Tradisi Wiwitan: Wujud Syukur Kelompok Tani Ngudi Rahayu Atas Hasil Panen
Deskripsi
Tradisi Wiwitan merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang melimpah pada musim ini. Wiwitan berasal dari kata "wiwit" yang berarti memulai, ini merupakan penanda bagi petani untuk memulai memanen hasil tanamnya. Sebagai salah satu upaya dalam melestarikan budaya dan wujud rasa syukur atas berkah panen yang melimpah, Kalurahan Bugel melakukan tradisi wiwitan bawang merah pada Kamis (29/8) di Wilkel Bulak Seblo oleh Kelompok Tani Ngudi Rahayu.
Turut hadir Kabid Prolin Tanaman Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Koordinator dan Penyuluh BPP Kapanewon Panjatan, Penyuluh BPP Wates, Pendamping Budaya Kalurahan Bugel, dan Anggota Kelompok Tani Ngudi Rahayu.
Ketua Kelompok Tani Ngudi Rahayu Gandung Suparwata menjelaskan bahwa hasil ubinan produksi bawang merah yang diperoleh rata-rata 388 kg dengan konversi 1x1 meter. Harga bawang merah saat ini berkisar Rp 13.000,- hingga Rp 15.000,- per kilo sedangkan varietas bawang merah yang digunakan adalah varietas Tajuk. Luas total lahan yang ditanami bawang merah oleh petani di Kelompok Tani Ngudi Rahayu seluas 10 ha. Kegiatan ubinan ini dilakukan untuk memperkirakan produktivitas dalam luasan budidaya sehingga estimasi pendapatan dapat diperhitungkan sebelum dilakukan pemanenan.
“Setiap luasan lahan 1000m2, kebutuhan bibit sejumlah 60 kg. Pada saat ini penjualan dengan sistem tebas, setiap 1 kg bibit laku berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 300.000” ungkap Gandung Suparwata.
Dalam acara tersebut dilaksanakan doa bersama atas limpahan hasil budidaya bawang merah tahun ini dan juga evaluasi kegiatan serta dilanjutkan makan bersama. Dengan adanya pelestarian tradisi wiwitan ini, diharapkan dapat melestarikan budaya rasa syukur atas hasil yang diperoleh dan juga semangat berbagi dan kebersamaan. (ap)