Pencanangan Kampung Maluang Sebagai Kampung Anti Pornografi Anak oleh Mentri PPPA Republik Indonesia
KAMPUNG KB MALUANG SEJATI
Dipublikasi pada 18 September 2018
Deskripsi
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A), Yohana Yembise mencanangkan Kampung Maluang Bebas Pornografi Anak.TRIBUNKALTIM.COM ; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A), Yohana Yembise, bertandang ke Kabupaten Berau, Selasa (18/9/2018).
Kunjungan kerjanya kali ini boleh dibilang spesial. Pasalnya,Yohana akan meresmikan dan mendeklarasikan Kampung Maluang sebagai kampung bebas pornografi anak pertama kali di Indonesia.
Yohana mengatakan, sejak awal dilantik sebagai Menteri P3A, isu pertama yang dia soroti adalah pornografi yang melibatkan anak-anak.
“Pornografi jadi isu nasional, pertamakali dilantik jadi menteri, saya bilang harus ada hukuman mati bagi pelaku narkoba. Karena narkoba erat kaitannya dengan pornografi. Minuman keras, dan narkoba berhubungan erat dengan pelecehan seksual. Kita harus selamatkan anak-anak kita, karena mereka adalah generasi masa depan kita,” tegasnya.
Pemerintah, kata Ibu Yohana terus berupaya memerangi narkoba dan pornografi yang mengancam generasi muda.
“Kami berharap dukungan besar dari masyarakat untuk memerangi narkoba dan pornografi. Di hari Anak Nasional, saya memberikan penghargaan sebagai Kabupaten Layak Anak tingkat Pratama. Salah satu yang harus dipenuhi adalah bebas dari pornografi dan menyediakan informasi yang bermanfaat untuk anak-anak,” paparnya.
Menurutnya, pemerintah daerah harus terus berupaya meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kasus kejahatan seksual.
“Kami bersama Menteri Kominfo, berupaya memblokir situ-situ pornografi, tetapi persoalannya diblokir satu, ribuan muncul. Dengan deklarasi kampung bebas pornografi ini, saya harap bisa menjadi awal perang terhadap pornografi,” imbuhnya.
Yohan juga meminta kepada para pendidik, agar ikut membantu menyelamatkan generasi muda. Salah satunya membatasi penggunaan telepon seluler. Wakil Bupati Berau, Bpk. Agus Tantomo pun mendukung program ini.
Pasalnya, menurut Bpk. Agus Tantomo, telepon seluler adalah perangkat yang paling mudah dan paling banyak digunakan untuk mengakses konten-konten pornografi.
“Pencanangan kampung bebas pornografi ini ada alasannya, pertama pengaruh urbanisasi. Kampung berubah menjadi kota, ada kemajuan teknologi informasi. Ada kemudahan akses internet. Harus ada langkah kongkret untuk mengatasi persoalan pornografi ini,” tegasnya.
Saat ini, kata Bpk Agus Tantomo, ada 435 ribu situs pornografi khusus anak. Data lainnya menunjukkan, 65 persen anak usia 9 sampai 19 tahun memiliki telepon seluler.
“Kalau tidak dikontrol, ini akan menjadi akses paling mudah untuk membuka situs pornografi,” ungkapnya.
Sesi Kegiatan Perlindungan