Perlon Desa

MITRA KENCANA
Dipublikasi pada 05 November 2022

Deskripsi

Perlon Desa Pekuncen lebur lelayu pinaringan subur bumi kencono. Di kompleks perumahan Kyai Kunci dan Bedogol, anggota Komunitas Adat Bonokeling yang disebut anak putu mulai berkumpul untuk melakukan ritual adat. Mereka berasal dari Suku Raja di sekitar Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah.

Meski masih dalam masa pandemi, ritual adat tetap diselenggarakan. Salah satunya adalah Perlon Senin Pahing pada bulan Rajab dalam kalender Jawa atau Senin (15/2) masehi. Sebelum di Bale Malang, di sekitar rumah Kyai Kunci, anggota Komunitas Adat Bonokeling berkumpul di masing-masing Bedogol.

Dalam hirarki adat Komunitas Bonokeling, Bedogol merupakan wakil dari Kyai Kunci sebagai pemimpin adat Bonokeling. Ada lima Bedogol yang masing-masing memiliki wilayah. Anggotanya terbagi sesuai dengan wilayah masing-masing. Saat berkumpul, mereka membawa ketupat yang terbungkus janur atau daun kelapa berwarna kuning. Seluruh ketupat yang dibawa oleh anggota Komunitas Adat Bonokeling dikumpulkan di Bale Malang. Sebelum prosesi jalan menuju Mundu, atau hutan kecil yang ditumbuhi sejumlah pohon mundu dan angsana sekitar diameter sekitar 1-2 meter. Ketinggiannya bisa mencapai lebih dari 20 meter.

Meski tidak terlalu luas atau sekitar 1 hektare, tetapi pepohonan yang besar dan tinggi membuat lingkungan sekitar sejuk meski di siang bolong. Bahkan, hanya sedikit sinar matahari yang sampai ke tanah karena tertutupi dedaunan rindang. Usia pohon sudah ratusan dan terpelihara hingga kini.

Ritual ini membudayakan rasa cinta terhadap kelestarian lingkungan dan upaya nyata menguatkan ketahanan pangan dengan sumber daya lokal.

Sesi Kegiatan Keagamaan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan