Kampung KB Plumbon Dukung Program Wow Mantul
Deskripsi
Demam berdarah merupakan salah satu penyakit
yang disebabkan oleh virus yang dikenal dengan nama Virus Dengue dan mematikan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengendalikan
penyakit ini - seperti gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), ikanisasi,
larvasida, fogging, gerakan 3M – namun Demam Berdarah masih saja ada bahkan
kadang terjadi kejadian luar biasa (KLB) pada periode tertentu.
Monash University menemukan teknologi Aedes Aegypti
ber-Wolbachia untuk pengendalian penyakit Dengue, Zika, dan Chikungunya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Virus Dengue di tubuh nyamuk Aedes Aegypti dapat
dikendalikan perkembangannya dengan Bakteri Wolbachia. Bakteri yang terdapat
pada serangga buah, lalat, kupu-kupu. Dengan rakayasa berteknologi tinggi
Bakteri Wolbachia berhasil disuntikkan dalam telor nyamuk Aedes Aegypti. Dan pada saatnya akan menjadi nyamuk Aedes Aegypti
yang ber-wolbachia yang bila menggigit pada manusia tidak lagi mampu menularkan
penyakit Demam Berdarah.
Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Word
Mosquito Program (WMP) Yogyakarta telah pula melakukan penelitian dan ujicoba Aedes
Aegypti ber-wolbachia ini di wilayah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini mampu menurunkan 77% kasus DBD
dan mencegah hingga 86% orang yang sakit DBD masuk rumah sakit.
Bukti keberhasilan di atas diadopsi oleh
Pemerintah Kabupaten Bantul dan dinamakan dengan Program Wow Mantul (Wolbachia
wis masuk Bantul). Rilis pertama Program Wow Mantul ini dilakukan oleh Bupati
Bantul, H Abdul Halim Muslih, pada tanggal 24 Mei 2022 ditandai dengan
pelepasan telor nyamuk di ember. Pelepasan telor nyamuk Aedes Aegypti ber-wolbachia
ini akan dilaksanakan di 11 kapanewon (baca kecamatan) di wilayah Kabupaten
Bantul berlangsung selama 6 (enam) bulan.
Kampung KB Plumbon merupakan salah satu wilayah
sasaran Program Wow Mantul. Menurut Nur Faidah, PIC Program Wow Mantul KKB
Plumbon, di wilayah KKB Plumbon terdapat 101 Orang Tua Asuh (OTA). Kepada OTA
ini ember-ember berisi telor nyamuk dititipkan untuk dijaga sampai telor menetas
dan menjadi nyamuk dewasa. Ia menjelaskan bahwa nyamuk Aedes Aegypti
ber-wolbachia tidak akan menularkan penyakit DBD. Nyamuk Aedes Aegypti ber-wolbachia ini harapannya
akan kawin dengan nyamuk Aedes Aegypti lokal yang akan menghasilkan keturunan
Nyamuk Aedes Aegypti ber-wolbachia. Dalam waktu 6 (enam) bulan ke depan harapannya
60% nyamuk yang ada di wilayah KKB Plumbon merupakan Nyamuk Aedes Aegypti
berwolbachia. “Program ini merupakan program pelengkap dalam pengendalian
penyakit DBD. Oleh karena itu kegiatan PSN, 3M, serta pola hidup bersih sehat
harus terus dilakukan oleh seluruh warga” demikian ia mengakhiri penjelasannya.