Gambaran Umum


SEJARAH DESA BONE BARU
Seperti kebiasaan masyarakat pada umumnya nomaden adalah suatu  cara masih tetap di jalankan oleh penduduk pribumi banggai. Kebiasaan seperti inilah  yang mendorong sebagian penduduk untuk mencari lahan subur untuk bercocok tanam. Suatu kelompok masyarakat dari daratan pulau peling melakukan hijra kesuatu tempat dimana kegitan bercocok tanam dapat di lakukan, mereka menyebrangi lautan menentang arus dan gelombang dan sampailah pada sebuah pulau kecil bernama toulan. Harapan mereka di tempat inilah mereka bisa memulai hidup baru. perahu pun merapat pada suatu pantai panjang yang terhampar pasir putih. Kemudian tempat ini di namakan Bone Bulusan yang berarti pasir panjang. Kehidupanpun mulai di jalani di tempat itu sebuah struktur masyarakat sederhana terbentuk dan mengangkat orang yang di tuakan sebagai pemimpin.
Waktu  berlalu kehidupan di jalani selama tiga tahun  karena kondisi tanah pertanian yang telah di garap tidak lagi subur untuk bercocok tanam,terpikirlah untuk mencari tempat lain yang memungkinkan untuk di tinggali.
   Merekapun menyebrangi lautan menuju daratan sebelah,yaitu pulau banggai. Harapan yang sama di Pulau ini bisa mendapatkan tanah yang subur untuk bercocok tanam. Maka di pilihlah suatu tempat yang bernama Mololon, yang berarti arus yang deras. Karena tempat itu terletak pada suatu selat yang memiliki arus yang deras. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1933.
Enam tahun di lalui di tempat itu, tepat pada tahun 1939 suatu peristiwa terjadi, gunung krakatau meletus dan meluluh lantahkan seluruh pemukiman, hal ini memaksa mereka harus pindah ke suatu tempat yaitu Bongo yang berarti Penampungan. Mereka mulai menetap di tempat itu sampai terjadi suatu musibah dimana setiap bayi yang di lahirkan meninggal dunia dan munculnya berbagai macam penyakit karena sumber air  yang tidak sehat.
Sebuah tempat yang tidak terlalalu jauh di mana sering di datangi sebelumnya  yaitu sebuah pantai. Tempat mencari ikan, dipilih sebagai tempat hijrah berikutnya. Sebelum menetap di tempat itu mereka meminta izin kepada leluhur yang menurut kepercayaan  sebagai penguasa tempat tersebut. Olehnya tempat ini di namai Sabol yang berarti pinjam. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1950.
Tiga tahun menetap di tempat tersebut kepala distrik  IBRAHIM mengangkat seorang kepala desa yang bernama LABAKA. Oleh kepala distrik  bersama masyarakat sepakat untuk merubah nama Sabol menjadi BONEBARU,yang berarti pasir baru.
Adapun kepala kepala desa sepeninggalan LABAKA adalah sebagai berikut:
    1.  PANGABISAN BULASI       TahuN    1950-1956
    2.   ATO LUNA                                 Tahun         1956-1961
    3.   MA’AJI SULEMAN                    Tahun         1961-1964
    4.   MAHMUD DJUMAT                  Tahun            1964-1968
    5.   DJIBRAN HASUNAN            Tahun        1968-1973
    6.   MAHMUD DJUMAT                 Tahun           1973-1981
    7.   HI. MANAWING                         Tahun         1981-1989
    8.   MANSUR DJABURA                 Tahun           1989-2002
    9.   SAMSUDIN HAMID                       Tahun            2002-2007
    10. SARIF S. PUTABOGA                Tahun            2007-2009
    11. BUHARI S. NGONING               Tahun         2009-2015
    12. JASNUN SAMPUKON            Tahun        2015-2017
    13. BUHARI            Tahun        2017- sekarang
Demikian sekilas perjalanan sejarah terbentuknya desa Bone Baru  serta susunan nama-nama  dan tahun kepemimpinan kepala desa yang pernah menjabat sejak desa BONEBARU berdiri.
2.    Keadaan Geografis Desa
a.    Letak Wilayah
Desa Bone Baru memiliki luas wilayah yang tidak terlalu besar, serta daerah administratif Desa Bone Baru jika menilik ke Desa lainnya yang terdapat di Kecamatan Banggai Utara adalah menjadi salah satu desa yang memiliki wilayah administratif terkecil. Namun demikian, dengan tidak terlalu besarnya wilayah yang harus dikembangkan oleh Pemerintahan Desa Bone Baru maka hal itu dirasa akan cukup memabantu dalam meningkatkan potensi yang terdapat di Desa Bone Baru pada masa ke masa.
Secara geografis Desa Bone Baru merupakan salah satu Desa di Kecamatan Banggai Utara yang mempunyai luas wilayah mencapai 8,4 Km2. Dengan jumlah penduduk Desa Bone Baru sebanyak 1.024  Jiwa. Desa Bone Baru merupakan salah satu  Desa dari 6 (Enam) Desa yang ada di kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut, Desa Bone Baru berada pada ketinggian ± 165 dpl dan curah hujan ± 200 mm, rata-rata suhu udara 28º - 32º celcius. Bentuk wilayah berombak hanya 1%. Desa Bone Baru terletak di sebelah Barat Kecamatan Banggai Utara yang apabila ditempuh dengan memakai kendaraan hanya menghabiskan waktu selama ± 15 menit.

Sebelah Utara             : Selat Kalumbatan
Sebelah Timur            : Desa Tolisetubono Kec. Banggai Utara
Sebelah Selatan             : Desa Potil Pololoba Kec. Banggai
Sebelah Barat            : Selat Kalumbatan
b.    Luas Wilayah
Jumlah luas tanah Desa Bone Baru seluruhnya mencapai 8,4 Km2 dan terdiri dari tanah darat dan tanah Rawa.
c.    Sumber Daya Alam
?    Pertanian
?    Peternakan
?    Perkebunan  
?    Lahan Tanah
d.    Orbitasi
Orbitasi atau jarak dari pusat-pusat pemerintahan :
?    Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan     : 7 km
?    Jarak dari Pusat Pemerintahan Kabupaten     : 10 km
?    Jarak dari Pusat Pemerintahan Propinsi     :        km
?    Jarak dari Pusat Pemerintahan Pusat    :        km
e.    Karakteristik Desa
Desa Bone Baru merupakan kawasan pedesaan yang bersifat agraris, dengan mata pencaharian dari sebagian besar penduduknya adalah bercocok tanam terutama sector pertanian dan perkebunan. Sedangkan pencaharian lainnya adalah Perikanan, Buruh Bangunan serta sektor industri kecil yang bergerak di bidang kerajian dan pemanfaatan hasil olahan pertanian dan perkebunan.

Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
935
Jumlah Kepala Keluarga
277
Jumlah PUS
207
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
115
Keluarga yang Memiliki Remaja
177
Keluarga yang Memiliki Lansia
94
Jumlah Remaja
177
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
119
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
88

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBN
Dana Desa
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
IRAWAN,S.H
199006122022212004
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 10 orang pokja terlatih
dari 28 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Ya
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Ya,
PK dan Pemutahiran Data
Data Rutin BKKBN
Potensi Desa
Data Sektoral
Lainnya

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Bulanan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Tahunan
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Tahunan