Pertemuan Forum Musyawarah Kampung KB Dusun Aiq Genit Desa Senteluk
Aiq Genit
Dipublikasi pada 22 October 2019
Deskripsi
Pertemuan : Pertemuan Forum Musyawarah Kampung KB Dusun Aiq Genit Desa Senteluk Kecamatan Batulayar mengenai Praktik pembuatan abonHari/Tanggal : Selasa, 22 Oktober 2019
Jam : 09.00 WITA- Selesai
Tempat : Sasak Maiq Dusun Aiq Genit Desa Senteluk Kec. Batulayar
Nara Sumber : 1. Kepala Dinas PPKBPPPA Kabupaten Lombok Barat
2. Ketua UKM Sasak Maiq (Baiq Siti Suryani)
3. Sekcam Batulayar
4. Ka. UPTD DP2KBP3A
Pencatat/Notulis : Nurfitria Hariyani, S.K.M
Peserta : - Pokja Kampung KB Dusun Aiq Genit Desa Senteluk-
HASIL PERTEMUAN
Pertemuan forum musyawarah Kampung KB Dusun Aiq Genit Desa Senteluk Kecamatan Batulayar membahas peningkatan ketahanan keluarga melalui usaha kelompok yaitu usaha dalam mengelola ikan tongkol menjadi abon. Pertemuan juga langsung mempraktekan bagaimana cara pembuatan abon ikan yang bersih.
Ka. UPTD menjelaskan bahwa tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada kelompok pokja mengenai produksi ikan tongkol menjadi abon, dan pengetahuan mengenai usaha yang dapat dikembangkan oleh kelompok, sehingga kelompok yang ada di kampung KB dapat berkembang. Berkembangnya kelompok ini dapat menjadi indikator keberhasilan kampung KB dan diharapkan pembinaan kelompok usaha ini dapat meningkatkan ketahanan dan kualitas keluarga di kampung KB.
Dalam memulai usaha yang terpenting adalah kemauan dan terus mencoba seperti yang disampaikan oleh pendiri UKM sasak maiq yaitu ibu Baiq. Selain itu ibu Baiq menjelaskan proses pembuatan abon harus dilakukan dengan bersih mulai dari proses pemilihan bahan baku yang berkualitas,segar, kemudian proses pengolahan yang hygienis hingga pengemasan abon memiliki nilai jual yang tinggi dan dapat bertahan lama.
Ibu Baiq juga menjelaskan bahwa ketika baru mulai usaha adalah untuk selalu meminta masukan kepada konsumen agar kualitas abon yang dibuat semakin baik. Setelah proses pengolahan selesai ibu Baiq menjelaskan bahwa kelompok pokja harus memperhatikan mengenai nilai jual abon yaitu melalui pengemasan abon yang menarik dan inovasi. Nilai jual juga yang harus diperhatikan adalah pemasaran. Proses pengenalan konsumen yang menjadi sasaran juga perlu diperhatikan. Jika pemasaran dilakukan di warung maka harus memperhatikan kemasan dan harga yang sesuai, sedangkan jika pemasaran dilakukan di toko oleh-oleh tampilan harus semenarik mungkin sehingga nilai jualnya semakin meningkat.
Ibu baiq juga menyebutkan bahwa jika kelompok pokja ingin terus belajar dapat langsung dating ke tempat produksi, nantinya jika kelompok ingin mencoba resep baru ibu baiq dengan senang hati akan memberikan ilmunya pada kelompok pokja. Selain itu jika kelompok pokja sudah memulai produksi tapi belum memiliki alat seperti spinner maka kelompok dapat menggunakan spinner yang ada di sasak maiq dan dapat memasarkan abon menggunakan brand sasak maiq sebelum kelompok pokja memiliki brand tersendiri
Pokok penting dari membangun usaha juga dijelaskan oleh sekcam yaitu jangan pernah takut untuk memulai dan jangan pernah takut untuk menerima masukan dari kekurangan produk yang kita pasarkan. Keberhasilan suatu usaha adalah dari bagaimana kelompok mampu menerima masukan dan mengelolanya sebagai proses perbaikan. Sekcam juga menjelaskan bahwa kelompok pokja harus terus focus dalam menjalankan usahanya, tidak melakukan setengah hati, tekun, dan tidak mudah menyerah sehingga usaha dapat berkembang.
Selain itu H.Usman dari perwakilan PPK kecamatan juga menyebutkan agar usaha dapat berjalan adalah harus terus berkoordinasi dan memberikan advokasi kepada perangkat desa untuk mendapatkan dukungan dari desa. Sehingga diharapkan usaha ini dapat memberdayakan masyarakat dan meningkatkan pendapatan masyarakan kampung KB.
Pertemuan kemudian dilanjutkan dengan melakukan praktik pembuatan abon dari 20 tongkol dengan langkah sebagai berikut:
1. Siapkan ikan tongkol yang sudah di pindang menggunakan tambahan garam, daun jeruk, daun salam, dan sereh.
2. Siapkan bumbu halus seperti:
a. Bawah putih 200 gram, dihaluskan
b. Cabai kering 30 gram, dibersihkan lalu direbus dan dihaluskan
c. Bawang merah 300 gram, iris tipis
d. Garam 20 gram
e. Laos 1 ruas jari, haluskan
f. Santan 2 bungkus (130 ml)
g. Kunyit 2 ruas jari
h. Gula 150 gram
i. Ketumbar bubuk 4 sendok makan/ 1 bungkus ketumbar bubuk,
j. Merica bubuk 2 bungkus
k. Jahe 26 gram
3. Haluskan semua bumbu kecuali bawang merah
4. Bersihkan tongkol yang sudah dipindang dari kulit luar yang berwarna hitam, dan daging tongkol yang berwarna hitam sehingga menyisakan bagian tongkol berwarna putih.
5. Bersihkan tulang tongkol
6. Remas bagian putih tongkol sampai halus
7. Campur tongkol yang sudah diremas dengan bumbu halus, irisan bawang merah, dan santan lalu aduk hingga merata
8. Diamkan adonan selama 1 jam agar bumbu meresap
9. Goreng adonan pada minyak 2 Liter di api sedang.
10. Aduk hingga matang kurang lebih selama 1 sampai 1,5 jam
11. Setelah abon matang, saring minyak menggunakan spinner
12. Campur dengan bawang goring
13. Bungkus dan timbang
Batulayar, 22 Oktober 2019
Notulis,
Nurfitria Hariyani, S.KM
NIP 19930330 201902 2 005
Sesi Kegiatan Keagamaan
Instansi Pembina Kegiatan
Tidak ada