Candimulyo Bersenyawa dengan Asa: Ansor Membangun Desa, Menebar Inspirasi Kemandirian
Deskripsi
Candimulyo, [02 Agustus 2025] – Di ufuk timur Desa Candimulyo, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, mentari pagi tak hanya menyapa dengan sinarnya yang hangat. Ia juga menjadi saksi bisu dari denyut nadi desa yang kini terasa berbeda, lebih hidup, dan penuh asa. Bukan sekadar perubahan fisik, melainkan metamorfosis semangat yang perlahan namun pasti, berkat sentuhan tangan-tangan pengabdian dari Gerakan Pemuda Ansor.
Dulu, mungkin nama Ansor lebih dikenal sebagai organisasi kepemudaan yang lekat dengan nuansa keagamaan. Namun, di bawah langit Candimulyo, mereka telah menjelma menjadi lebih dari itu. Mereka adalah arsitek masa depan, katalisator perubahan, dan jembatan menuju kemandirian. Kisah ini bukan sekadar laporan, melainkan narasi inspiratif tentang bagaimana sebuah organisasi mampu menggerakkan potensi, menyatukan asa, dan membangun desa dari akarnya.
Ansor tidak datang dengan janji-janji manis semata. Mereka datang membawa metode, membawa pendampingan, dan yang terpenting, membawa semangat untuk membina. "Pembinaan yang kami lakukan tidak melulu soal teori di kelas," ujar salah seorang pengurus Ansor yang enggan disebut namanya, namun matanya memancarkan gairah yang kuat. "Kami masuk langsung ke dapur masyarakat, ke sawah, ke komunitas pemuda. Kami mencoba memahami apa yang mereka butuhkan, bukan hanya apa yang kami miliki untuk diberikan."
Bayangkan, pemuda-pemuda Candimulyo yang dulunya mungkin hanya berkumpul tanpa arah, kini aktif dalam pelatihan literasi digital, mengelola akun media sosial desa, bahkan merintis usaha rintisan berbasis potensi lokal. Ibu-ibu PKK yang dulu hanya berputar di kegiatan rutin, kini diberdayakan dengan pelatihan pengolahan limbah organik menjadi kerajinan bernilai jual tinggi. Ini adalah pembinaan yang mengakar, yang tak hanya membentuk individu unggul, melainkan juga merajut simpul-simpul kebersamaan dalam ekosistem desa yang kokoh. Seakan Ansor tahu betul, bahwa sebuah pohon tak akan tumbuh tinggi jika akarnya tak kuat tertanam ke dalam bumi.
Jika pembinaan adalah proses memupuk, maka pemberdayaan adalah saat buah-buah itu mulai bermunculan. Di Candimulyo, buah kemandirian itu kini bisa dirasakan. Kelompok tani sudah tidak lagi bergantung pada tengkulak, mereka diajari cara memasarkan produk langsung ke pasar yang lebih luas, bahkan telah mencoba sistem daring. Program ekonomi kreatif yang digagas Ansor telah mendorong lahirnya produk-produk khas desa, mulai dari olahan makanan ringan hingga kerajinan tangan, yang kini mulai menembus pasar lokal Wonosobo.
Inilah jantung dari misi Ansor: bukan memberikan ikan, melainkan mengajarkan cara memancing, bahkan menyiapkan perahu dan jaringnya sekaligus. Mereka tidak hanya memberikan pengetahuan, tapi juga memfasilitasi akses, jaringan, dan modal awal, sedikit demi sedikit, hingga masyarakat mampu berdiri tegak di atas kaki sendiri. Sebuah pemberdayaan yang tulus, yang melihat setiap individu sebagai agen perubahan, bukan sekadar objek bantuan.
Kepala Desa Parman: Saksi dan Penggerak Perubahan
Senyum sumringah tak bisa disembunyikan dari wajah Bapak Parman, Kepala Desa Candimulyo. Beliau, yang selama ini menjadi nahkoda utama desa, adalah saksi hidup dari geliat perubahan ini. "Kehadiran Ansor ini seperti angin segar yang bertiup kencang, membawa semangat baru," tuturnya dengan suara mantap, menatap lurus ke arah hamparan sawah yang hijau membentang.
"Dulu, kami mungkin masih meraba-raba bagaimana mengoptimalkan sumber daya desa. Sekarang, mereka tak hanya memberikan peta, tapi juga membimbing kami untuk melangkah, bahkan berlari," lanjutnya. Baginya, Ansor bukan sekadar mitra, melainkan bagian tak terpisahkan dari keluarga besar Desa Candimulyo. Sebuah kolaborasi yang harmonis, di mana pemerintah desa dan organisasi kemasyarakatan berjalan beriringan mewujudkan mimpi bersama.
Kisah Candimulyo ini adalah bukti nyata bahwa kekuatan sebuah organisasi bukan terletak pada besarnya nama atau banyaknya anggota, melainkan pada kemurnian niat dan konsistensi dalam pengabdian. Di bawah bimbingan Ansor, Desa Candimulyo kini bukan hanya tentang geografis di peta, melainkan tentang cerita inspiratif perjuangan, kemandirian, dan harapan yang terus bersemi. Dan di sinilah, di desa kecil ini, sebuah model ideal tentang bagaimana sebuah organisasi kemasyarakatan bisa menjadi jembatan mewujudkan desa yang berdaulat, mandiri, dan berbudaya, baru saja dimulai, menunggu bab-bab berikutnya yang lebih menakjubkan.
PLATFORM
Desa Candimulyo memanfaatkan berbagai platform media, diantaranya Website, media sosial Facebook, Instagram, Youtube dan Tiktok untuk menyampaikan fragmen program kegiatan sebagai sarana edukasi, sosialisasi advokasi dan intervensi program. Dengan menggunakan media analog dan digital, Desa Candimulyo berharap dapat menjangkau lebih luas, membangun sinergitas, aksesibilitas publik dan memaksimalkan program.