Pertemuan Pokja Kampung KB

Kelurahan Bener
Dipublikasi pada 14 May 2018

Deskripsi

a. Materi I disampaikan oleh dr. Dedy Hartanto dari Puskesmas Tegalrejo
Hidup Sehat Tanpa Narkoba
Narkoba yaitu Narkotika, Psikotropika, dan Obat-obatan Terlarang. NAPZA yaitu Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat-zat adiktif yang ketika dikonsumsi akan mempengaruhi sistem saraf pusat. NAPZA ada 3 golongan : Stimulan (merangsang sistem saraf pusat), Depresan (menekan sistem saraf pusat), Halusinogen (mengacaukan sistem saraf pusat).
Mengenai pengguna, penyalahguna, dan adiksi: bahwa pengguna tidak akan memiliki masalah akibat penggunaannya karena semua aspek kehidupan masih berjalan lancar. Sementara penyalahguna lebih sering menggunakan dan mencari situasi di mana ia memiliki alasan untuk menggunakan di setiap kali ada masalah. Sedangkan adiksi merupakan kebutuhan untuk mengonsumsi NAPZA secara teratur tanpa mampu menghentikan.
Kaitannya dengan IMS, HIV dan AIDS: Risiko tertular IMS / HIV apabila NAPZA digunakan dengan cara suntik secara tidak aman, dan melakukan perilaku seksual di bawah pengaruh NAPZA akan menempatkan seseorang pada resiko tinggi tertular IMS / HIV.
b. Materi II disampaikan oleh Iptu Puji dari Polsek Tegalrejo
Remaja Tanpa Narkoba
Angka prevalensi yang tinggi menyebabkan Indonesia menjadi sasaran peredaran gelap narkoba. Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba menyusuipi semua lapisan masyarakat bahkan hingga pelosok desa dan anak-anak sekolah dasar. Narkoba terbagi menjadi 3 golongan. Gol. I : hanya untuk pengembangan IPTEK atas rekomendasi Kemenkes, tidak untuk terapi, berpotensi tinggi ketergantungan. Gol. II : pilihan terakhir terapi dan pengobatan, pengembangan IPTEK, potensi tinggi ketergantungan. Gol. III : banyak digunakan untuk pengobatan, pengembangan IPTEK, potensi ringan ketergantungan.
Remaja yang tersangkut Narkoba adalah remaja yang tidak bisa mengenali diri sendiri, tidak mampu meningkatkan kemampuan diri dan memaksimalkan kapasitas dan kemampuan dirinya, merasa malu atau minder apabila berbeda dengan teman-teman sekelompoknya, sehingga hanya ikut-ikutan kepada kelompoknya, yang mana kelompoknya itu belum tentu positif atau malah justru negatif.
Maka dari itu, sejauh mana remaja mampu meraih identitas dirinya tergantung dari sejauh mana remaja mampu mengendalikan emosi dan menempatkan diri secara wajar dalam relasinya. Karena itu, waspadalah bagi orang tua dan keluarga, dukung, kasihi dan beri pengertian yang cukup untuk anak remaja kita agar tidak terjebak dalam lingkup yang salah.

Sesi Kegiatan Keagamaan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan