Rapat Kelompok Kegiatan Kampung KB Barokah Desa Pakumbulan
SAKINAH
Dipublikasi pada 18 February 2020
Deskripsi
PERTEMUAN KEGIATAN KETAHANAN KELUARGA BERBASIS POKTANDI KAMPUNG KB DESA PAKUMBULAN, KEC. BUARAN
KABUPATEN PEKALONGAN
I. Pelaksanaan :
Hari / Tanggal : Selasa / 18 Februari 2020
Jam : 13.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Aula Balai Desa Pakumbulan
II. Peserta :
1. Ka. Desa dan Pokja Kampung KB
2. Korlap dan Penyuluh KB Kec. Buaran
3. PIK R dan Remaja Desa Pakumbulan
III. Pembicara :
1. Bidang KB Dinas PMD, P3A dan PPKB Kab. Pekalongan
2. UPTD Puskesmas Buaran
IV. Hal- hal yang disampaikan :
1. Bidang KB dan KS Dinas PMD P3A dan PPKB Kab. Pekalongan.
Kasie KB dan KS, M Zainuddin Edy, SE, MM menyampaikan bahwa isu yang cukup besar saat ini kaitannya dengan remaja, yaitu kasus Kehamilan Tidak Diinginkan atau sering disingkat dengan KTD. Hal ini juga menjadi salah satu yang mempengaruhi cukup tingginya tingkat perceraian. Pernikahan di usia muda dengan belum adanya kesiapan kehidupan berkeluarga menjadikan keluarga rentan terhadap permasalahan yang bisa mengarah pada perceraian..
Perlu adanya peran serta kita, orangtua dan tentunya masyarakat untuk memberikan pengarahan yang tepat kepada remaja-remaja disekitar kita. Oleh karena itu BKR diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk permasalahan seputar remaja tersebut.
Disebutkan Dalam materi penyuluhan PLKB terdapat adanya program Genre (Generasi Berencana). Program ini merupakan upaya dalam rangka mewujudkan “Tegar Remaja”, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari risiko Triad KRR (tiga resiko yang dihadapi oleh remaja, yaitu Seksualitas, HIV/ AIDS dan Napza, menunda usia pernikahan, mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan sumber informasi bagi teman sebayanya. Program Genre ini terdiri dari PIK R/M yang dipusatkan pada golongan remaja/mahasiswa dan BKR yang dipusatkan pada keluarga yang memiliki remaja.
BKR sendiri merupakan wadah kegiatan yang beranggotakan keluarga yang mempunyai remaja usia 10 – 24 tahun dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan anggota keluarga lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang remaja, dalam rangka meningkatkan kesertaan, pembinaan, dan kemandirian ber-KB bagi anggota kelompok.
Dalam BKR juga terdapat stratifikasi kelompok yaitu BKR Dasar, BKR Berkembang dan BKR Paripurna. Disistem administrasi, kelompok BKR diwajibkan mempunyai buku-buku administrasi yang terbagi dalam dua jenis, yaitu buku administrasi yang berada di sekretariat dan buku administrasi yang ada di kelompok umur.
Pemateri juga menyampaikan bahwa dasar hukum program pembangunan keluarga dalam kaitannya dengan remaja telah disebutkan pada UU RI NOMOR 52 TAHUN 2009 Pasal 48 ayat Pemateri juga menyampaikan bahwa dasar hukum program pembangunan keluarga dalam kaitannya dengan remaja telah disebutkan pada UU RI NOMOR 52 TAHUN 2009 Pasal 48 ayat 1 yang berisi mengenai kebijakan pembangunan keluarga, lebih lanjutnya tertera pada poin (b) yang menyebutkan: “Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga”.
2. UPTD Puskesmas Buaran.
Ka. UPTD Puskesmas yang diwakili oleh Ibu Kastinah, Amd Keb. Mwnyampaikan bahwa; Menjaga kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat penting, terutama pada remaja. Sebab, masa remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik menjaga kebersihan, yang bisa menjadi aset dalam jangka panjang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja adalah orang yang berusia 12 hingga 24 tahun. Masa remaja merupakan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Artinya, proses pengenalan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sebenarnya sudah dimulai pada masa ini. Secara sederhana, reproduksi berasal dari kata “re” yang berarti kembali dan “produksi” yang artinya membuat atau menghasilkan.
Reproduksi bisa diartikan sebagai proses kehidupan manusia dalam menghasilkan kembali keturunan. Karena definisi yang terlalu umum tersebut, seringnya reproduksi hanya dianggap sebatas masalah seksual atau hubungan intim. Alhasih, banyak orang tua yang merasa tidak nyaman untuk membicarakan masalah tersebut pada remaja. Padahal, kesehatan reproduksi, terutama pada remaja merupakan kondisi sehat yang meliputi sistem, fungsi, dan proses reproduksi.
Kurangnya edukasi berkaitan dengan reproduksi nyatanya bisa memicu terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Salah satu hal yang sering terjadi adalah penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi yang berakibat pada hilangnya nyawa remaja.
Peran orang tua merupakan satu hal yang penting dalam edukasi seksual pada remaja, apalagi saat ini masih belum banyak orang yang peduli terhadap risiko-risiko yang bisa timbul bila remaja salah dalam pergaulan. Mulai dari ancaman HIV/AIDS, angka kematian ibu yang meningkat karena melahirkan di usia muda, hingga kematian remaja perempuan karena nekat mengambil tindakan aborsi.
Mengapa Pengetahuan Kesehatan Reproduksi pada Remaja Sangat Penting?
Pada dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan seputar kesehatan reproduksi. Tak hanya untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ tersebut, informasi yang benar terhadap pembahasan ini juga bisa menghindari remaja melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
Memiliki pengetahuan yang tepat terhadap proses reproduksi, serta cara menjaga kesehatannya, diharapkan mampu membuat remaja lebih bertanggung jawab. Terutama mengenai proses reproduksi, dan dapat berpikir ulang sebelum melakukan hal yang dapat merugikan.
Pengetahuan seputar masalah reproduksi tidak hanya wajib bagi remaja putri saja. Sebab, anak laki-laki juga harus mengetahui serta mengerti cara hidup dengan reproduksi yang sehat. Pergaulan yang salah juga pada akhirnya bisa memberi dampak merugikan pada remaja laki-laki pula. Lantas pengetahuan dasar apa saja yang perlu diketahui remaja?
1. Pengenalan terhadap sistem, proses, serta fungsi alat reproduksi. Usahakanlah untuk menyampaikan informasi sesuai dengan usia dan kesiapan anak. Tapi sebaiknya hindari penggunaan istila-istilah tertentu yang malah bisa mengaburkan makna dan membuat anak tidak mengenal dengan pasti masalah reproduksi.
2. Risiko penyakit. Aspek ini juga sebaiknya sudah mulai dikenalkan dan disampaikan pada remaja yang sudah beranjak dewasa. Dengan mengetahui resiko yang mungkin terjadi, remaja tentu akan lebih berhati-hati dan lebih menjaga kesehatan reproduksi.
3. Kekerasan seksual dan cara meghindarinya. Remaja perlu dikenalkan dengan hak-hak reproduksi yang ia miliki. Selain itu, diperlukan juga pengetahu an tentang kekerasana seksual yang mungkin terjadi, apa saja jenisnya, dan bagaimana cara mencegahnya bila terjadi.
.
Sesi Kegiatan Keagamaan