Suran Patilasan Ki Daruno Ni Daruni : Nyawiji Lumantar Tradisi
Deskripsi
Bugel, Agustus 2024 - Padukuhan Gumuk Waru Kalurahan Bugel kembali dihelat dengan kemeriahan tradisi Suran Patilasan Ki Daruno Ni Daruni. Acara yang berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 4 hingga 7 Agustus 2024, menyuguhkan rangkaian kegiatan yang sarat makna dan kental dengan nuansa budaya Jawa. Kegiatan ini merupakan upaya pelestarian budaya dan penghormatan kepada para pahlawan, terutama Ki Daruno dan Ni Daruni, yang merupakan pengawal Pangeran Diponegoro dalam perjuangan melawan Belanda pada tahun 1825-1830.
Agenda kegiatan dimulai pada Ahad (4/8), dengan kerja bakti yang melibatkan seluruh warga Padukuhan Gumuk Waru. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk membersihkan lingkungan sekitar patilasan, tetapi juga sebagai bentuk gotong royong yang telah menjadi ciri khas masyarakat setempat.
Pada hari kedua, Senin (5/8), acara dilanjutkan dengan muqodaman, yaitu pembacaan Al-Quran secara bersama-sama yang diikuti oleh para tokoh agama dan masyarakat. Kegiatan ini berlangsung khidmat dan menjadi momen untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Kemudian dilanjutkan dengan lantunan sholawat nabi serta tirakatan sebagai bentuk refleksi dan renungan.
Puncak acara Suran diadakan pada Selasa (6/8), diawali dengan kirab bregodo, sebuah arak-arakan yang menampilkan barisan prajurit adat dengan pakaian tradisional. Kirab ini menjadi simbol penghormatan kepada leluhur dan keberagaman budaya yang ada di Padukuhan Gumuk Waru. Dilanjutkan dengan upacara kenduri, warga berkumpul untuk mengadakan doa bersama dan menikmati hidangan tradisional sebagai bentuk syukur atas berkah yang telah diterima. Upacara ini penuh dengan makna kebersamaan dan rasa syukur. Setelah upacara kenduri, acara dilanjutkan dengan pentas seni jathilan, sebuah pertunjukan tari tradisional yang menggambarkan cerita rakyat dan kepahlawanan. Pertunjukan ini selalu menjadi daya tarik utama dan dinantikan oleh warga serta pengunjung.
Kegiatan adat Suran di Patilasan Ki Daruno Ni Daruni ditutup dengan pengajian yang diisi oleh KH. Abdul Ghina Azazi dari Magelang, Rabu (7/8). Pengajian ini menjadi penutup yang khidmat, mengingatkan warga akan pentingnya menjaga iman dan menjalin kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan rangkaian kegiatan yang beragam, acara Suran ini bukan hanya menjadi ajang pelestarian tradisi, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan keagamaan di antara warga Padukuhan Gumuk Waru. Tradisi ini diharapkan terus berlangsung dan menjadi warisan yang akan selalu dijaga oleh generasi mendatang.(adm)