Pembinaan Poktan Tribina (BKB, BKR, BKL) Kampung KB

Lawang Agung
Dipublikasi pada 17 November 2020

Deskripsi

Kegiatan ini dihadiri oleh 30 peserta dari kader BKB, BKR, dan BKL Desa Lawang Agung. Narasumber dari Koordinator PKB Kecamatan Pasemah Air Keruh. Adapun materi yang disampaikan meliputi perpanjangan SK dan K/0 untuk periode tahun 2021 serta pennyampaian materi tentang Penggunaan KKA bagi BKB, Sosialisasi dan edukasi menggunakan Akun Instagram untuk kelompok BKR dan Pengenalan Penyakit/Gangguan pada Lansia (SINDROMA GERIATRI)


“PEDOMAN PENGGUNAAN KKA

DAN PENGENALAN PENYAKIT/GANGGUAN PADA LANSIA (SINDROMA GERIATRI)”

Pertumbuhan adalah proses perubahan fisik seseorang, yang meliputi pertumbuhan berat badan atau tinggi badan sesuai dengan umurnya, misalnya :

- Anak baru lahir, berat badannya 3 Kg, tinggi badan 49 cm

- Pada usia 3 bulan, biasanya berat badannya dapat bertambah menjadi 5 kg, tinggi badannya menjadi 59 cm

Perkembangan ialah proses perubahan perilaku dan mental seseorang, yang meliputi emosi, social, kemampuan dan keterampilan. Misalnya :

- Anak baru lahir/bayi, untuk mengungkapkan rasa lapar, sakit, takut, dan sebagainya biasanya bayi tersebut menangis

- Pada usia 1 tahun, rasa tersebut diungkapkan dengan kata-kata, misalnya “Mama sakit, minta minum” dan sebagainya.

Tugas perkembangan anak meliputi 7 aspek perkembangan, yaitu :

1. Gerakan Kasar (GK)

2. Gerakan Halus (GH)

3. Komunikasi Pasif (KP)

4. Komunikasi Aktif (KA)

5. Kecerdasan (KC)

6. Menolong diri sendiri (MD)

7. Tingkah laku social (TS)

Prinsip-prinsip tumbuh kembang anak

- Tumbuh kembang anak adalah unik

- Tumbuh kembang anak mengikuti “Pola Tertentu”

- Tumbuh kembang anak pada usia dini berlangsung sangat cepat

- Tumbuh kembang dipengaruhi factor bawaan dan lingkungan

Cara Menggunakan KKA

1. KKA terdiri dari :

a. Kolom identitas anak dan orang tua

b. Kolom tugas perkembangan anak

Berisi tugas-tugas perkembangan anak yang dipergunakan untuk memantau kemampuan dan keterampilan anak pada umur tertentu. Untuk umur 3 tahun pertama dipilih sebanyak 36 tugas perkembangan secara berurutan. Setelah 3 tahun dipilih 12 tugas perkembangan diberi kode seperti tercantum pada kode disampingnya.

c. Kolom angka disamping kode

Kolom ini berisi angka-angka yang menunjukkan nomor urut tugas perkembangan anak.

d. Kolom kotak-kotak

Kolom ini digunakan untuk memantau tugas perkembangan anak sesuai umurnya.

1. Garis merah menunjukkan nilai batas kemampuan tertentu pada umur tertentu

2. Grafik Hijau menunjukkan kemampuan dan keterampilan anak yang semestinya sesuai dengan umurnya

e. Kolom bulan dan tahun kelahiran anak

Kolom ini berada dibawah kolom kotak-kotak. Kolom ini menunjukkan bulan dan tahun kelahiran anak pada kolom nol. Bagian kolom berikutnya yaitu kolom 1, 2, 3 dst menunjukkan umur anak dalam bulan

f. Kolom pesan-pesan (persiapan tugas berikutnya)

Kolom ini berisi pesan-pesan yang perlu dilakukan orangtua/ibu bila anak belum dapat melakukan tugas perkembangan sesuai umurnya.

g. Cara Asuh Orangtua/Ibu Agar Anak Tumbuh Kembang Optimal

Pada halaman ini berisi pesan-pesan (untuk persiapan tugas berikutnya) yang dilengkapi dengan gambar tentang carfa orangtua/ibu mengasuh anak.

Cara Pengisian

KKA diisi oleh kader BKB Bersama Orang Tua/Ibu Balita. Diisi pertama kali pada pertemuan Penyuluhan BKB dan pengisian selanjutkan setiap bulan setelah pertemuan Penyuluhan.

PENGENALAN PENYAKIT DAN GANGGUAN PADA LANSIA (SINDROMA GERIATRI)

Teknik Komunikasi Pada Lansia

1. Teknik Asertif

Asertif adalah sikap dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan menunjukkan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi atau pembicaraan dapat dimengerti

2. Responsif

Responsif artinya bersikap aktif, tidak menunggu permintaan bantuan dari klien. Sikap aktif ini akan menimbulkan perasaan tenang bagi lansia

3. Fokus

Sikap ini merupakan upaya untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan

4. Supportif

Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan demikian diharapkan lansia menjadi termotivasi untuk mandiri dan dapat berkarya sesuai kemampuannya. Dukungan diberikan baik secara materiil maupun moril

5. Klarifikasi

Klarifikasi dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali agar pembicaraan kita dapat diterima dan dipersepsikan sama dengan lansia.

6. Sabar dan Ikhlas

Terkadang lansia mengalami perubahan yang merepotkan dan kekanak – kanakan. Perubahan ini perlu disikapi dengan sabar dan ikhlas agar pendamping tidak menjadi jengkel dan tetap tercipta komunikasi yang terapeutik dan juga tidak menimbulkan kerusakan hubungan antara lansia dengan pendamping.

Contoh : Cara Berkomunikasi secara efektif dengan seseorang yang terkena dementia. Gunakan perpaduan metode verbal dan non-verbal agar proses komunikasi berjalan lebih efektif dengan mereka yang terkena demensia.

Kerjasama Dalam Tim dan Jejaring

Tujuan kerjasama dalam tim yang berjenjang agar lansia memperoleh kenyamanan secara utuh dengan pendekatan holistic dan komprehensif. Dalam menangani lansia yang membutuhkan perawatan jangka panjang, dibutuhkan kerjasama dalam kelompok atau jejaring. Dalam kelompok BKL, perawatan jangka panjang dilakukan secara terintegrasi agar lansia yang rentan mendapatkan penanganan yang menyeluruh (holistik) dan komprehensif dengan cara sebagai berikut:

1. Melibatkan berbagai pihak dan keahlian

a. Anggota keluarga sebagai caregiver/ pendamping

b. Kader (BKL, PKK, Posyandu, dsb.)

c. Petugas Sosial

d. Ahli gizi

e. Dokter

f. Perawat

g. Petugas kesehatan lainnya seperti mantri, fisioterapis, dsb.

h. Psikolog/psikiater

i. Tokoh agama

j. Tokoh masyarakat

k. BPJS Kesehatan

l. Tetangga atau lingkungan masyarakat sekitar

m. Donatur pemerintah/yayasan/perusahaan/perorangan

2. Melakukan kerjasama dalam tim dan jejaring dengan tips sebagai berikut:

a. Sebaiknya kader memiliki catatan nama, nomer kontak, alamat dari berbagai pihak yang terlibat dengan lansia (jejaring lingkungan keluarga dan masyarakat).

b. Lansia sebaiknya memiliki “Buku Kesehatan Lanjut Usia” yang diantaranya berisi identitas, riwayat kesehatan, catatan keadaan kesehatan dan keluhan, catatan perkembangan kesehatan lansia, pemantauan penggunaan obat, serta informasi kesehatan yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan.

c. Dalam pelayanan kesehatan, lansia dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan apabila diperlukan.

d. Anggota keluarga berperan penting untuk membawa lansia ke fasilitas kesehatan terdekat pada saat lansia sakit atau mengalami kondisi kegawatdaruratan.

PENGENALAN PENYAKIT DAN GANGGUAN PADA LANJUT USIA (SINDROMA GERIATRI)

Tujuan Pengenalan penyakit dan gangguan pada lanjut usia agar lansia yang didampingi memperoleh kesehatan optimal sesuai dengan indikasi perawatan jangka panjang dari aspek penyakit dan sindroma geriatri yang dialami. Adapun indikasi yang menandakan bahwa lansia tersebut memerlukan perawatan jangka panjang antara lain

1. Sindroma geriatri

Sindrom geriatri merupakan kumpulan tanda-tanda penuaan yang sering sebagai tanda awal penyakit. Sindrom geriatri penting untuk diketahui oleh pendamping atau keluarga, meliputi:

a. Perawatan tirah baring diatas tempat tidur dalam jangka waktu tertentu (immobility)

b. Instabilitas, baik statis maupun dinamis

c. Incontenensia urin, ketidakmampuan menahan berkemih

d. Incontenensia alvi, ketidakmampuan menahan buang air besar.

e. Gangguan intelektual, baik intelektual dan kognitif

f. Gangguan penglihatan dan pendengaran

g. Infeksi

h. Kecendrungan mengurung diri (isolasi)

i. Malnutrisi, kekurangan gizi

j. Keterbatasan keuangan

k. Dampak dari mengkomsumsi obat-obatan(polifarmasi)

l. Sulit tidur

m. Penurunan daya tahan tubuh


Sesi Kegiatan Keagamaan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan