Gambaran Umum


A. LATAR BELAKANG
Amanat Presiden Republik Indonesia kepada BKKBN agar dapat menyusun suatu kegiatan/program yang dapat memperkuat upaya pencapaian target/sasaran Pembangunan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana 2015 -2019, kegiatan tersebut dapat menjadi ikon BKKBN serta dapat secara langsung bersentuhan dan memberikan manfaat kepada masyarakat Indonesia di seluruh tingkat wilayah.
Kampung KB merupakan salah satu prioritas yang sesuai intruksi presiden Republik Indonesia dan dikembangkan sebagai strategi untuk mendukung Nawa Cita ke- 3 yaitu membangun Indonesia dari Pinggiran dengan memprioritaskan daerah – daerah dan desa dalam kerangka NKRI dan Nawa Cita ke – 5 yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Dari beberapa kampung KB yang telah di canangkan di kota Surakarta terdapat berbagai variasi dalam pelaksanaan di lapangan. Permasalahan utama yang ditemui di lapangan adalah adanya atau tidak adanya kegiatan lanjutan setelah pencanangan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor misalnya kurangnya pemahaman pemangku kepentingan di setiap level akan konsep Kampung KB, tidak adanya penggerak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam Kampung KB, kurangnya dukungan lintas sektor, dsb.
Faktor ini didukung dengan hasil penelitian dari Puslitbang KB & KS pada tahun 2017 yang menyatakan bahwa, di antaranya:
1.    Secara umum kegiatan yang dilaksanakan di Kampung KB masing- masing provinsi masih didominasi oleh kegiatan KKBPK, sementara kegiatan dari instansi lintas sektor relatif terbatas;
2.    Sarana yang ada di Kampung KB umumnya masih terbatas pada sarana KIE kegiatan KKBPK dan sarana KIE dari Kesehatan sementara sarana dari instansi lintas sektor lainnya tidak banyak ditemukan di Kampung KB;
3.    Secara umum, pembinaan Kampung KB masih bersifat sektoral dan belum terjadwal dan belum terkoordinasi.

Untuk 5 Kampung KB Kota Surakarta yang dicanangkan tahun 2018 untuk pemilihan lokasinya dilakukan DPPKB bekerja dama dengan Bapeda Kota Surakarta menyasar daerah dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Melalui metode “Kroyokan” dan di kombinasikan dengan program Penanggulangan Kemiskinan Kota diharap program Kampung KB mampu meningkatkan kesejahteraan warga dengan intervensi dari berbagai pihak, dengan DPPKB dan Bapeda Kota Surakarta sebagai motor penggeraknya.

B. TUJUAN KAMPUNG KB GENDIS
Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga serta pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Tujuan Khusus
1.    Meningkatkan peran pemerintah, pemerintah daerah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, pendampingan dan pembinaan masyarakat untuk menyelenggarakan program kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sektor terkait;
2.    Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan;
3.    Meningkatkan jumlah peserta KB aktif modern;
4.    Meningkatkan ketahanan keluarga melalui program Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) dan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja;

VISI MISI KAMPUNG KB ‘GENDIS’ KELURAHAN PANULARAN
Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kelurahan Panularan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta maka sepakat ditetapkan :
1. Visi
GUYUB    : kebersamaan membangun wilayah (Gotong Royong)
ELOK        : Indah dan enak dipandang
NYAMAN    : suasana tentram dan layak ditinggali
DAMAI    : aman dan rukun
INOVATIF     : pembaharuan 
SEJAHTERA : makmur sehat sentosa



2. Misi
Untuk mewujudkan kelurahan Panularan yang Guyub, Elok, Nyaman, Damai, Inovatif, dan Sejahtera, maka Kampung KB menerapkan 8 Fungsi Keluarga dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat dan membangun keluarga

