kenali lebih juah suntik kb 3 bulan, mendidik anak balita, tujuan kb, cara menjadi lansia sehat
karangcaya
Dipublikasi pada 06 December 2018
Deskripsi
KENALI LEBIH JAUH SUNTIK KB 3 BULANOleh : Arnida Refni. S.Ag ( UPTB KB )
Banyaknya jenis metodek ontrasepsi yang disediakan tenaga kesehatan mungkin membuatibubingungdalammemilihkontrasepsi mana yang terbaikuntuknya. Metodekontrasepsbervariasimenurutjenisdanjangka waktunya. Sebelummenentukan mana yang lebihbaik, sesuaikanduludengankebutuhandantujuannyadalammenggunakan KB.
Jikainginmenjarakkanatautidakinginmemilikianaklagi, IUD atauImplanadalahpilihan yang tepat. Namunsaatinipenggunaannyatidaksebanyaksuntik KB. Menurut BKKBN, padatahun 2014 pengguna IUD danImplan di Indonesia hanyasebesar 11,07% dan 10,46%. Nilaitersebutsangatrendahapabiladibandingkandenganpenggunasuntik KB yaitu 47,54%, padahalsuntik KB banyaksekalikekurangannyadibandingdengan IUD danImplan.
Nah, bagianda yang menggunakansuntik KB, coba yuk tinjaukembalimetode yang andagunakan. Ada baiknyauntukkenalidanpahamidahulumanfaatdankekurangandari Kb suntik 3 bulan.
Suntik KB 3 bulanadalahmetodekontrasepsi hormonal yang mengandunghormon progestin, namuntidakmengandung estrogen. Kontrasepsiinibekerjadenganmencegahpengeluaranseltelursehinggatidakakanterjadipembuahanseltelurolehsperma. Satusuntikandiberikansetiaptigabulandansuntikantersebutsangatefektifapabilarutindiberikansecaratepatwaktu.
Banyakibu yang memilikibeberapakeluhansetelahmemakai suntik KB 3 bulan. Agar tidakmunculketakutan yang berlebihan, akanlebihbaikuntukmengetahuibeberapahal yang mungkinterjadisetelahpemakaiansuntik KB 3 bulansebelummembulatkanniatuntukmemilihmetodetersebut.
Perubahanhaidbulananmerupakanefeksamping yang sangatumumbagipenggunasuntik KB 3 bulan, yang biasanyaterjadiselamabeberapabulanpertamapemakaian. Perubahaninibisaberupahaid yang tidakteraturdanmunculnyaflek. Perdarahanbanyakjugamerupakansalahsatuefeksampingsuntik KB 3 bulan, namuntidakbanyakpengguna yang mengalaminya.
DalambeberapabulanpemakaianseringterjadiAmenore (tidakhaid) padapenggunasuntik KB 3 bulan. Namunjangankhawatirkarenahalinitidakmempengaruhikesuburansecarapermanendanjarangmerupakantandakehamilan. Kebanyakanibukhawatir, apakahdarahakanmenumpuk di tubuhapabilatidakhaid? Tentusajatidak. Haiddisebabkanolehpeluruhandindingrahimapabilaseltelur yang dilepaskantidakdibuahi. Apabilaseltelurtidakdilepaskan, makahaidtidakterjadi.
Beberapaibujugamengeluhkarenaterjadiperubahanberatbadan. Rata-rata beratbadanbisanaiksebesar 1-2kg tiaptahun, namunterkadangbisajugalebih. Mengatasikenaikanberatbadansebagaiefeksampingdarisuntik KB 3 bulanerathubungannyadenganasupangizidangayahidupsehat. Untukitu, kenaikanberatbadandapatdikontroldenganpolamakan yang baikdanolahraga yang cukup.
Beberapa keluhan lain yang mungkin terjadi adalah sakit kepala ringan, nyeri payudara, perubahan suasana hati, mual-mual, rambut rontok, penurunan gairah seksual, maupun munculnya jerawat. Keluhan ini sangat tidak umum dialami pengguna suntik KB 3 bulan. Sakit kepala dapat diatasi dengan minum obat parasetamol atau ibuprofen.
Efek samping yang disebabkan oleh pemakaian suntik kb 3 bulan biasanya tidak berbahaya dan bukan tanda-tanda penyakit. Namun, apabila meresahkan, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau bidan terdekat. Untuk mencari tahu bidan terdekat dari kamu, kamu bisa menggunakan fitur Cari Bidan Terdekat di aplikasi SKATA. Ayo download sekarang!
MENDIDIK ANAK BALITA
Oleh : Ivana Widya Rosa. S.E ( Ketua PKK Desa )
Tips mendidik anak balita agar tumbuh disiplin hingga dewasa
1. Konsisten
Dilansir dari WebMD, Claire Lerner, seorang spesialis perkembangan anak, menyatakan bahwa sejak usia 2 sampai 3 tahun anak-anak bekerja keras untuk memahami bagaimana perilaku mereka memengaruhi orang-orang di sekitarnya. Lerner mengatakan bahwa pola asuh yang diterapkan secara rutin dan konsisten dapat membuat anak merasa lebih aman dan terlindungi. Anak menjadi tahu apa yang diharapkan oleh orangtuanya sehingga dapat bersikap lebih tenang saat diberikan perintah.
Ambil contoh, saat Anda mengatakan “jangan memukul” saat pertama kali si kecil memukul teman sebayanya, mungkin keesokan harinya si kecil bisa tetap memukul. Jika Anda kembali mengatakan “jangan memukul” saat hal ini terulang untuk yang kedua, ketiga, atau keempat kalinya, anak akan lebih memahami dan bersikap tenang untuk tidak memukul. Akan tetapi ingat, gunakan nada yang lebih tenang agar anak tidak merasa terancam dan justru membangkang.
Sementara jika Anda tak konsisten, maka si kecil akan merasa bingung. Contohnya, ketika suatu hari Anda tidak membolehkan si kecil bermain bola di dalam rumah tapi keesokan harinya Anda justru membiarkannya. Hal ini akan membuat sinyal anjuran dan larangan di otak anak bercampur sehingga anak tak tahu mana yang boleh dan tidak boleh. Maka tidak heran bila anak lambat laun menjadi tidak disiplin.
Lakukan berkali-kali, hingga si kecil mengerti dengan perintah yang Anda berikan. Si kecil akan menyerap perintah dan belajar melakukan hal yang sama setelah empat atau lima kali kejadian berulang.
2. Kenali pemicu tantrum pada anak
Tantrum adalah kejadian yang wajar terjadi pada setiap anak. Maka itu, setiap orangtua harus tahu betul apa yang membuat anaknya tantrum dan rewel. Kebanyakan anak, memang akan memiliki emosi yang meledak-ledak saat merasa lapar atau mengantuk. Nah, baiknya hindari waktu-waktu ini saat Anda ingin mengajarkan disiplin pada anak.
Misalnya, bila Anda ingin mengajarkan anak untuk disiplin waktu tidur, pastikan Anda dan si kecil berada di rumah pada jam-jam tidur siang dan malam. Jadi, hindari membawanya ke supermarket atau tempat lainnya saat si kecil mengantuk atau lapar.
Di sinilah diperlukan kerja sama Anda dan si kecil agar proses mendidik anak berjalan dengan lancar. Kalau anak masih tantrum, berikan mainan kesukaannya terlebih dahulu untuk memicu suasana hatinya lebih baik. Barulah setelah itu Anda bisa kembali mengajaknya bermain sambil belajar bertanggung jawab dengan apa yang si kecil lakukan. Jangan lupa untuk berikan pujian pada si kecil saat dia berhasil melakukan kegiatan positif versi dirinya.
3. Ikuti pola pikir anak
Cara mendidik anak sejak balita lainnya adalah dengan mengikuti pola pikir si kecil. Memang sangat mudah untuk merasa kesal saat si kecil membuat seisi rumah berantakan. Hari ini si kecil menggambar seluruh dinding rumah dengan krayon, lalu keesokannya menyebarkan mainan tanpa membereskannya lagi. Anda tentu pusing dibuatnya.
Namun ingat, pola pikir Anda tentu berbeda dengan pola pikir si kecil. Mungkin bagi Anda membereskan mainan adalah hal yang mudah dan dapat cepat diselesaikan, tapi belum tentu untuk si kecil.
Jadi, cobalah untuk mengikuti pola pikir anak. Pada anak seusianya, hal-hal seperti itu memang menjadi kegiatan yang menyenangkan. Ingat pula bahwa Anda pun melakukan hal yang sama saat seusianya. Ini karena usia balita adalah masa ketika si kecil belajar dan mengenal apa yang ada di sekitarnya.
Jadi, alih-alih kesal karena si kecil tidak mau disuruh untuk membereskan mainnanya. Anda bisa ikut membantu membereskan mainan tersebut dan memberi contoh yang baik padanya. Beri tahu ia jika hal ini penting untuk dilakukan dan adalah tugasnya. Dengan begitu, ia lama-kelamaan akan terbiasa untuk melakukannya. Jangan lupa berikan si kecil pujian jika ia berhasil membereskan mainannya sendiri.
4. Ciptakan lingkungan yang sesuai
Sekarang Anda sudah tahu bahwa si kecil sedang mengalami rasa penasaran yang tak ada habisnya dan ingin menjelajahi semua hal baru. Nah, untuk mengawali mendidik anak, hindari berbagai godaan yang dapat membuyarkan konsentrasi anak. Ya, menciptakan lingkungan yang kondusif dan sesuai dengan keadaan si kecil adalah cara mendidik anak yang tepat.
Misalnya, hindari akses TV, handphone, tablet, atau alat elektronik lainnya yang dapat mengganggu proses pembelajaran anak balita. Proses mendidik anak terkadang terganggu dengan tampilan video yang lebih menarik bagi si kecil daripada mainan di sekitarnya. Membaca buku atau mainan lainnya, justru lebih bisa merangsang kemampuan motorik dan sesoriknya.
Menurut Rex Forehand, Heinz, dan Rowena Ansbacher, profesor psikologi di University of Vermont, orangtua perlu menciptakan suasana yang kondusif saat mendidik anak mereka. Bahkan sSaat si kecil mulai membangkang, orangtua tidak boleh menghukum anak tetapi justru memindahkan mereka ke aktivitas lain yang dapat mengalihkan perhatiannya.
5. jangan ragu untuk memberi ‘hukuman’ pada anak
Banyak orangtua yang tak tega jika harus memberikan hukuman pada anaknya. Sebenarnya, ini juga diperlukan untuk menunjukkan sikap tegas dalam mendidik anak. Akan tetapi ingat, Anda juga harus mengukur hukuman yang diberikan pada si kecil, jangan terlalu memberatkan. Hal ini hanya dilakukan untuk membuat si kecil belajar disiplin.
Misalnya saja, saat si kecil memukul, menggigit, atau melemparkan makanannya, bawa si kecil ke kamarnya atau ke ruangan yang lebih privat. Kemudian, minta ia untuk diam di ruangan tersebut dan memikirkan apa yang telah ia lakukan selama beberapa saat. Di sini ajaklah anak untuk bersikap lebih tenang dan berikan pemahaman bahwa sikap si kecil perlu diperbaiki beserta alasannya. Misalnya saja, “Adik tidak boleh melempar makanan, ya. Nanti lantainya jadi kotor.”
Lakukan cara ini selama satu sampai dua menit, setidaknya sampai Anda selesai memberikan pemahaman pada si kecil. Jika sudah selesai, berikan tanda pada si kecil kalau dia sudah boleh pergi dari lokasi “hukuman” dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Dengan demikian, si kecil akan belajar bahwa tidak semua hal dapat dia lakukan begitu saja, terlebih jika itu merugikan orang lain. Si kecil tentu akan merasa tidak ingin kembali ke sudut ruangan dan menjalani hukuman lagi.
6. Tetap bersikap tenang
Hindari membentak atau memarahi si kecil saat dia tidak mau disiplin. Pasalnya, hal ini hanya akan membuat pesan positif yang Anda utarakan hilang begitu saja di benak si kecil. Ketika si kecil menangkap aura negatif dari amarah orangtua, dia hanya akan melihat bentuk emosinya dan tidak akan mendengar apa yang Anda katakan.
Usahakan untuk tetap bersikap tenang di depan si kecil. Tarik napas dalam-dalam, hitung sampai tiga, dan tatap mata Anda dalam-dalam. Menegur dan bersikap tegas bukan berarti harus disertai dengan emosi, bukan?
7. Berpikir positif
Tenang, tidak ada orangtua yang sempurna. Tidak perlu membanding-bandingkan kedisiplinan anak Anda dengan anak lain seusianya. Sebab setiap anak memiliki masa perkembangan yang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan. Lakukan saja hal-hal terbaik yang Anda mampu lakukan.
Tidak peduli seberapa stres Anda berusaha mendidik si kecil agar disiplin, tetaplah berpikir positif. Percayalah bahwa Anda mampu mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Mintalah bantuan pasangan atau dokter anak untuk mendapatkan saran terbaik dalam mendisiplinkan anak.
Selama Anda konsisten dengan aturan yang Anda buat, niscaya si kecil akan belajar disiplin secara perlahan dengan hasil positif yang akan mengejutkan Anda.
TUJUAN KB
Oleh : Sastriani, SH (Kasubag TU KB )
Tujuan KB terbagi menjadi dua bagian, di antaranya:
1. Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
2. Tujuan khusus
• Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
• Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
• Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.
CARA MENJADI LANSIA SEHAT
Tingkat kesehatan setiap orang pasti berbeda-beda. Ada orang yang tetap terlihat sehat sampai usia tua, namun ada juga orang yang sudah menderita penyakit kronis di usianya yang masih muda. Kesehatan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti pola hidup, lingkungan, dan genetik. Sehingga, jika Anda ingin sehat sampai tua, Anda perlu mengontrol setiap faktor tersebut (kecuali faktor genetik yang memang tidak bisa dikontrol). Bagaimana cara agar bisa menjadi lansia sehat?
Semakin tua, semakin berisiko terkena penyakit
Banyak penyakit yang mulai bermunculan saat usia Anda semakin tua, seperti diabetes, demensia, penyakit paru obstruktif kronik, osteoartritis, dan lainnya. Ya, usia merupakan salah satu faktor risiko dari berbagai penyakit.
Menurut WHO, penuaan merupakan dampak penumpukan dari berbagai kerusakan molekuler dan seluler dari waktu ke waktu. Sehingga, hal ini menyebabkan penurunan kapasitas fisik dan mental, meningkatkan risiko penyakit, dan kemudian berujung pada kematian.
Namun, perubahan yang terjadi ini tidak bersifat tetap dan bisa bervariasi antar individu. Hal ini karena penuaan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah perilaku hidup sehat yang Anda terapkan sejak usia muda.
Bisakah menjadi lansia sehat dan tak terkena penyakit kronis di usia tua?
Kesehatan merupakan sebuah investasi, di mana harus kita jaga sejak awal. Penyakit kronis bisa terjadi di usia tua karena kebiasaan buruk yang Anda lakukan selama bertahun-tahun, karena pola makan yang buruk misalnya. Untuk itu, mulailah ubah pola hidup Anda menjadi lebih sehat sejak usia muda. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk menjadi lansia sehat adalah:
1. Menerapkan pola makan sehat
Penyakit kronis biasanya disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat. Misalnya saja, sering makan makanan manis lama-kelamaan dapat menyebabkan seseorang mengalami diabetes. Atau, sering makan makanan yang mengandung garam dan lemak tinggi dapat menyebabkan seseorang mengalami tekanan darah tinggi.
Untuk itu, pilihlah makanan yang kaya gizi untuk bisa memenuhi kebutuhan nutrisi dan terhindar dari penyakit. Tingkatkan asupan sayur dan buah-buahan, makanan sumber protein, vitamin B12, asam folat, seng, dan kalsium. Ganti asupan lemak jenuh Anda dengan jenis lemak sehat, seperti lemak tak jenuh dari alpukat, minyak zaitun, minyak kanola, dan kacang-kacangan.
Kurangi juga kebiasaan makan yang buruk, seperti kurangi konsumsi makanan ringan (terutama makanan manis), makanan padat energi, dan minuman ringan. Makanan dan minuman tersebut hanya akan menambah asupan kalori Anda tanpa memberi banyak nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Kebiasaan buruk lainnya, seperti merokok dan minuman beralkohol juga harus Anda hindari.
2. Aktif secara fisik
Selalu aktif secara fisik dapat memberikan manfaat kesehatan untuk jantung dan metabolisme tubuh Anda. Selain itu, aktif secara fisik juga dapat membantu mengontrol berat badan dan mencegah penyakit kronis. Aktivitas fisik yang melatih kekuatan, keseimbangan, kelenturan, dan aerobik perlu dilakukan oleh lansia untuk mendukung kesehatan.
Aktivitas fisik yang melatih kekuatan dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot serta menghambat penurunan kekuatan otot. Aktivitas fisik yang melatih kelenturan dapat memberi kelenturan pada persendian sehingga membuat Anda lebih bebas bergerak. Aktivitas fisik yang melatih keseimbangan dapat meningkatkan stabilitas sehingga dapat mengurangi risiko Anda terjatuh. Sedangkan, aktivitas aerobik (seperti berjalan) dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Kurangi juga waktu Anda menonton televisi atau duduk santai dalam waktu lama. Hal ini dapat membuat Anda menjadi malas bergerak sehingga membuat Anda kurang aktif. Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan Anda mengalami obesitas, di mana obesitas merupakan faktor risiko untuk penyakit kronis.
3. Jaga berat badan
Menjaga berat badan termasuk salah satu yang penting Anda lakukan untuk dapat terhindar dari penyakit kronis. Berat badan sangat dipengaruhi oleh pola makan dan aktivitas fisik, untuk itu Anda perlu memerhatikan kedua hal tersebut.
Lansia tidak harus menurunkan berat badannya, namun sebaiknya lebih fokus untuk mencegah kenaikan berat badan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia sehingga bisa menjadi lansia sehat
Sesi Kegiatan Keagamaan