Pembinaan ketahanan keluarga di Kampung KB
Deskripsi
Kegiatan operasional ketahanan keluarga berbasis Kelompok Kegiatan (Poktan) dapat berupa: Penyuluhan KB di Posyandu Balita dan BKB, Advokasi dan KIE kepada tokoh formal dan informal, Pembinaan Poktan, Fasilitasi kemitraan dengan Klinik KB, Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PK22).
Poktan merupakan wadah program Bangga Kencana yang menjalankan program tersebut secara menyeluruh. Program ini dilaksanakan melalui: Kelompok BKB, Kelompok BKL, PIK Remaja, Upaya peningkatan pendapatan Kesejahteraan keluarga (UPPKS), Pusat pelayanan keluarga sejahtera (PPKS).
Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga dalam menghadapi dan mengelola masalah dalam situasi sulit agar fungsi keluarga tetap berjalan dengan harmonis. Ketahanan keluarga mencakup ketahanan fisik ekonomi, ketahanan sosial, ketahanan psikologis, dan kelentingan keluarga.
Kegiatan Operasional Ketahanan Keluarga bertujuan untuk memberikan pembinaan terhadap keluarga melalui kelompok, kegiatan Bina Keluarga Remaja Sehingga, nantinya dapat menjadi keluarga yang berkualitas serta dapat mengedukasi anggota kelompok untuk mencegah meningkatnya angka kelahiran. mungurangi Stunting, menyiapkan remaja untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, berkualitas dalam upaya penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga dan generasi berkualitas, peningkatan Ekonomi Keluarga dan upaya pemenuhan kecukupan Gizi.
Masa remaja merupakan masa transisi dalam rentang kehidupan manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. Masa remaja juga disebut sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual. Masa remaja merupakan periode atau masa yang rentan. Maka kita sudah tidak tabu ketika mendengar kenakalan remaja yang banyak terjadi. Karena remaja identik memiliki sifat khas yaitu mempunyai rasa ingin tahu yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Apabila keputusan yang diambil dalam menghadapi konflik tidak tepat, mereka akan jatuh ke dalam perilaku beresiko dan mungkin harus menanggung akibat jangka pendek dan jangka panjang dalam berbagai masalah kesehatan fisik maupun psikososial.