Kades Candimulyo 'Blusukan' ke Madukoro: Ajak Ibu-Ibu PKK Dasawisma Jadi Pionir Inovasi Desa
Deskripsi
Candimulyo, [16 Juli 2025] – Siapa bilang pertemuan PKK itu cuma arisan dan gosip? Di Dusun Madukoro, Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, suasana sore itu jauh dari kesan biasa. Rumah Ibu Tri Handayani di RT 032 RW 008 mendadak ramai, bukan sekadar oleh celotehan ibu-ibu, melainkan oleh kehadiran sosok penting: Bapak Parman, Kepala Desa Candimulyo yang dikenal visioner.
Kedatangan Pak Kades kali ini bukan sembarang sambang, ada misi besar yang ingin digelorakannya bersama para srikandi PKK Dasawisma Madukoro.
Dengan senyum khasnya, Pak Parman menyapa ramah seluruh anggota PKK Dasawisma Madukoro yang sudah berkumpul. Aroma teh hangat dan gorengan pisang memenuhi ruangan, menambah keakraban suasana. Dalam sambutannya yang santai namun penuh semangat, ia menekankan pentingnya peran ibu-ibu dalam memajukan desa.
“Ibu-ibu adalah tiang utama keluarga, dan dari keluarga, kita bisa membangun desa. PKK Dasawisma ini bukan hanya wadah bersilaturahmi, tapi juga ujung tombak perubahan di lingkungan terkecil kita, yaitu dasawisma,” ujar Pak Kades, disambut anggukan setuju dari para peserta.
PKK di Dusun: Lebih dari Sekadar Pertemuan Rutin
Lina Ekamawati, S.K.M., S.Pd., Ketua PKK Dasawisma Madukoro, turut menyambut hangat kedatangan Pak Kades. Dalam penjelasannya, Ibu Lina menggambarkan PKK Dasawisma di dusun mereka sebagai jantung pergerakan.
“Pertanyaan 'PKK untuk apa di dusun?' seringkali muncul. Jawaban kami sederhana: Kami berusaha semaksimal mungkin untuk menggerakkan ibu-ibu di level paling dasar. Dari sini, kami bisa mendata kebutuhan warga, menginisiasi kegiatan kecil yang berdampak besar, hingga menjadi jembatan informasi dari desa ke setiap rumah tangga,” jelas Ibu Lina dengan nada optimis, menyoroti bagaimana PKK Dasawisma menjadi garda terdepan dalam pemberdayaan komunitas.
Pak Kades Parman sengaja hadir untuk lebih mengaktifkan potensi tersembunyi para ibu-ibu. Beliau mengajak mereka untuk tidak terpaku pada rutinitas, tetapi berpikir lebih jauh tentang inovasi.
“Mari kita lihat potensi apa yang ada di sekitar kita. Mungkin ada ibu-ibu yang punya keahlian membuat kerajinan, mengolah hasil kebun, atau bahkan punya ide bisnis rumahan yang bisa dikembangkan. PKK harus menjadi inkubator ide-ide itu. Jangan takut mencoba hal baru, karena dari inovasi kecil, bisa lahir perubahan besar untuk desa kita,” tantang Pak Kades, memicu gelombang semangat di antara ibu-ibu.
Bagi sebagian orang, PKK mungkin hanya akronim yang familiar. Sebagai informasi, Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sendiri memiliki sejarah panjang di Indonesia. Berawal dari kesadaran akan pentingnya peran wanita dalam pembangunan bangsa, PKK dibentuk untuk menjadi motor penggerak partisipasi masyarakat, khususnya kaum ibu, dalam mewujudkan keluarga sehat, sejahtera, dan mandiri.
Fungsi utamanya tertuang dalam 10 Program Pokok PKK, meliputi bidang pendidikan dan keterampilan, pengembangan kehidupan berkoperasi, pangan, sandang, tatagraha dan lingkungan hidup, kesehatan, perencanaan sehat, serta kelestarian lingkungan. Di tingkat Dasawisma—kelompok terkecil dari PKK yang beranggotakan 10 kepala keluarga—program-program ini diadaptasi agar lebih menyentuh langsung kebutuhan dan potensi setiap rumah tangga. Inilah mengapa peran Dasawisma seperti di Madukoro sangat fundamental.
Pak Parman berharap, dari pertemuan ini, akan lahir inovasi-inovasi yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan keluarga secara mikro, tetapi juga mengangkat citra Desa Candimulyo secara keseluruhan sebagai desa yang maju dan berdaya.
Sore di kediaman Ibu Tri Handayani itu ditutup dengan suasana penuh keakraban dan optimisme. Kunjungan Kepala Desa Parman ke PKK Dasawisma Madukoro bukan sekadar agenda formal, melainkan suntikan semangat yang membuktikan bahwa pemberdayaan bisa dimulai dari mana saja, bahkan dari dapur rumah warga. Dengan kolaborasi antara pemerintah desa dan semangat juang ibu-ibu PKK, Desa Candimulyo siap melangkah maju menjadi desa yang inovatif, mandiri, dan berdaya.
PLATFORM
Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.