HARI ASURA

BERLIAN
Dipublikasi pada 14 July 2024

Deskripsi

sejarah Islam tanggal 10 Muharram banyak menyimpan peristiwa penting. Di antaranya, diterimanya taubat Nabi Adam AS dan tenggelamnya Fir'aun di dasar laut merah saat mengejar Nabi Musa AS.

Berikut penjelasan masing-masing peristiwa:

1. Diterimanya Taubat Nabi Adam AS
Seperti yang diketahui, dulu Nabi Adam dan Hawa pernah berbuat dosa hingga membuat Allah menghukumnya dengan menurunkan mereka ke bumi. Semua ini bermula ketika Iblis tidak mau bersujud kepada Adam sebagai bentuk hormat.

Allah SWT yang melihat sifat keangkuhan iblis kemudian memutuskan untuk mengusirnya dari surga. Dari kejadian itu, iblis lalu menaruh dendam kepada Adam.

Iblis kemudian menjebak Adam dan Hawa agar keduanya juga melanggar aturan Allah dengan memakan buah khuldi. Dengan begitu keduanya juga diusir dari surga.

Dikisahkan, saat Adam dan Hawa berhasil tergoda dengan jebakan iblis, Allah menurunkan mereka ke bumi. Keduanya tampak sangat bersedih. Dalam satu riwayat dikatakan keduanya menangis sejadi-jadinya.

Bahkan, jika seluruh manusia dan Nabi Dawud menangis belum ada apa-apanya dibandingkan dengan tangisan Adam dan Hawa. Tak hanya itu, mereka berdua juga tidak berani memandang ke arah atas selama 40 tahun karena merasa sangat berdosa kepada sang pencipta.

Dalam sebuah riwayat, Imam Jalaluddin as-Suyuthi menyampaikan saat Adam dan Hawa diturunkan di bumi, keduanya berthawaf mengelilingi Ka'bah selama tujuh hari dan melaksanakan shalat dua rakaat.

Setelah itu, mereka juga membaca doa tobat berikut ini:

اللّهُمّ إِنّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلَانِيَتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤَلِيْ وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيْبُنِيْ إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي وَأَرْضِنِيْ بِمَا قَسَّمْتَ لِي

Artinya: "Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku. Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku." (As-Suyuthi, Addurrul Mantsur, tanpa tahun: juz 1, h. 59)

Allah SWT kemudian menerima taubat Nabi Adam AS. Dierimanya tobatnya Nabi Adam tepat pada tanggal 10 Muharram.

Sejarah peristiwa tentang tobatnya Nabi Adam di hari Asyura ini disinggung dalam salah satu hadits wiyata At-Tirmidzi. Rasulullah SAW bersabda:

إِنْ كُنْتَ صَـائِمًا شَهْرًا بَعْدَ رَمَضَانَ فَصُمْ الْمُحَرَّمَ، فَإنَّ فِيْهِ يَوْمًا تَابَ اللهُ فِيْهِ عَلَى قَوْمٍ، وَيَتُوْبُ فِيْهِ عَلَى آخَرِيْن

Artinya: "Bila seseorang puasa sebulan setelah bulan Ramadhan, maka puasalah di bulan Muharram. Karena di bulan itu, hari-hari ketika Allah Swt menerima tobat suatu kaum, dan menerima tobat kaum-kaum yang lain." (HR At-Tirmidzi)

Berkaitan dengan hadits di atas, Ibnu Rajab al-Hambali dalam Lathaiful Ma'arif pun menyampaikan:

صحَّ مِنْ حَدِيث أبي إسحاق عن الأسْوَد بن يَزيد أَنَّهُ قال: "سَألْتُ عُبَيد بن عُمَير عَنْ صِيَام يَوْمَ عَاشُورَاء؟ فقال: الْمُحَرَّم شَهْرُ الله الْأصَمّ فِيْهِ تيب عَلَى آدم عليه السلام فَإنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ لَا يَمُرَّ بِك إلّا صُمْته فَافْعَلْ

Artinya: "Ibnu Rajab telah mensahihkan sebuah hadits dari Abu Ishaq dari al-Aswad bin Yazid bahwasanya ia berkata: 'Aku bertanya kepada ubaid bin Umair perihal puasa di hari Asyura,' ia menjawab: 'Muharram adalah bulan Allah yang penting (al-ashamm). Di dalamnya Nabi Adam diterima tobatnya. Bila kamu mampu untuk tidak melewatinya tanpa puasa, maka puasalah.'" (Ibnu Rajab al-Hambali, Lathaiful Ma'arif, tanpa tahun: 54)

2. Selamatnya Nabi Ibrahim AS dari Api yang Membakar
Kisah ini bermula ketika Nabi Ibrahim berdebat dengan Raja Namrud mengenai berhala. Sebelumnya Nabi Ibramhim telah menghancurkan berhala-berhala yang disembah Namrud, lalu hanya menyisakan satu berhala besar.

Raja Namrud yang naik pitam lalu menjatuhkan hukuman bakar kepada Nabi Ibrahim.

Sorakan pasukan Namrud mengiringi prosesi pembakaran Nabi Ibrahim. Namun tanpa diketahui mereka, api yang sedang menyala besar tersebut tidak sedikitpun melukai tubuh Nabi Ibrahim.

Justru api yang terlihat sangat panas itu terasa dingin bagi Nabi Ibrahim. Api yang merah menyala tidak sedikit pun membakar tubuh Nabi Ibrahim AS.

Dengan demikian, pada hari ke 10 Bulan Muharram Nabi Ibrahim keluar dari tempat pembakaran dalam keadaan selamat. Allah berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Anbiya Ayat 68-69:

قَالُوْا حَرِّقُوْهُ وَانْصُرُوْٓا اٰلِهَتَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَ ۝٦٨

Artinya: "Bakarlah dia (Ibrahim) dan bantulah tuhan-tuhan kamu jika kamu benar-benar hendak berbuat." (QS Al-Anbiya: 68)

قُلْنَا يٰنَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَۙ ۝٦٩

Artinya: "Kami (Allah) berfirman, 'Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!'" (QS Al-Anbiya: 69)

3. Dikeluarkannya Nabi Yusuf dari Penjara
Peristiwa sejarah yang terjadi di tanggal 10 Muharram selanjutnya adalah dikeluarkannya Nabi Yusuf dari penjara. Nabi Yusuf pernah difitnah telah melakukan pelecehan terhadap istri perdana menteri.

Tuduhan itu kemudian semakin diarahkan kepada Nabi Yusuf ketika baju bagian depan dan belakangnya ditemukan robek. Akibatnya, pengadilan memutuskan Nabi Yusuf bersalah dan harus dipenjara.

Namun diceritakan bahwa ketika hari Asyura 10 Muharram Nabi Yusuf dikeluarkan atau dinyatakan bebas dari tuduhan. Setelah keluar dari penjara Nabi Yusuf diangkat menjadi perdana menteri.

Kisah Nabi Yusuf bahkan dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat Yusuf Ayat 27-28 :

وَاِنْ كَانَ قَمِيْصُهٗ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ فَكَذَبَتْ وَهُوَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ ۝٢٧

Artinya: "Jika bajunya koyak di bagian belakang, perempuan itulah yang berdusta dan dia (Yusuf) termasuk orang-orang yang jujur."

فَلَمَّا رَاٰ قَمِيْصَهٗ قُدَّ مِنْ دُبُرٍ قَالَ اِنَّهٗ مِنْ كَيْدِكُنَّۗ اِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيْمٌ ۝٢٨

Artinya: "Maka, ketika melihat bajunya (Yusuf) koyak di bagian belakang, dia (suami perempuan itu) berkata, 'Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu (hai kaum wanita). Tipu dayamu benar-benar hebat.

4. Disembuhkannya Nabi Ayyub AS dari Penyakit
Kisah selanjutnya terjadi pada Nabi Ayyub AS. Awalnya Nabi Ayyub AS adalah seorang yang sehat dan tak kurang suatu apa pun.

Sampai tiba Allah menurunkan ujian penyakit kepadanya. Tak hanya itu, Allah SWT juga mengambil seluruh harta beserta keluarganya, kecuali istri dan dua orang saudaranya.

Meski melewati sederet ujian panjang, Nabi Ayyub tetap bersabar, tegar, dan tak pernah mengeluh. Hingga suatu ketika Allah kembali memberikan jalan kesembuhan atas penyakit yang dideritanya, mengembalikan semua harta dan anak-anaknya, dan mengeluarkannya dari berbagai keterpurukan.

5. Selamatnya Nabi Musa AS dan Umatnya dari Fir'aun
Selamatnya Nabi Musa AS dan umatnya dari kejaran Fir'aun juga terjadi di hari istimewa Asyura. Dikisahkan bahwa Nabi Musa AS bersama kaumnya lari menuju laut akibat kejaran Fir'aun dan pasukannya.

