Pertemuan Kelompok Kerja Program Kampung KB
Pulau Beringin
Dipublikasi pada 20 March 2019
Deskripsi
Waktu Mulai Kegiatan : 08.00 WIB s.d selesaiTempat Kegiatan : Balai Desa Pulau Beringin
Macam Kegiatan : Pertemuan Kelompok Kerja Program Kampung KB
Uraian Jalannya Kegiatan
- Pimpinan Kegiatan : Ka. UPTD KB PK Kecamatan Kikim Selatan
- Jumlah Yang Hadir : 30 orang
Susunan Acara :
Pembukaan dengan Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB, kata sambutan dari Kades Pulau Beringin, Pembahasan materi oleh 4 narasumber, diskusi, penutup.
Agenda Kegiatan :
Evaluasi kegiatan kampung KB, identifikasi permasalahan dan solusi terhadap masalah atau kendala yang dihadapi kampung KB Pulau Beringin
Kegiatan Pertemuan POKJA diikuti oleh Kepala Desa Pulau Beringin dan perangkatnya, Ketua TP.PKK Kelurahan, Camat Kikim Selatan, UPTD KB Kecamatan, Penyuluh KB, Instansi Terkait, kader kelompok kegiatan KKBPK, dan poktan lintas sektor.
Dengan melafazkan Basmallah kegiatan Pertemuan POKJA Kampung KB dimulai di pandu oleh moderator. Dilanjutkan dengan acara kegiatan Pertemuan POKJA yaitu:
a. Laporan penyelenggara kegiatan oleh Dwi Sisko Maryani, SE selaku PKB Desa Pulau Beringin Kec. Kikim Selatan
b. Kata Sambutan Kepala Desa Pulau Beringin sekaligus membuka kegiatan Pertemuan POKJA
c. Penyajian materi oleh nara sumber yaitu dari Ka. UPTB KB dan PK Kec. Kikim Selatan, Penyuluh KB, Ketua TP PKK Desa Pulau Beringin dan Bidan Desa Pulau Beringin
Materi Kegiatan Pertemuan POKJA :
a. Ujang Ruslan, SE Camat Kikim Selatan dengan materi “Tugas dan Fungsi POKJA dalam Kampung KB”
b. Sumirin, S.ST, Ka. UPTB BP3K dengan materi “Pemanfaatan Pekarangan Rumah agar Menambah Nilai bagi Pemiliknya”.
c. H. Hermansyah, A.md, Penyuluh Agama Kec. Kikim Selatan dengan materi “Pendidikan Agama dalam Keluarga”.
d. Rosidah, Kasubag TU PKM Nanjungan dengan materi “Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan Kampung KB”
Pertanyaan dari peserta kegiatan :
a. Bagaimana cara membuat bibit cabe yang benar?
b. Upaya apa sajayang bisa dilakukan dalam rangka penguatan pendidikan agama dalam keluarga?
c. Apakah IUD bisa berkarat/lengket di dalam rahim?
d. Katanya anak 1-3 tahun sedang dalam masa emas (mudah menyerap apa saja yang dia rasa, lihat, dengar). Bagaimana kita bisa mengoptimalkan masa emas tersebut?
e. Banyak yang mengatakan air susu pertama yang berwarna agak kekuningan yang keluar setelah melahirkan, berbahaya bagi bayi. Benarkah demikian?
Pembahasan :
a. Sumirin, S.ST menjawab, Pastikan tanaman cabe yang akan kita buat benih sendiri memiliki keseragaman pertumbuhan dilapangan, meliputi keseragaman tinggi tanaman, bentuk batang, bentuk daun, warna bunga dan bentuk buah cabe. Cabe yang dihasilkan dari tanaman yang tidak memiliki keseragaman jangan digunakan untuk membuat benih karena nantinya kualitas buah yang dihasilkan menjadi kurang baik.
• Dari 1 buah cabe dibagi tiga, bagian pangkal, bagian tengah dan bagian ujung. Yang diambil untuk bibit adalah bagian tengah karena yang paling baik.
• Ambil biji cabe tersebut, lalu cuci bersih dengan air bersih sampai terpisah dari kotoran daging buah cabe tersebut.
• Rendam benih cabe dalam air bersih dan ambil benih yang tenggelam saja. Benih cabe yang terapung akan memiliki pertumbuhan yang kurang baik sehingga lebih baik kita buang saja.
• Jemur benih cabe, hindarkan sinar matahari langsung, Anda dapat menjemur di bawah atap yang tidak terlalu terang.
• Setelah benih cabe bebar-benar kering maka benih tsb dapat digunakan untuk proses selanjutnya yaitu penyemaian dan penanaman.
b. H. Hermansyah menjawab, Upaya - upaya yang dapat dilakukan oleh para orang tua antara lain :
• Pertama, memberikan dorongan dan nasihat yang baik kepada anak. Sehingga mereka senantiasa mendapatkan motivasi untuk berbuat baik dan segera kembali pada jalan yang benar sesuai dengan tuntunan agama apabila melakukan kesalahan.
• Kedua, membimbing melakukan pembiasaan-pembiasaan pengamalan agama di lingkungan keluarga. Misalnya membiasakan selalu berdoa, mengucapkan salam, mencium tangan orangtua, melaksanakan shalat di awal waktu, berbuat baik kepada saudara dan tetangga, serta pembiasaan-pembiasaan sikap dan perbuatan baik lainnya yang diajarkan agama.
• Ketiga, menerapkan reward and punishment; yaitu hukuman dan penghargaan yang sesuai dengan tahap perkembangan jiwa anak. Sehingga anak selalu terdorong untuk melakukan kebaikan dan takut untuk melakukan keburukan. Dalam sebuah hadits Nabi pun disebutkan, “Perintahkanlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat ketika sudah berusia tujuh tahun; dan pukullah mereka apabila tidak melaksanakannya ketika sudah menginjak usia sepuluh tahun”. Tentu pukulan pendidikan dan kasih sayang supaya anak mengenali kewajiban dan tanggung jawabnya.
• Keempat, memberikan keteladanan; sebagai orangtua tentunya harus menjadi teladan baik bagi anak-anaknya. Sehingga pendidikan agama dalam keluarga menjadi efektif karena keteladanan yang diperlihatkan oleh orangtua. Jadi dalam melaksanakan perintah-perintah agama, selaku orangtua bukan hanya pandai menyuruh, tetapi mengajak dengan mengatakan, “Mari Nak! melakukan bersama-sama”.
• Kelima, memanjatkan doa demi kebaikan dan keshalehan anak-anak kita.
Penutup
Dengan melafazkan Hamdallah kegiatan Pertemuan POKJA dinyatakan selesai.
Sesi Kegiatan Keagamaan
Instansi Pembina Kegiatan
Sasaran Kegiatan
Tidak ada