C. TAHAPAN PROSES PEMBENTUKAN KAMPUNG KB ‘GENDIS’ KELURAHAN PANULARAN
Kampung KB adalah daerah atau wilayah setingkat RW yang didalamnya terdapat keterpaduan pembangunan kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga serta pembangunan sektor – sektor lainnya seperti infrastruktur, ekonomi, pendidikan dan lain-lain yang dilaksanakan secara sistemis dan sistematis yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
Kampung Baron Gede RW II Kelurahan Panularan dibentuk sebagai Kampung KB karena penunjukan dari DPPKB dan Bapeda Kota Surakarta yang di jalankan bersama program Penanggulangan Kemiskinan Kota karena tingkat kemiskinan RW II panularan termasuk yang masih cukup tinggi. Selain itu RW II Panularan berada di daerah pinggiran atau berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukoharjo dan memiliki tingkat peserta KB yang rendah atau di kisaran 50% dari jumlah PUS. Selain tingkat kesertaan KB yang rendah di RW II Panularan juga terdapat permasalahan dibidang lainnya seperti infrastruktur (RTLH, Talud Sungai dll), persampahan, pemberdayaan masyarakat maupun masalah ekonomi. Dengan dibentuk Kampung KB di RW II Panularan kecamatan Laweyan Kota Surakarta ini diharapkan Kampung KB dapat sebagai wadah untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di RW II.
Terdapat enam langkah kegiatanan sebagai tahapan proses pembentukan dan pelaksanaan Kampung KB di RW II Panularan. Keenam langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Dialog Komunitas  : Pertemuan yang bertujuan untuk menentukan kesepahaman dan dukungan dari komunitas-komunitas warga RW II Panularan  untuk membentuk kampung KB.
2.    Analisa Situasi Terkini : Kegiatan atau pertemuan yang dilaksanakan dengan cara diskusi kelompok ini bertujuan untuk mengetahui segala  permasalahan-permasalahan yang ada di RW 05 baik permasalahan KB maupun permasalahan di sektor lainnya serta untuk mengetahui dimana lokasi permasalahan.
3.    Rencana Aksi /Kegiatan Masyarakat (RKM) : Penyusunan rencana kerja dimana warga masyarakat berdiskusi untuk menyampaikan usulan-usulan kegiatan untuk menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang ditemukan pada pertemuan analisa situasi terkini sebelumnya.
4.    Mobilitasi Sumber Daya dan pihak terkait
5.    Implementasi RKM
6.    Monitoring dan evaluasi

RUMUSAN HASIL IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan hasil pertemuan warga dalam rangka mengidentifikasi masalah dan potensi yang telah dilaksanakan di RW II adalah sebgai berikut :
1.    Partisipasi warga rendah karena Inpidualisme tinggi
2.    Kesertaan KB Rendah dan cakupan MKJP karena kurang pengetahuan masyarakat akan manfaat KB MKJP.
3.    Banyak Industri Rumahan yang belum terkelola secara baik
4.    Banyaknya Rumah Tidak Layak Huni dan rumah tinggal yang berdiri di atas lahan pemerintah.
5.    Lokasi di dipinggir sungai yang belum memiliki talud sehingga rawan banjir
6.    Masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya, karena kesadaran masyarakat akan kebersihan dan kesehatan masih rendah

D. INTERVENSI

Intervensi adalah satu ukuran keberhasilan kampung KB, karena dengan intervensi dari pihak luar akan memberikan harapan peningkatan baru bagi kondisi dan permasalahan yang ada di wilayah. Dibawah ini beberapa intervensi yang telah ada di kampung KB GENDIS panularan.

1. SWADAYA WARGA

a. Pembuatan mural kreatif kampong KB

b. Pembangunan joglo warga rw 2

2. DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

a. Perbaikan rumah tidak layah huni

b. Pavingisasi jalan kampung

3. DINAS LINGKUNGAN HIDUP

a. Bantuan bibit tanaman untuk pengijauan

b. Bantuan composer

4. DINAS KOPERASI DAN UMKM

a. Pelatihan dan pendampingan bagi kegiatan UPPKA


E. INOVASI.

Kegiatan Inovasi kampung KB salah satu upaya warga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat inisiatif dari warga sendiri. Berikut ini bentuk inovasi dari warga RW II Panularan :

1. Pembuatan taman tepi sungai yang bertujuan untuk menata bantaran kali jenes yang selama ini nasipnya cukup ngenes.

2. Pelaksanaan malam kreasi dimana setiap group kesenian warga diberi kesempatan untuk tampil di joglo warga, waktu pementasan telah terjadwal rutin.

3. Pengembangan produk UPPKA yang tanggap situasi pandemic Covid-19 berupa composer sampah, bak sampah 3R dan alat cuci tangan portable.


F. PENUTUP
   Demikian profil Kampung KB RW II Kelurahan Panularan yang bisa kami tampilkan , semoga dapat menjadi gambaran bagaimana pelaksanaan kegiatan Kampung KB RW II Kelurahan Panularan, walaupun masih terdapat banyak kekurangan. Kami membutuhkan saran dan kritik dari berbakai pihak yang sifatnya membangun untuk kemajuan dan suksesnya kampong KB GEBNDIS Kelurahan Panularan.


Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
1082
Jumlah Kepala Keluarga
355
Jumlah PUS
141
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
57
Keluarga yang Memiliki Remaja
105
Keluarga yang Memiliki Lansia
97
Jumlah Remaja
127
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
133
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
8

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBN
APBD
Dana Desa
Donasi/ Hibah Masyarakat
Swadaya Masyarakat
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
Danny Sandra
198508122009022010
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 1 orang pokja terlatih
dari 1 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Ya
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Ya,
PK dan Pemutahiran Data
Data Rutin BKKBN
Potensi Desa
Data Sektoral

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Tahunan