Rakor Forum Anak
Deskripsi
Uraian :
1. Sambutan
dari Kasie Kemas Kelurahan Baktijaya:
Kasie
Kemas Baktijaya menyampaikan bahwa Forum Anak adalah wadah anak-anak di
Baktijaya berorganisasi, berkembang, dan berdaya. Anak-anak merupakan penerus
bangsa. Keaktifan anak-anak pada kegiatan yang berguna di masa sekarang,
menentukan Indonesia Emas 2045. Semakin banyak anak-anak remaja yang tertarik
berkegiatan positif, semakin terjamin pula generasi masa depan Indonesia.
2. Materi
a.
Kelembagaan Forum Anak
Disampaikan oleh Ibu Anis sebagai narasumber
dari DP3AP2KB. Menyampaikan materi Kelembagaan Forum Anak dengan beberapa poin
sebagai berikut:
-
Mengapresiasi keberadaan SATGAS DISJAYA
sebagai perwujudan kluster 5 Kota Layak Anak
-
Menyampaikan harapan kepada Kelurahan
Baktijaya agar selalu membudayakan dan membersamai anak-anak
-
Menyampaikan pengertian forum anak, dasar
hukum forum anak, tata perekrutan forum anak, dan peran forum anak sebagai
pelopor dan pelapor
-
Masa bakti Forum Anak dua tahun, diisi oleh
anak-anak usia 12 – 16 tahun, disarankan mengambil pengurus 1 anak dari
masing-masing RW
-
Menyampaikan bahwa kasus yang terjadi
rata-rata disebabkan oleh korban dari kasus yang terjadi di masa lampau,
sehingga mengimbau berbagai pihak untuk menuntaskan kasus-kasus kekerasan
seksual maupun fisik sampai korban tertangani sehingga tidak mengalami gangguan
psikis
-
Mengimbau juga mendekati Hari Anak Nasional
dan Hari Kemerdekaan, agar Kelurahan Baktijaya dan Forum Anak mengadakan
kegiatan kolaborasi
b. Glowing
Inside Out
Disampaikan oleh Ibu Ayu sebagai narasumber
dari PUSPAGA. Berikut poin-poin materinya:
-
Emosi merupakan sinyal dari dalam tubuh
Ketika merasakan sesuatu yang tidak mereka kenali. Setiap orang harus memiliki
emosi; bukan berarti temperamental, tetapi harus memiliki manajemen emosi sehingga
bisa merasakan perasaan sesuai waktunya
-
Glowing Inside Out; bahwa manusia tidak hanya
harus cantik/tampan rupa, tetapi juga jiwa
-
Mental yang sehat dimiliki oleh orang-orang yang
tahu akan potensi dirinya, yang dapat mengelola stress, yang produktif, dan
yang memiliki kemauan untuk berkontribusi dalam suatu hal
-
Sesi materi ini juga mengajak hadirin untuk
menuliskan kelebihan dan kekurangan diri sekaligus merefleksi apa yang sudah
dituliskan
-
Kemudian, pemateri juga mengajak audiens
untuk menonton video tentang Nick Vujicic sebagai contoh seseorang yang sehat
mental
-
Wujud dari realisasi potensi adalah:
o
Dapat mengapresiasi Diri
o
Dapat menerima masukan
o
Dapat melakukan kebiasaan baik baru
o
Dapat mencoba hal baru
-
Stress adalah respon tubuh terhadap situasi yang
dianggap berbahaya/sulit. Stress terbagi dua: (1) Eustress, yang berdampak akan
mengoptimalkan usaha, dan membuat kita bergairah; dan (2) Distress, yang
dampaknya adalah jantung berdebar-debar, otot tegang, sakit kepala, sakit
perut, sukar konsentrasi, dan mudah tersinggung
-
Narasumber juga meminta audiens untuk
memeriksa diri berdasarkan MHCU Remaja. Apakah mereka merasakan gangguan fisik,
gangguan emosi, atau gangguan perilaku akhir-akhir ini. Narasumber juga
bertanya apa yang sering membuat audiens stress
-
Kemudian, dijelaskan bahwa mengelola stress
tidak bisa hanya dengan fokus pada penyelesaian masalah, tetapi juga harus bisa
memvalidasi emosi yang dirasakan terlebih dahulu sehingga penyelesaian masalah
dapat dipikirkan dengan logis dan matang
-
Narasumber juga mengajak audiens memainkan
permainan melatih konsentrasi bersama teman sebelahnya
-
Narasumber juga menyampaikan bahwa ada 2
jenis otak yang memproses respons tubuh, yaitu:
o
Otak reptil; otak emosi
Hanya mengerti FIGHT atau FLIGHT, sehingga
respons yang dihasilkan jika langsung menyikapi sesuatu dengan otak ini ialah
hal yang seringkali akan disesali
o
Otak prefrontal cortex; otak manusia
Otak yang lebih logis diajak berpikir,
sehingga bisa diajak berpikir melingkar dan sebab akibat sebelum merespons
sesuatu
3. Penutup
Diadakan
sesi tanya jawab dengan pertanyaan sebagai berikut:
-
Ibu Lili (SATGAS DISJAYA):
Bagaimana bisa ada orang yang sulit melihat
orang sukses?
Dijawab oleh Ibu Ayu:
Karena orang tersebut tidak memiliki konsep
diri yang positif dan selalu memandang segala sesuatu sebagai kompetisi.
Yang bisa kita lakukan ada 2, yaitu:
a.
Bantu orang tersebut melihat sisi
positif dirinya
b.
Berikan pemahaman bahwa tidak harus
melihat segala sesuatu sebagai kompetisi
Berikan apresiasi; pujian
yang mendetail dan logis agar tidak terlihat seperti basa-basi