Larvasidasi RW008 Kelurahan Utan Kayu Selatan

Kampung KB Kelurahan Utan Kayu Selatan
Dipublikasi pada 17 July 2020

Deskripsi

Larvasidasi adalah pemberantasan jentik dengan menaburkan bubuk larvasida.6 Bila fogging dilakukan untuk memberantas nyamuk dewasa, maka larvasidasi bertujuan untuk memberantas jentik (larva) nyamuk terutama di tempat-tempat penampungan air yang tidak dapat dikuras atau dibersihkan, juga dianjurkan pada daerah yang sulit air.Oleh karena itu, larvasidasi merupakan upaya yang saling berkaitan dengan kegiatan PSN dan fogging.6,7 Sehubungan dengan upaya penanggulangan demam berdarah tersebut maka diselenggarakanlah kegiatan larvasidasi di Desa Suwawal Timur berdasarkan data kasus DBD yang terjadi pada tahun 2009-2010.
B. BATASAN JUDUL
Laporan dengan judul “Larvasidasi Berdasakan Data Kasus DBD di Desa Suwawal Timur Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara Periode April 2010” mempunyai batasan-batasan sebagai berikut:
Larvasidasi
Adalah pemberantasan jentik dengan menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang tidak dikuras atau sulit dibersihkan. Bubuk abate yang digunakan adalah Temephos 1% SG.
2. Data kasus DBD
Adalah data kasus demam berdarah dengue periode Januari 2009-Maret 2010 yang didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara dan kader jumantik warga. Jumlah kasus DBD di Kecamatan Pakis Aji adalah 154 buah kasus. Sedangkan jumlah kasus di Desa Suwawal Timur sendiri adalah 32 kasus.
3. Desa Suwawal Timur
Adalah lokasi pelaksanaan kegiatan, yang merupakan salah satu wilayah kerja Pusekesmas Pakis Aji. RT/RW yang dilakukan larvasidasi adalah RT6/RW3, RT7/RW4, RT8/RW4.
4. Periode April 2010
Adalah periode dilakukannya larvasidasi mulai dari survei tempat penampungan air yang tidak atau sulit dibersihkan, sampai ditaburkannya bubuk abate pada tempat penampungan air tersebut. Pelaksanaan akan dimulai tanggal 11 April hingga 16 April 2010.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi :
Lingkup lokasi : RT6/RW3, RT7/RW4, RT8/RW4 Desa Suwawal Timur, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara.
Lingkup waktu : tanggal 11 April-16 April 2010.
Lingkup sasaran : Tempat-tempat penampungan air warga yang sulit atau jarang dibersihkan.
Lingkup materi : Angka kasus DBD di Suwawal Timur, manfaat pemberantasan demam berdarah, dan cara penggunaan bubuk abate.
Lingkup metode : survei tempat penampungan air warga yang sulit atau jarang dibersihkan, penyuluhan singkat mengenai demam berdarah dan cara penggunaan abate, pembagian sekaligus penaburan bubuk abate pada tempat penampungan air tersebut, pengamatan langsung, dan pencatatan.
D. TUJUAN KHUSUS
Mendapatkan data kasus DBD di Desa Suwawal Timur Kecamatan Pakis Aji Periode Januari 2009-Maret 2010.
Mendapatkan abate yang diperlukan untuk melakukan larvasidasi.
Melakukan persiapan pembungkusan abate tiap 15 g.
Mendapatkan cara menaburkan bubuk abate yang benar dan sesuai dosis.
Mendapatkan data tempat penampungan air warga yang sulit atau jarang dibersihkan.
Melakukan penyuluhan singkat mengenai demam berdarah, cara penularan, cara pencegahan termasuk PSN dan larvasidasi, serta cara menaburkan abate.
Memberikan bubuk abate pada tempat penampungan air warga yang sulit atau jarang dibersihkan.
Menjelaskan pada warga alternatif cara mengkoordinir untuk mendapatkan abate setelah tiga bulan.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Demam Berdarah Dengue
1) Definisi dan etiologi penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri demam, manifestasi perdarahan dan bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian. Puncak kasus DBD terjadi pada musim hujan yaitu antara bulan September sampai dengan Maret. Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus Dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, dan Den-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut. Serotipe Den-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsikan banyak menunjukkan manifestasi klinik yang berat.
2) Cara penularan
Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue, yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia.
3) Diagnosis
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1997 terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris.
Kriteria klinis :
Demam tinggi dengan mendadak dan terus-menerus selama 2 – 7 hari.
Manifestasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji tornikuet positif dan salah satu bentuk lain (petekia, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi), perdarahan mukosa, saluran cerna, hematemesis, dan atau melena.
pembesaran hati.
Renjatan yang ditandai oleh nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistol menurun sampai 80 mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin atau lembab terutama pada ujung hidung,jari dan kaki, penderita menjadi gelisah, timbul sianosis di sekitar mulut.
2. Aedes aegypti
Nyamuk Aedes aegypti berwaran hitam dan belang-belang putih pada seluruh tubuhnya. Nyamuk Aedes aegypti tidak dapat berkembang biak di selokan/got, atau kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah. Nyamuk betina meletakkan telurnya di dinding tempat penampungan air (TPA) atau barang-barang yang memungkinkan air tergenang sedikit di bawah permukaan air. Perkembangan dari telur sampai menjadi nyamuk memerlukan waktu 7-10 hari. Jentik Aedes aegypti berukuran 0,5-1 cm, selalu bergerak aktif dalam air, dan pada waktu istirahat posisinya hampir tegak lurus dengan permukaan air.(PSN-DBD)
3. Larvasidasi
Pemakaian bahan kimia untuk memberantas larva nyamuk dikenal sebagai larvasidasi. Bahan kimianya disebut larvasida. Pada umumnya nyamuk membutuhkan air pada periode perkembangannya. Keuntungan pemakaian larvasida antara lain:
Semua larva dari berbagai stadium dapat dibunuh
Daerah yang dilarvasidasi terbatas pada tempat perindukan (breeding places).
Sedangkan kerugiannya adalah pengaruh larvasida bersifat sementara sehingga membutuhkan aplikasi ulangan dan beberapa larvasida mempunyai pengaruh yang tidak menguntungkan terutama terhadap predator complex.(anti larva) Larvasidasi dilakukan pada tempat penampungan air yang tidak dapat dikuras/ jarang dibersihkan, juga dianjurkan pada daerah yang sulit air. Bila wadah telah diberi larvasida maka jangan dikuras selama 2-3 bulan. Kegiatan ini tepat digunakan apabila surveilans epidemiologi penyakit penyakit dan vektor menunjukkan adanya periode berisiko tinggi dan di lokasi dimana KLB mungkin timbul. Menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk pelaksanan larvasidasi sangat penting untuk memaksimalkan efektivitasnya.6
Kegiatan larvasidasi meliputi :
Larvasidasi Selektif
Larvasidasi selektif adalah kegiatan pemeriksaan tempat penampungan air (TPA) baik di dalam maupun di luar rumah pada seluruh rumah dan bangunan di desa/kelurahan endemis dan sporadis serta penaburan bubuk larvasida pada TPA yang ditemukan jentik dan dilaksanakan 4 kali dalam 1 tahun (3 bulan sekali). Pelaksana larvasidasi adalah kader yang telah dilatih oleh petugas Puskesmas. Tujuan larvasidasi selektif adalah sebagai tindakan sweeping hasil penggerakan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
Larvasidasi Massal
Larvasidasi massal adalah penaburan bubuk larvasida secara serentak diseluruh wilayah/daerah tertentu di semua tempat penampungan air baik terdapat jentik maupun tidak ada jentik di seluruh bangunan termasuk rumah, kantor-kantor dan sekolah. Kegiatan larvasidasi massal ini dilaksanakan di lokasi terjadinya KLB.
Terdapat 2 jenis larvasidasi (insektisida) yang dapat digunakan pada wadah yang dipakai untuk menampung air bersih (TPA) yakni :
(1) Temephos 1%
Formulasi yang digunakan adalah granules (sand granules). Dosis yang digunakan adalah 1 ppm atau 10 gram (± 1 sdm rata) untuk tiap 100 L air. Dosis ini telah terbukti efektif selama 8-12 minggu (2-3 bulan).
(2) Insect Growth Regulators ( Pengatur Pertumbuhan Serangga )
Insect Growth Regulators (IGRs) mampu menghalang pertumbuhan nyamuk dimasa sebelum dewasa dengan menghambat proses chitin synthesis selama masa jentik berganti atau mengacaukan proses perubahan pupa menjadi nyamuk dewasa. Contoh IGRs adalah Methroprene dan Phyriproiphene. Secara umum IGRS akan memberikan efek ketahanan 3-6 bulan dengan dosis yang cukup rendah bila digunakan di dalam tempat penampungan air.
Bubuk abate yang digunakan pada kegiatan ini adalah Temephos 1% SG. Temephos merupakan larvasida golongan organofosfat. Temephos mempunyai sifat daya racun yang rendah terhadap binatang berdarah panas, ikan dan organisme non target lain. LD50 terhadap tikus putih adalah 1300mg/kg BB per oral, dan lebih dari 4000 mg/kg BB apabila melalui kulit.
[1] Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Laporan kajian kebijakan penanggulangan (wabah) penyakit menular (studi kasus DBD). Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta, 2006.
[2] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia tahun 2008. Jakarta, 2009.
[3] Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 2008. 2009.
[4] Bagian P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara. Demam Berdarah Dengue per desa per puskesmas di Kabupaten Jepara tahun 2009-2010.
[5]Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI. Modul pelatihan bagi pelatih pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN-DBD) dengan pendekatan komunikasi perubahan perilaku. Jakarta, 2008.
[6] Ghandi. Makalah demam berdarah dengue [article on the internet; 2010]. Available from: https://wadung.wordpress.com/2010/03/22/makalah-demam-berdarah-dengue/
[7] Kristina, Isminah, Wulandari L. Kajian masalah kesehatan: Demam berdarah dengue [article on the internet]. Available from: https://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.htm
Share this:
FacebookTwitterTumblrLinkedInRedditEmailPinterestTelegramWhatsApp
Related
Hidup bersama, cegah (penyakit) bersama
In "Medical and work"
Jampersal -- Realitas dalam Pelayanan Kesehatan Dasar
In "Medical and work"
Penyakit 'sepuh' itu bernama TB
In "Medical and work"
Posted by aytseira in Medical and work
Tagged: Central Java, DBD, Indonesia, Jepara, Larvasidasi
Post navigation? Tulisan ngalor ngidulinstead of my greatness, it’s because of my great parents’ prayers ?
Leave a Reply
Enter your comment here...
WHAT ARE YOU LOOKING FOR?
TOP SCORE
SINDROMA EKSTRAPIRAMIDAL
UPDATE
Ça va bien, merci 13 July 2020
La tempête 23 June 2020
Random thought part 6: when struggling with stress 20 June 2020
My fifth home: Bangkok 18 June 2020
Ramadhan 2020 in Covid-19 pandemic ~ a journey to re-find my self 23 May 2020
Elle, une ridicule personne 13 May 2020
Un cœur 12 May 2020
MENSUELLE
Mensuelle
Select Month
CATEGORY
Bookaholic Gallery Medical and work My footsteps Random thoughts Soul feed
STATS
118,255 Hits
BLOGS I FOLLOW

Sesi Kegiatan Keagamaan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan