Evaluasi Program Kegiatan Pelayanan KB dan Persiapan Pelayanan MOW

Bletok
Dipublikasi pada 10 August 2019

Deskripsi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Konteks Program Keluarga Berencana Evaluasi konteks mengacu pada kekuatan dalam pelaksanaan Program KB diantaranya adanya dukungan dari pemerintah  daerah.Berbagai kegiatan yang diselenggarakan di masyarakat menunjang keberhasilan program KB yaitu Pelaksanaan Bina Keluarga Balita di RW VI Kelurahan Kuningan Kota pada pelaksanaan kegiatan Bina Keluarga Balita dihadiri oleh petugas PLKB l (satu) orang, Kader 3 orang, Tenaga Penggerak Desa 1 (satu) orang, Ibu Balita beserta Balita sebanyak 20 orang, Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan salah satu bentuk kelompok kegiatan yang menjadi salah satu program unggulan BKKBN, dimana Bina Keluarga Balita adalah kegiatan yang khusus mengelola tentang pembinaan tumbuh kembang anak melalui pola asuh yang benar berdasarkan kelompok umur, yang dilaksanakan oleh sejumlah kader dan berada ditingkat RW. (Pedoman Pembinaan Kelompok Bina Keluarga Balita Tahun 2016). Pelaksanaan kegiatan posyandu dilakukan oleh kader kesehatan yang berasal dari masyarakat setempat, dengan bimbingan dari lintas sektor terkait seperti tim penggerak PKK, Dinas Kesehatan dan Puskesmas, serta Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Sasaran kegiatan posyandu adalah semua masyarakat, terutama bayi, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Waktu dan tempat pelaksanaan posyandu ditentukan oleh masyarakat sendiri. Kelengkapan sarana pendukung sangat penting bagi sebuah posyandu karena dapat meningkatkan kinerja kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu. Berdasarkan wawancara dengan kader, sarana pendukung yang terdapat di posyandu ialah timbangan, buku register posyandu dan papan nama posyandu. Salah satu kegiatan revitalisasi posyandu adalah pemberdayaan tokoh masyarakat, pemberdayaan kader melalui pelatihan, penyegaran, jambore, dan cerdas cermat, serta pengadaan alat masak dan kebutuhan operasional. Oleh sebab itu, tujuan khusus program ini ialah agar tercapainya pemberdayaan tokoh-tokoh masyarakat dan kader posyandu sehingga kegiatan rutin posyandu dapat terselenggara dengan baik dan gizi anak serta kesehatan ibu dapat ditingkatkan. Secara umiun istilah kader kesehatan yaitu kader-kader yang dipilih oleh masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu. Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dibidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Posyandu diharapkan dapat meningkatkan kegiatan program UKBM sebagai upaya penggerakan.

Upaya ini merupakan strategi yang bertujuan mempercepat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Melalui pemberdayaan ini diharapkan masyarakat mampu mandiri dan menyelesaikan masalah kesehatannya sendiri. Upaya penggerakan masyarakat dapat terwujud bila semua lintas program dan lintas sektor serta masyarakat memahami tanggung jawab, tugas dan fungsinya. Untuk itu diperlukan peningkatan pemahaman, pengetahuan dan kemampuan lintas sektor/lintas program serta masyarakat, kegiatan pembinaan Kader Posyandu menjadi wahana yang menjembatani antara kebutuhan program dan proses kemandirian masyarakat. Di dalam pemberdayaan masyarakat yang terpenting adalah bagaimana menjadikan masyarakat pada posisi pelaku pembangunan yang aktif dan bukan penerima pasif. Dengan demikian berarti keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan program sangat ditentukan oleh partisipasi aktif dari seluruh masyarakat. 
Persiapan Pelaksanaan MOW 
Mengajak Masyarakat Pasangan Usia Subur (PUS) di Desa Bletok terutama di Kampung KB yang sudah mempunyai anak lebih dari satu atau lebih dan tidak menginginkan anak lagi supaya ikut program KB kontrasepsi mantap MOW bagi wanita agar pertumbuhan penduduk menjadi seimbang.  

Sesi Kegiatan Kasih Sayang

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan