PENYULUHAN TENTANG MENANAM YANG BENAR, PEMBUATAN PUPUK ORGANIK, DAN PEMBUATAN PESTISIDA OLEH DINAS PERTANIAN KOTA KUPANG

Kelurahan Oebufu
Dipublikasi pada 06 November 2018

Deskripsi

PUPUK ORGANIK 

Salah satu konsep pertanian organik adalah penggunaan pupuk organik dan meminimalisir penggunaan pupuk kimia dalam kegiatan usaha tani atau budidaya tanaman.

Pupuk Organik adalah pupuk yang teruat dari materi sisa-sisa makhluk hidup baik berupa limbah tanaman maupun limbah ternak, seperti jerami, merang, sekam padi, kulit kopi, kotoran ternak, cangkang siput atau kerang dan lain-lainnya yang kemudian diolah melalui proses fermentasi atau penguraian (dekomposisi).

Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair, tergantung dari proses pengolahan dan bahan bakunya, namun apapun bentuknya, pupuk organik merupakan pupuk terbaik bagi tanaman dan tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan. Selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologitanah yang merupakan faktor penentu kesuburan tanah, pupuk organik mengandung banyak bahan organik pembentuk unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman.

Penggunaan pupuk organik sejatinya bukan hal baru, karena penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian dari sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Efrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin.

Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani, penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik jauh sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia

Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian yang digunakan secara terus menerus akan menurun produktivitasnya dan akan mengalami degradasi lahan. Sebagaimana kita tau, bahwa kandungan unsure hara dalam tanah memiliki keteratasan sehingga perlu terus diperbaharui engan memberikan stimulant yang dapat merangsang terbentuknya unsur hara baru.

Salah satu stimulant yang paling efektif untuk mengembalikan kesuburan dan kandungan hara tanah, adalah dengan pemberian pupuk organik. Penggunaan pupuk kimia memang akan bisa menyediakan unsur hara secara cepat, namun karena sifat kimiawinya, penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang akan berdampak pada matinya mikro organisme dalam tanah yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah.

Jadi langkah bijak yang harus dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah adalah dengan mengunnakan pupuk organik, karena pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Berbeda dengan pupuk kimia, penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang justru dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.

Selain ramah lingkungan dan mampu menjaga kesuburan tanah, penggunaan pupuk organic akan menghasilkan produk pertanian organic yang saat ini sangat dicari dan dibutuhkan konsumen. Faktor keamanan pangan terutama dari kandungan unsur kimia berbahaya, membuat konsumen saat lebih memilih produk-produk pangan organik dan untuk menghasilkan produk pertanian organik, penggunaan pupuk organik sudah merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Tujuan utama usaha pertanian adalah memang untuk meningkatkan produktivitas, namun juga harus tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan, karena lahan pertanian dan sumber daya alam lainnya, bukanlah warisan dari nenek moyang kita, tapi titipan dari anak cucu kita.

Menjadi tugas para penyuluh pertanian dan aparat pertanian lainnya untuk terus memberikan motivasi dan membangitkan kesadaran petani untuk selalu menggunakan bahan-bahan organic dalam melaksanakan usaha tani mereka.

Sudah terbukti, bahwa penggunaan bahan organik dalam usaha pertanian mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan yang lebih penting lagi ramah bagi lingkungan serta produk yang dihasilkan dijamin aman untuk dikonsumsi.

PESTISIDA

Secara umum pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya adalah tumbuhan. Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan bahan dan teknologi yang sederhana. Bahan bakunya yang alami/nabati membuat pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Pestisida ini juga relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang.

Pestisida nabati bersifat “pukul dan lari” (hit and run), saat diaplikasikan, akan membunuh hama saat itu juga dan setelah hamanya mati, residunya akan hilang di alam. Dengan demikian produk terbebas dari residu pestisda sehingga aman dikonsumsi manusia. Pestisida nabati menjadi alternatif pengendalian hama yang aman dibanding pestisida sintetis. Penggunaan pestisida nabati memberikan keuntungan ganda, selain menghasilkan produk yang aman, lingkungan juga tidak tercemar.

Pestisida organik ini mampu mengatasi dan mengusir hama perusak tanaman pertanian dan perkebunan umumnya seperti kutu, ulat, belalang dan sebagainya

Manfaat dan Keunggulan

Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida alami, antara lain:

1. Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan (ramah lingkungan).

2. Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang.

3. Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb.

4. Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran ayam.

5. Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri.

6. Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan pertanian khususnya pestisida sintetis/kimiawi.

7. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati.

8. Tidak menimbulkan kekebalan pada serangga.

Bahan-Bahan Pestisida Nabati

Bahan-bahan atau ramuan yang dapat digunakan untuk pembuatan pestisida nabati sangat banyak disekitar kita, diantaranya : bawang putih, pandan, kemangi, cabe rawit, tembakau, kunyit, kenikir, daun nimba, serai, lengkuas, daun sirsak, rimpang jariangau,

Adapun tujuan dari kegiatan penyuluhan ini agar masyarakat dapat mengerti cara menjaga kesuburan tanah, pembuatan pupuk organik dan pembuatan pestisida serta maafnya bagi masyarakat itu sendiri.

Dengan adanya penyuluhan ini, warga Kampung KB bisa paham akan cara pembuatan pupuk organik dan pestisida, serta mengajak warga kampung KB untuk menanam tanaman yang bermanfaat di pekarangan rumahnya masing-masing (Tanaman Lombok, Tomat, Terung, dll)


Sesi Kegiatan Ekonomi

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan