Malam Satu Suro : Ketika Gunung Sindoro Berbisik dan Hati Masyarakat Bersemi Kembali

ABHINAYA
Dipublikasi pada 26 June 2025

Deskripsi

Di lereng Gunung Sindoro yang megah, di sebuah desa bernama Candimulyo, Malam Satu Suro bukan sekadar pergantian kalender Jawa. Bagi masyarakat di sini, malam itu adalah sebuah perjalanan batin, sebuah kesempatan untuk membersihkan diri dari debu-debu kehidupan, dan merajut kembali hubungan yang harmonis dengan alam, leluhur, dan sesama.

Bayangkanlah, ketika kabut tipis mulai menyelimuti desa, dan suara jangkrik berpadu dengan gemericik air sungai, masyarakat Candimulyo mulai mempersiapkan diri. Bukan dengan pesta meriah, melainkan dengan hati yang khusyuk. Malam Satu Suro adalah waktu untuk merenung, mengingat perjalanan setahun yang lalu, dan memohon ampunan atas segala khilaf.

Tradisi di sini begitu kaya dan menyentuh. Ada ritual membersihkan pusaka desa, simbol penghormatan kepada para pendahulu yang telah menjaga tanah ini. Ada pula larung sesaji, persembahan sederhana dari hasil bumi yang dihaturkan kepada alam, sebagai ungkapan syukur atas limpahan rezeki dan perlindungan.

Namun, lebih dari sekadar ritual, Malam Satu Suro adalah tentang kebersamaan. Masyarakat berkumpul, tua muda, berbagi cerita dan harapan. Ada yang melantunkan tembang Jawa, syair-syair kuno yang penuh makna. Ada pula yang berbagi hidangan sederhana, hasil olahan tangan sendiri. Di tengah kesederhanaan itu, terjalinlah kehangatan dan persaudaraan yang begitu mendalam.

Bagi masyarakat Candimulyo, Malam Satu Suro adalah waktu untuk menyucikan diri, lahir dan batin. Mereka percaya, dengan hati yang bersih, mereka dapat memulai tahun baru dengan semangat baru, harapan baru, dan keberkahan yang melimpah.

Lebih dari itu, Malam Satu Suro adalah pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan. Keseimbangan antara manusia dan alam, antara masa lalu dan masa depan, antara duniawi dan spiritual. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, tradisi ini menjadi jangkar yang menahan mereka untuk tetap terhubung dengan akar budaya dan nilai-nilai luhur.

Maka, ketika fajar menyingsing di pagi Satu Suro, masyarakat Candimulyo menyambutnya dengan senyum dan harapan. Mereka telah membersihkan diri, menghormati leluhur, dan mempererat tali persaudaraan. Kini, mereka siap menghadapi tahun baru dengan hati yang lapang dan semangat yang membara.

Malam Satu Suro di Candimulyo bukan hanya sekadar tradisi, tetapi sebuah cermin kearifan lokal yang mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga harmoni, menghormati alam, dan merawat hubungan antar sesama. Sebuah pelajaran berharga yang relevan di tengah kompleksitas dunia saat ini.

PLATFORM 

Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.

 
Sesi Kegiatan Pembinaan Lingkungan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan