KAMPUNGKB SABIANO

Gambaran Umum

             Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Unamendaa dan

                                        Kelurahan 19 Nopember

             Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Puuroda

             Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bende

             Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Towua

Letak Geografis Desa Sabiano sangat strategis, jarak desa dengan Ibukota Kecamatan ± 5 Km sedangkan dengan Ibukota Kabupaten ± 10 Km. Desa Sabiano terletak pada ketinggian 30 M dari atas permukaan laut dengan suhu rata–rata 27-35 °C serta curah hujan rata-rata 2000-3000 mm / tahun dengan kelembaban 6,5 °C Luas Wilayah Desa Sabiano 3000 Km². Keadaan masyarakatnya terdiri dari berbagai suku seperti Bugis, Makassar, Mekongga, Tolaki, Toraja, Jawa dan beberapa keluarga dari suku yang lain yang hidup secara rukun berdampingan, saling menghargai dan saling menghormati. Sedangkan mata pencaharian masyarakat adalah mayoritas petani dan sebagian kecil pegawai negeri/swasta.

            Jumlah Kepala Keluarga = 353 KK, Jumlah Jiwa = 1282 Jiwa yang terdiri dari : Laki-laki = 660 jiwa dan Perempuan = 622 jiwa. Adapun keadaan kesertaan ber – KB di Desa Sabiano, sesuai data pendataan tahun 2017, adalah sebagai berikut: Pasangan Usia Subur ( PUS) 291 , Peserta KB yang terdiri dari : Suntik 49 Akseptor, PIL 56 Akseptor, Implan 14 Akseptor, IUD 11 Akseptor, MOW 0 Akseptor, MOP 0 Akseptor, Kondom 0 Akseptor dan PA/PUS 55,3 %

            Bapak / Ibu , serta hadirin yang berbahagia;

          Melihat kesertaan ber –KB tersebut, bahwa memang peserta KB di Desa Sabiano masih didominasi Non MKJP (Metode Kontasepsi Jangka Panjang) seperti Pil dan Suntik, sehingga sangat mudah drop out. Kondisi ini tentunya merupakan salah satu indikator dari sekian banyak indikator sasaran Kampung Kencana yang menunjukkan masih perlunya intervensi program termasuk program KB.

             Bahwa Kampung Kencana sebagai inovasi penggerakan KB di tingkat lini lapangan adalah sangat tepat menjawab kondisi Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), Pemberdayaan Perempuan serta sektor pembangunan lainnya.

            Konsep Kampung Kencana sebenarnya muncul tatkala program KB sepuluh tahun terakhir sedikit agak kendor, hal ini dapat dilihat pada Total Fertility Rate (TFR) yang stagnan 2,6 secara nasional. Bahkan untuk Sulawesi Tenggara sampai 3.0, termasuk dalam hal ini Kabupaten Kolaka 2,8 dan kalau kita tarik benang merahnya sampai ke Kecamatan, tidak menutup kemungkinan Desa Unamendaa juga punya andil dalam menyumbang TFR yang masih 2,8 tersebut. ini berarti rata-rata Pasangan Usia Subur masih mempunyai anak 2 s/d 3 orang, sehingga kampanye “ 2 ANAK CUKUP “ harus digelorakan kembali pada setiap kesempatan