Macapat Rutin oleh Paguyuban Sekar Cangkring Manunggal di Joglo Dawung Wukirsari: Menjaga Tradisi Budaya
Deskripsi
Gelar Macapat Rutin di Kalurahan Wukirsari: Pelestarian Budaya Jawa yang Luhur
Kalurahan Wukirsari, 03 Juni 2025 – Paguyuban Macapat Sekar Cangkring Manunggal kembali menggelar acara rutinannya, Gelar Macapat Rutin, pada Senin malam (02/05/2025) di Joglo Dawung, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan. Kegiatan ini menjadi ajang bagi para seniman dan pecinta macapat untuk terus melestarikan seni tradisional Jawa yang kaya akan nilai budaya dan filosofis.
Komitmen Pelestarian Macapat
Paguyuban Sekar Cangkring Manunggal yang beranggotakan seniman serta penggemar macapat dari berbagai kalangan di wilayah Kapanewon Cangkringan, menyelenggarakan acara ini sebagai wujud komitmen dalam melestarikan budaya adiluhung Jawa. Ketua Paguyuban, Sudaryo, dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya menjaga dan meneruskan warisan budaya macapat kepada generasi berikutnya. “Macapat bukan hanya sekadar seni, tetapi mengandung petuah luhur, doa, cerita sejarah, dan filosofi hidup yang sangat berharga untuk kita lestarikan,” ungkap Sudaryo.
Apresiasi dari Pemerintah Kalurahan
Hadir dalam acara tersebut, Carik Kalurahan Wukirsari, H. Ruswantoro, S.E., M.I.P., memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Ruswantoro menyampaikan dukungan penuh dari Pemerintah Kalurahan terhadap upaya pelestarian seni tradisional, khususnya macapat. “Pemerintah Kalurahan sangat mendukung kegiatan pelestarian seni budaya seperti ini. Semoga acara seperti ini dapat terus berkembang, dan macapat semakin dikenal serta mendapat perhatian dari berbagai pihak,” ujarnya.
Pembacaan Tembang Macapat yang Sarat Makna
Gelar Macapat kali ini dimeriahkan dengan pembacaan tembang-tembang macapat yang sarat makna, diikuti dengan diskusi ringan mengenai filosofi yang terkandung dalam setiap tembang. Acara ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga sarana edukasi yang memuat nilai-nilai kehidupan, sejarah, dan kebijaksanaan yang terkandung dalam setiap syair macapat.
Antusiasme masyarakat sangat terlihat, dengan hadirnya ratusan pengunjung yang memadati Joglo Dawung. Hal ini menunjukkan bahwa minat terhadap budaya tradisional, khususnya macapat, masih sangat tinggi di kalangan masyarakat, baik dari kalangan muda maupun tua.
Harapan untuk Generasi Muda
Para penyelenggara dan peserta berharap, kegiatan seperti ini tidak hanya menjadi ajang nostalgia, tetapi juga dapat terus berlanjut dan semakin berkembang. Diharapkan, generasi muda dapat semakin terlibat dalam upaya pelestarian budaya Jawa, sehingga kekayaan budaya yang sudah ada bisa tetap hidup dan dikenal oleh masyarakat luas. Dengan semangat gotong royong dan rasa cinta terhadap budaya, Gelar Macapat Rutin ini diharapkan menjadi salah satu wadah penting dalam menjaga kelestarian macapat sebagai warisan budaya yang sangat berharga.
Semoga ke depannya, acara ini bisa terus menggema di setiap penjuru kalurahan dan membawa manfaat bagi masyarakat, terutama dalam melestarikan nilai-nilai budaya Jawa yang luhur.