi
- Vitamin
A: Dosis tinggi setiap 6 bulan (sesuai program pemerintah).
- Zat
Besi/Seng: Jika anemia atau defisiensi terdeteksi (atas rekomendasi
tenaga kesehatan).
C. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
- Jika
tersedia program PMT dari puskesmas/posyandu (misal: biskuit tinggi
energi, susu fortifikasi).
3. Intervensi Gizi Sensitif
- Penyuluhan
Gizi: Edukasi orang tua tentang:
- Porsi
dan variasi makanan sesuai "Isi Piringku" (50%
sayur/buah, 50% karbohidrat/protein).
- Hygiene
makanan (cuci tangan, makanan bersih).
- Pemberdayaan
Keluarga: Manfaatkan pekarangan untuk menanam sayur/ternak kecil.
- Akses
Air Bersih & Sanitasi: Cegah infeksi pencernaan.
4. Pemantauan Berkala
- Penimbangan
Bulanan di posyandu/puskesmas untuk pantau pertumbuhan (grafik
KMS).
- Pemeriksaan
Kesehatan: Deteksi dini infeksi, parasit, atau penyakit penyerta.
5. Dukungan Psikososial
- Stimulasi
Bermain: Aktivitas motorik dan kognitif sesuai usia untuk mendukung
perkembangan.
- Dukungan
Mental Orang Tua: Hindari tekanan berlebihan saat makan, ciptakan
lingkungan positif.
6. Rujukan ke Fasilitas Kesehatan
Jika ditemukan:
- Gizi
buruk (berat badan sangat rendah).
- Penyakit
penyerta (TBC, diare kronis).
- Tidak
ada perbaikan setelah intervensi.
Contoh Menu Sehari
- Pagi:
Bubur ayam + hati + wortel.
- Selingan:
Pisang + susu.
- Siang:
Nasi + ikan kembung + tempe + sayur bayam.
- Selingan:
Puding susu + kacang hijau.
- Malam:
Nasi + telur orak-arik + sup labu kuning.
Peran Stakeholder
- Kader
Posyandu: Pemantauan rutin dan pendampingan keluarga.
- Puskesmas:
Skrining, suplementasi, dan rujukan.
- Pemerintah
Daerah: Program fortifikasi pangan dan bantuan sosial.
Dengan pendekatan holistik, gizi kurang pada baduta dapat
diperbaiki sebelum berdampak jangka panjang. Peran aktif keluarga dan dukungan
sistem kesehatan sangat menentukan keberhasilan.