Hingga Allah menunjukkan kekuasaan-Nya melalui tangan Nabi Musa dengan memberikan wahyu agar Nabi Musa mengetukkan tongkatnya ke tanah. Pada saat itulah laut terbelah membentuk jalan darat.

Kemudian Nabi Musa memimpin orang-orang yang beriman agar melewati jalan tersebut sehingga lolos dari kejaran Fir'aun. Hal ini sesuai yang difirmankan Allah dalam Surat Taha ayat 77:

Artinya: "Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, 'Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatlah) untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam).'"

Melihat hal tersebut Fir'aun kaget dan langsung ikut mengejar Nabi Musa ke tengah laut. Tetapi Allah mempunyai rencana lain.

Setelah Nabi Musa dan orang-orang yang beriman sampai ke pinggir laut. Pada saat itu pula Nabi Musa mengetukkan tongkatnya kembali ke tanah.

Sehingga air laut yang tadinya terbelah dua membentuk jalan, tertutup kembali dan menenggelamkan Fir'aun dan pasukannya. Laut yang menenggelamkan Fir'aun sekarang dikenal dengan sebutan Laut Merah.

Selain peristiwa di atas, pada hari Asyura juga terdapat peristiwa penting lainnya, di antaranya hari berlabuhnya perahu Nabi Nuh AS di atas bukit dan hari dikeluarkannya Nabi Yunus AS dari perut ikan. Hal ini sebagaimana oleh Imam al-Ghazali dalam kitabnya Mukasyafat al-Qulub, hal 290:

أنه تيب على آدم فيه وكان خلقه فيه وفيه أدخل اجلنة وفيه خلق العرش والكرسي والسموات والشمس والقمر والنجوم وولد إبراهيم اخلليل فيه وكانت جناته من النار فيه وكذلك جناة موسى ومن معه وأغرق فرعون ومن معه فيه وفيه ولد عيسى وفيه رفع إىل السماء وفيه رفع إدريس مكاان عليا وفيه استوت سفينة نوح على اجلودي وأعطى فيه سليمان امللك العظيم وأخرج يونس من بطن احلوت .ورد بصر يعقوب عليه وأخرج يوسف من اجلب وكشف ضرأيوب وأول مطر نزل من السماء إىل اْلرض كان يوم عاشوراء

Artinya: "Maksud dari keterangan Imam al-Ghazali diatas adalah pada hari Asyura terdapat beberapa peristiwa bersejarah, antaranya: (1) Pada hari itu, Allah Swt menciptakan Nabi adam 'alaihissalam. (2) Hari dimana Nabi Adam 'alaihissalam dimasukkan ke dalam surgaNya, (3) Hari diterimanya taubat Nabi Adam 'alaihissalam. (4) Allah Swt menciptakan 'Arsy, Kursy, langit, bumi, rembulan, dan bintang-bintang, (5) Hari dilahirkannya Nabi Ibrahim 'alaihissalam. (6) Hari ketika Allah Swt menyelamatkan Nabi Ibrahim dari kobaran api, (7) Hari kemenangan Nabi Musa 'alaihissalam dan kaumnya, serta tenggelamnya Fir'aun dan bala tentaranya, (8) Hari dilahirkannya Nabi Isa 'alaihissalam. dan diangkat ke langit, (9) Hari diangkatnya Nabi Idris 'alaihissalam di tempat yang luhur, (10) Hari berlabuhnya perahu Nabi Nuh 'alaihissalam diatas bukit, (11) Hari saat Nabi Sulaiman 'alaihissalam mendapatkan kerajaan yang agung, (12) Hari dikeluarkannya Nabi Yunus 'alaihissalam dari perut ikan besar, (13) Hari dikembalikannya penglihatan Nabi Ya'qub 'alahissalam, (14) Hari dikeluarkannya Nabi Yusuf 'alaihissalam dari lubang (sumur kosong), (15) Hari hilangnya kesulitan Nabi Ayyub 'alaihissalam, (16) Dan menjadi hari dimana hujan yang pertama kali turun dari langit ke bumi."

Melihat banyaknya peristiwa penting yang terjadi di hari 10 bulan Muharram Rasulullah SAW kemudian memuliakan hari itu. Sebagai bentuk memuliakannya, Rasulullah SAW mewajibkan para sahabat berpuasa di hari Asyura sebelum adanya perintah puasa bulan Ramadhan.

Sesi Kegiatan Keagamaan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan