Gambaran Umum
Sejarah terbentuknya kampung Balikukup seperti yang dikemukakan oleh sesepuh kampung, bahwa Kampung Balikukup awalnya dihuni oleh seorang bernama Nomeng dan keluarganya yang berprofesi sebagai nelayan, yang masih keturunan Putra Bajau Kalimantan yang bermukim di satu tempat di daerah Samuntai, masih dalam wilayah Batu Putih. Nomeng dan nelayan lainnya melihat satu pulau yang strategis dan punya potensi ekonomi serta pemandangan yang indah, juga punya air yang tawar di tengah pulau menjadi daya tarik bagi Nomeng. Pada tahun 1905 Nomeng dan keluarga nelayannya pindah ke pulau tersebut dan selanjutnya disebut Pulau Bulikukup.
Bulikukup berasal dari bahasa Bajau, artinya “tempat yang banyak disinggahi oleh kapal-kapal nelayan”. Letak Bulikukup yang strategis dengan pemandangan yang indah merupakan tempat singgah yang menarik bagi nelayan untuk beristirahat pada jaman dulu. Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan penyebutan dari Bulikukup menjadi Balikukup sampai sekarang. Selanjutnya saat itu ketika pulau mulai semakin ramai dan berkembang diangkat pemimpin pulau yang bernama Teyang. Perekonomian masyarakat Pulau Balikukup meningkat saat Teyang tinggal dan bermukim di Pulau. Lokasi yang strategis sebagai tempat persinggahan kapal, menjadikan kegiatan perniagaan berjalan lancar dan pendapatan masyarakat meningkat. Teyang menjadi orang yang sangat berpegaruh di Balikukup saat itu.
Selanjutnya Pulau Balikukup semakin berkembang dan semakin ramai, termasuk warga keturunan Tionghoa yang mulai berdatangan ke pulau dan membeli hasil laut para nelayan, hingga pada Tahun 1957 terjadi perampokan atau pembajakan pulau, maka berhijrahlah para penduduk pulau yang sebagian besar memilih ke daratan yakni Kampung Pantai Harapan, Kecamatan Biduk-Biduk dan sebagian lagi termasuk warga Tionghoa memilih ke Balikpapan dan Tanjung Redep. Kemudian tidak dketahui lagi bagaimana prosesi kembalinya penduduk ke Pulau Balikukup dari Kampung Pantai Harapan yang juga disertai dengan masuknya penduduk baru dari Sulawesi Tengah dan warga Maginti dari Sulawesi Tenggara.
Setelah masuknya kembali penduduk yang mengungsi di Kampung Pantai Harapan ke Kampung Pulau Balikukup, maka Pulau Balikukup secara administrasi menjadi salah satu dusun dari Kampung Pantai Harapan Kecamatan Biduk-Biduk. Kemudian pada tahun 2002 Pulau Balikukup memekarkan diri menjadi kampung sendiri dan memilih masuk ke wilayah administrasi Kecamatan Batu Putih karena pertimbangan akses transportasi. Menurut sumber yang dihimpun dari tokoh masyarakat, Kampung Balikukup sudah mengalami pergantian kepala kampung sebanyak 5 kali, sejak memekarkan diri menjadi kampung pada tahun 2002. Adapun urutannya adalah sebagai berikut :
- Kepala Kampung Riduansyah
- Kepala Kampung Hatamun (Alm)
- Kepala Kampung PJS Yuliansyah
- Kepala Kampung Ridunsyah
- kepala Kampung PJ Suhartono
- Kepala kampung Bahtiar (2019-sekarang)
Statistik Kampung
Jumlah Jiwa 855
Jumlah Kepala Keluarga 283
Jumlah PUS 183
Keluarga yang Memiliki Balita 73
Keluarga yang Memiliki Remaja 169
Keluarga yang Memiliki Lansia 26
Jumlah Remaja 283
Total
0Total 0
Status Badan Pengurus

Sarana dan Prasarana

BKB
Bina Keluarga Balita (BKB)
Ada

BKR
Bina Keluarga Remaja (BKR)
Ada

BKL
Bina Keluarga Lansia (BKL)
Ada

UPPKA
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
Ada

PIK R
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
Ada

Sekretariat KKB
Sekretariat Kampung KB
Ada

Rumah Dataku
Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Ada
Dukungan Terhadap Kampung KB
Sumber Dana |
Ya,
APBN APBD Dana Desa Donasi/ Hibah Masyarakat Perusahaan (CSR) Swadaya Masyarakat |
Kepengurusan/pokja KKB | Ada |
SK pokja KKB | Ada |
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan |
Ada,
AKHMAD YUDIANSYAH, SE 197507122009021001 |
Regulasi dari pemerintah daerah |
Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Gubernur Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota SK Kecamatan tentang Kampung KB SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB |
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB | Ada |
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB |
27 orang pokja terlatih dari 27 orang total pokja |
Rencana Kegiatan Masyarakat | Ya |
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan |
Ya,
PK dan Pemutahiran Data Data Rutin BKKBN Potensi Desa Data Sektoral |
Mekanisme Operasional
Rapat perencanaan kegiatan | Ada, Frekuensi: Tahunan |
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Sosialisasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: Triwulan |
Penyusunan Laporan | Ada, Frekuensi: Bulanan |