Ketika Dingin Lereng Sindoro Diusir Hangatnya Kerja Bakti: Ratusan Warga Madukoro Gotong Royong di Makam Kyai Puncul

ABHINAYA
Dipublikasi pada 16 July 2025

Deskripsi

Udara Wonosobo pagi itu menusuk tulang. Kabut tipis masih enggan beranjak, memeluk erat setiap lereng perbukitan dan pepohonan di Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek. Namun, bukan asap dapur atau embun beku yang menjadi pemandangan utama di Dusun Madukoro pagi itu. Justru sebaliknya, di tengah dingin yang menggigit, ratusan warga sudah berbondong-bondong, membawa cangkul, sabit, sapu lidi, dan semangat yang berapi-api. Mereka berkumpul, bukan untuk berpesta, melainkan untuk sebuah tradisi yang jauh lebih dalam maknanya: Gotong Royong di Makam Kyai Puncul.

Hangatnya Semangat di Tengah Dinginnya Suhu

Makam Kyai Puncul, sosok leluhur yang dihormati di Madukoro, menjadi titik kumpul pagi itu. Bukan sekadar rutinitas bersih-bersih biasa, ini adalah panggilan hati yang sudah mengakar turun-temurun. Obrolan ringan, canda tawa, dan aroma kopi yang mengepul dari beberapa termos besar, seolah menjadi penawar ampuh dinginnya suhu Wonosobo. Mereka datang dari berbagai usia, dari bapak-bapak sepuh dengan pengalaman hidup yang kaya, hingga anak-anak muda yang gesit dan penuh energi. Semua melebur dalam satu tujuan.

"Sudah jadi kebiasaan, Mas. Kalau sudah waktunya, pasti kumpul semua. Dingin-dingin begini malah bikin semangat, biar gerak jadi hangat," ujar Pak Tarsono, salah satu sesepuh dengan senyum sumringah, sambil mengatupkan kedua telapak tangannya untuk sedikit menghangatkan diri. Kalimatnya sederhana, namun mengandung filosofi gotong royong yang mendalam: kebersamaan bisa mengusir bahkan dinginnya cuaca sekalipun.

Simfoni Cangkul dan Sapu Lidi: Membersihkan Jalan, Meluaskan Makam

Seketika, dentingan cangkul beradu tanah mulai terdengar, berpadu dengan gesekan sapu lidi yang menyapu dedaunan kering. Ratusan pasang tangan bekerja serasi, layaknya orkestra tanpa dirigen. Fokus utama pagi itu ada dua: membersihkan seluruh akses jalan menuju makam, dan yang tak kalah penting, melaksanakan perluasan area makam yang merupakan tanah wakaf.

Jalur-jalur setapak yang tadinya tertutup semak belukar dan sampah dedaunan, kini mulai terlihat bersih dan rapi. Para pemuda sigap memangkas ranting-ranting yang menjuntai, sementara ibu-ibu tak kalah gesit mengumpulkan sampah. Di area makam, sekelompok bapak-bapak dengan otot perkasa bahu-membahu menggali dan meratakan tanah baru. Ini bukan sekadar pekerjaan fisik; ini adalah sebuah persembahan hormat kepada para leluhur, sebuah bentuk tanggung jawab sosial, dan sekaligus investasi kebaikan untuk masa depan.

Pelebaran area makam tanah wakaf jadi prioritas. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan lahan pemakaman yang layak juga meningkat. Dan dalam semangat gotong royong, hal ini bukan beban, melainkan tugas mulia yang harus diemban bersama. Setiap galian cangkul adalah doa, setiap gerakan adalah penghormatan.

Lebih dari Sekadar Kerja Bakti, Ini Adalah Warisan

Matahari perlahan naik, sinarnya mulai menembus sela-sela pepohonan, menghangatkan punggung-punggung yang basah oleh keringat. Wajah-wajah lelah namun penuh kepuasan terlihat jelas. Gotong royong di Makam Kyai Puncul ini bukan hanya tentang kebersihan fisik atau perluasan lahan. Ini adalah pelajaran tentang persatuan, tentang bagaimana sebuah komunitas bisa bergerak bersama demi kepentingan umum.

Ini adalah sebuah warisan tak benda yang diteruskan dari generasi ke generasi. Sebuah pengingat bahwa di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, kepedulian, dan rasa hormat kepada leluhur masih hidup subur di sudut-sudut pedesaan Wonosobo, seperti di Dusun Madukoro, Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek.

Ketika siang mulai terik, ratusan warga itu akhirnya membubarkan diri. Kaki mungkin terasa pegal, tangan mungkin sedikit melepuh, namun hati mereka dipenuhi kehangatan yang tak bisa diukur suhu. Mereka pulang membawa cerita, membawa pelajaran, dan membawa kebanggaan. Cerita tentang bagaimana dinginnya Wonosobo bisa diusir oleh hangatnya semangat gotong royong yang tak lekang oleh waktu. Sebuah cerita tentang bagaimana kehangatan sejati tak diukur dari suhu, melainkan dari kedalaman hati yang menyatu.

PLATFORM 

Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.

 
Sesi Kegiatan Pembinaan Lingkungan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan