Menggapai Asa di Usia Dewasa: Semangat Wisudawan Kejar Paket A, B dan C Gerakan Belajar Rakyat (GELAR) Desa Candimulyo

ABHINAYA
Dipublikasi pada 01 July 2025

Deskripsi

Biasanya, wisuda identik dengan euforia anak muda yang baru saja menyelesaikan jenjang pendidikan tinggi atau menengah. Sorakan gembira, lemparan toga, dan air mata haru yang ditujukan pada orang tua. Namun, di sudut Kabupaten Wonosobo, tepatnya di Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, ada cerita wisuda yang berbeda, yang jauh lebih dalam dan mengharukan. Ini adalah kisah tentang "Menggapai Asa di Usia Dewasa", di mana semangat Gerakan Belajar Rakyat (GELAR) telah menyalakan kembali impian-impian yang pernah terpendam.

Suasana pagi itu di Balai Desa Candimulyo berbeda dari biasanya. Bukan karena ada rapat atau acara desa, melainkan karena ada sekelompok individu dengan senyum lebar dan mata berbinar-binar yang siap mengenakan toga kebanggaan mereka. Mereka bukan anak-anak SMA atau mahasiswa. Mereka adalah para Ibu dan Bapak, bahkan beberapa di antaranya sudah sepuh, yang selama ini kita kenal sebagai petani, pedagang di pasar, atau ibu rumah tangga yang sibuk mengurus keluarga. Hari itu, mereka adalah wisudawan, lulusan program Kejar Paket A, B, dan C dari GELAR Desa Candimulyo.

Mungkin banyak dari kita bertanya, mengapa di usia yang tidak lagi muda ini mereka masih bersemangat untuk belajar? Jawabannya sederhana, namun penuh makna: asa. Ada asa yang pernah tertunda, mimpi yang terpaksa dikubur dalam-dalam karena keterbatasan ekonomi atau tuntutan hidup di masa lalu. Ada pula asa untuk menjadi teladan bagi anak cucu, agar mereka melihat bahwa belajar itu tak mengenal usia, tak ada kata terlambat untuk mengejar ilmu dan meningkatkan diri.

"Dulu, saya cuma sampai kelas 6 SD. Terpaksa berhenti karena harus bantu orang tua di sawah," tutur salah seorang wisudawati, Ibu Dahfiyatun, dengan mata berkaca-kaca. "Sekarang, setelah anak-anak besar, ada kesempatan ini. Senang sekali rasanya bisa baca tulis lancar, bisa hitung-hitungan lagi. Jadi tidak mudah dibohongi orang."

Inilah inti dari GELAR: sebuah gerakan belajar yang benar-benar merakyat, menembus sekat-sekat usia dan latar belakang. Di Candimulyo, program ini dirancang dengan pendekatan yang sangat fleksibel. Para peserta belajar di waktu luang mereka, setelah urusan ladang atau dagangan usai. Ada yang belajar di sore hari, ada pula yang memilih malam hari setelah anak-anak tidur. Para tutor yang berdedikasi, banyak di antaranya adalah pemuda-pemuda desa setempat, dengan sabar membimbing mereka, bukan hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga memupuk semangat dan kepercayaan diri.

Perjalanan mereka tentu tidak mudah. Membagi waktu antara mencari nafkah, mengurus rumah tangga, dan memegang buku bukanlah perkara gampang. Seringkali rasa lelah mendera, kantuk menyerang saat mencoba memahami rumus matematika atau menghafal sejarah. Namun, melihat wajah-wajah seperjuangan di kelas, tawa canda saat saling membantu, serta dukungan tak henti dari keluarga dan pemerintah desa, api semangat itu tak pernah padam. Mereka saling menyemangati, saling menguatkan, menjadi komunitas pembelajar yang solid dan inspiratif.

Wisuda ini, bagi mereka, lebih dari sekadar selembar ijazah. Ini adalah validasi atas perjuangan panjang, keringat, dan tekad yang kuat. Ijazah itu adalah kunci pembuka pintu-pintu baru: kepercayaan diri yang meningkat, kesempatan untuk berwirausaha dengan bekal pengetahuan yang lebih baik, atau bahkan hanya sekadar kebanggaan bisa membaca berita di koran atau membantu cucu mengerjakan PR. Yang paling penting, mereka telah membuktikan bahwa keterbatasan di masa lalu bukanlah takdir abadi.

Kisah di Desa Candimulyo adalah bukti nyata bahwa pendidikan adalah hak setiap insan, tanpa memandang usia atau latar belakang. Ini adalah potret semangat pantang menyerah, gotong royong, dan kekuatan sebuah komunitas yang percaya bahwa dengan ilmu, setiap asa bisa digapai, setiap impian bisa diwujudkan.

Selamat untuk para wisudawan GELAR Desa Candimulyo. Kalian adalah inspirasi, nyala api harapan yang tak pernah padam di usia dewasa. Semoga semangat kalian menular, menyinari desa-desa lain, dan membuka lebih banyak pintu asa bagi mereka yang percaya, bahwa tak ada kata terlambat untuk belajar.

PLATFORM 

Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.

 
Sesi Kegiatan Pendidikan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan