DAPUR SEHAT ATASI STUNTING

Kampung KB Desa Lembar
Dipublikasi pada 26 February 2023

Deskripsi

Kegiatan ini bertujuan untuk Secara umum kegiatan DASHAT bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat melalui optimalisasi sumber daya pangan lokal dalam rangka mempercepat upaya penurunan stunting di tingkat desa/kelurahan. Secara khusus, kegiatan ini bertujuan untuk:  1. Menyediakan sumber pangan sehat dan padat gizi untuk masyarakat, khususnya keluarga risiko stunting, yaitu keluarga yang memiliki anak baduta, ibu hamil, ibu menyusui/bufas. 2. Mengolah dan mendistribusikan makanan tambahan bernutrisi seimbang kepada keluarga beresiko stunting. 3.  Memberdayakan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan pangan sehat bergizi berbasis sumber daya local dengan mekanisme pemberdayaan masyarakat dalam bentuk kegiatan DASHAT. 4. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok usaha keluarga atau masyarakat untuk memproduksi pangan sehat dan padat gizi sesuai dengan kearifan local. 5. Mendorong munculnya kelompok usaha keluarga dan masyarakat yang berkelanjutan  di  tingkat  lokal,  dengan  tetap  memprioritaskan  tujuan mendukung pencegahan stunting dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak yang dihadiri oleh -          Ketua TP PKK Tingkat Desa,  Kader, Penyuluh KB/PLKB, Tenaga Kesehatan dan atau ahli Gizi Puskesmas, Tim Pendamping Keluarga,   Keluarga Bersiko Stunting

Tahun 2030-2040, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi. Bonus demografi sendiri diartikan sebagai jumlah penduduk usia produktif (berusia 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak produktif (berusia dibawah 15 tahun dan di atas 64 tahun). Pada periode tersebut, penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diproyeksikan sebesar 297 juta jiwa (Bappenas, 2017).

Masa bonus demografi harus diimbangin dengan maksimal mulai dari sekarang. Pembentukan karakter remaja, penggunaan alat kontrasepsi menjadi indikator penting terhadap kelahiran anak dan pembentukan kecerdasan anak pada masa bonus demografi mendatang di tahun 2030. Kesiapan Indonesia harus diimbangin dengan pendidikan kesehatan pra nikah pada remaja, pendidikan pada saat kehamilan, dan pengaturan jarak kehamilan penting dilakukan untuk mencegah kejadian stunting (BKKBN, 2022).

Stunting merupakan gagal tumbuh yang disebabkan karena kekurangan energi kronis, kebersihan lingkungan, pola asuh keluarga, dan kehamilan tidak diinginkan. Dampak stunting yang terjadi pada balita memiliki efek jangka panjang yaitu menyebabkan pertumbuhan otak dan kesehatan menjadi tidak stabil.

Stunting tidak hanya mengenai permasalahan kesehatan biasa, akan tetapi menjadi permasalahan nasional, yang artinya permasalahan stunting harus segara ditangani karena berdampak pada meningkatnya beban bagi negara. Mewujudkan generasi emas di tahun 2045 bukan tanpa tantangan, perlu berbagai strategi dan kerjasama dari berbagai sektor terkait sehingga dapat menurunkan angka stunting dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 14% pada tahun 2024.

Perbedaan antara balita normal dan stunting terlihat dari sisi tinggi badan. Balita stunting terlihat lebih pendek dari balita seusianya. Namun, perbedaan yang tidak terlihat antara keduanya adalah otak anak stunting tidak terbentuk dengan baik dan dapat berdampak panjang.

Penurunan angka stunting menjadi 14% diperlukan berbagai strategi salah satunya melalui program Percepatan Penurunan Stunting. Melalui Perpres No 72 Tahun 2021, Percepatan Penurunan Stunting menjadi salah satu Aksi Nasional. Melalui Pepres tersebut, BKKB ditunjuk langsung menjadi ketua pelaksana percepatan penurunan stunting dimulai dari hulu hingga ke hilir.

Mencegah stunting sudah bisa dilakukan sejak masa kehamilan yaitu 270 di saat pertama kali terjadinya pembuahan. Kuncinya tentu dengan meningkatkan asupan gizi ibu hamil dengan makanan yang berkualitas baik. Gizi merupakan zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh yaitu jenis kelamin, umur dan status Kesehatan. Gizi sangat berkaitan erat dengan kesehatan dan peningkatan kualitas hidup. Gizi yang baik bisa membantu mengoptimalkan fungsi tubuh, mencegah serta membantu penanganan penyakit. Sistem kekebalan tubuh anak terbentuk dari asupan gizi yang diterimanya sejak dini.

Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.

Pihak Kementrian Kesehatan menegaskan bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan dan prestasi mereka. Selain itu, anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk. Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius. Salah satu upaya yang dilakukan di Desa dalam menanggulangi stunting yaitu melalui kegiatan DASHAT Bersama BKKBN.

DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu. Melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya.

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah upaya memberikan tambahan makanan dan untuk menambah asupan gizi untuk mencukupi kebutuhan gizi agar tercapainya status gizi yang baik. Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak, karena anak yang sedang tumbuh kebutuhannya berbeda dengan orang dewasa. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran

Menurut info dari sejumlah penelitian medis, laju pertumbuhan fisik balita akan melambat, tak sepesat saat ia masih berusia dibawah setahun. Meski demikian, kecukupan zat gizi masih terus diperlukan untuk mendukung tumbuh kembangnya yang optimal. Pada prinsipnya, balita harus mencukupi kebutuhan gizinya sehari-hari melalui beragam jenis makanan dengan porsi yang seimbang. Ia pun harus mulai belajar untuk makan dan minum secara mandiri.

Makanan yang dapat dikatakan sehat dan bergizi seimbang terdiri dari lima kelompok makanan utama. Setiap kelompok memiliki beragam zat gizi penting, termasuk vitamin dan mineral. Berikut ini lima kelompok makanan dan porsi minimal yang dianjurkan, yakni:

·     Sayuran

Jumlahnya 3-5 porsi per hari. Satu porsi bisa terdiri dari satu cangkir dedaunan, ¾ cangkir jus sayuran, atau ½ cangkir sayuran lain, dalam potongan mentah (seperti mentimun) atau dimasak.

·     Buah

Konsumsi 2-4 porsi per hari. Satu porsi bisa terdiri dari ½ cangkir buah potong, ¾ cangkir jus buah, atau buah utuh ukuran sedang seperti apel, pisang, atau pir.

·     Karbohidrat

Saran penyajiannya yaitu 6-11 porsi per hari. Setiap porsi setara dengan satu potong roti, ½ cangkir nasi atau pasta, atau 30 gram serealia.

·     Protein

Konsumsi sebanyak 2-3 porsi, atau 60-90 gram daging merah, ayam, atau ikan per hari. Satu porsi protein juga bisa terdiri dari ½ cangkir kacang-kacangan, satu buah telur, atau 4-6 sendok makan selai kacang.

·     Susu dan Produk Olahannya

Si Kecil dapat mengonsumsinya 2-3 porsi per hari. Satu porsi bisa berupa satu cangkir susu atau yoghurt, atau 45 gram keju. Konsumsi susu dibatasi maksimum 500 ml per hari.

Sesi Kegiatan Kasih Sayang

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan