Gambaran Umum


Picisan adalah sebuah desa di Kecamatan Sendang, Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia.

Terdiri dari lima dusun. pertama, Picisan krajan dengan dengan tiga dukuh yaitu Picisan krajan, Karang tengah dan Boso. kedua, Juaran dengan tiga dukuh yaitu Juaran, Pabyongan dan Nglungur. ketiga, Genuk dengan dua dukuh yaitu Genuk dan Sumber. keempat, Banaran dengan dua dukuh yaitu Banaran dan Banjar. kelima,Pulo dengan dua dukuh yaitu Pulo dan Kresak. letak topografi adalah pegunungan bagian dari anak kaki gunung Wilis. batas desa picisan sebelah barat adalah desa Nyawangan, sebelah utara Kabupaten Kediri, sebelah selatan Desa Punjul sebelah Timur Desa Punjul dan desa Tulungrejo. Sungai Bandil Picisan atau biasa di sebut kali Gede membelah di tengah desa dan mampu mengairi areal persawahan dengan sistem bergilir. sungai ini adalah salah satu dari anak sungai Brantas. paling tidak ada lima dam yang terhubung di sungai Bandil picisan, secara jalur dua di sebelah selatan sungai dan tiga di sebelah utara sungai.


Wilayah Desa Picisan termasuk yang paling jauh dari kota Kecamatan Sendang. Lokasinya berada di lereng Wilis yang sejuk. Dibekali bahan baku bambu yang melimpah, banyak warga Picisan yang terampil membuat berbagai jenis anyaman.

Berbagai macam perkakas rumah tangga seperti bakul, kukusan, tampah, dan sebagainya. Jika melintasi wilayah Picisan, kita akan dengan mudah menjumpai di halaman rumah warganya sedang bekerja dengan aneka peralatannya untuk memotong, mengerat, maupun menganyam.

Salah seorang pengrajin anyaman bambu, Sujoko, mengatakan dirinya bisa menyetor perkakas sejenis bakul sampai 100 biji seminggu. Dia mengaku bukan yang paling banyak menjadi pemasok di antara para pengrajin anyaman di Picisan. Sedangkan jumlah pengrajin jika dihitung bisa sampai 30 orang. Artinya jumlah yang dipasok oleh Picisan sangat banyak.

Pengepul dari kota datang langsung Picisan dua kali dalam seminggu. Mereka mengambil produk dan membawanya untuk dipasok ke pasar dan toko-toko di Tulungagung.

Meskipun perkakas berbahan anyaman bambu kini kalah saing dibanding perkakas hasil produksi pabrikan, pangsa pasarnya masih terbilang banyak. Banyak masyarakat desa yang masih bertahan dengan perkakas tradisional ini. Oleh karena itu keberadaan para pengrajin sebagai produsen masih penting untuk diperhatikan.


Kesejarahan asal usul Desa Picisan terdapat dua versi. Dalam versi pertama bahwa dulu di kala penjajahan Belanda ada seorang warga yang membangkang terhadap pemerintahan Belanda. Cerita lain, orang tersebut ada tukang onar. Akhirnya orang tersebut ditangkap dan dihukum picis, yaitu kaki dan tangannya diikat, ditidurkan terlentang di pinggir jalan, dan setiap orang yang lewat diharuskan menyayat kulitnya, kemudian diberi asam garam sampai tewas. Akhirnya terkenal sebagai daerah tempat memicis atau Picisan.

Versi kedua, bahwa di daerah ini dahulu banyak ditemukan harta karun yang berupa perhiasan dari emas. Orang-orang menyebutnya Maspicis Rojobrono. Entah milik siapa, yang jelas warga meyakini itu milik bangsa lelembut yang menunggu dan mengawasi. Setiap pagi perhiasan itu dijemur di atas loyang atau ditaruh di atas batu. Barang siapa ada orang yang mengambil, dia akan mati sampai ke anak turunannya yang diistilahkan Pring Sedapur. Konon setiap orang yang mati karena mengambil maspicis tersebut sebagai pengganti penunggu yang lama karena sudah kelelahan. 

Karena banyaknya ditemukan mas picis inilah daerah ini dikenal dengan nama Picisan sampai saat ini.

Statistik Kampung


Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah Jiwa
3469
Jumlah Kepala Keluarga
1264
Jumlah PUS
511
Persentase Partisipasi Keluarga dalam Poktan (Kelompok Kegiatan)

Keluarga yang Memiliki Balita
212
Keluarga yang Memiliki Remaja
562
Keluarga yang Memiliki Lansia
596
Jumlah Remaja
583
PUS dan Kepesertaan Ber-KB
Total
425
PUS dan ketidaksertaan Ber-KB
Total
86

Status Badan Pengurus


Sarana dan Prasarana


Bina Keluarga Balita (BKB)
BKB

Bina Keluarga Balita (BKB)

Ada

Bina Keluarga Remaja (BKR)
BKR

Bina Keluarga Remaja (BKR)

Ada

Bina Keluarga Lansia (BKL)
BKL

Bina Keluarga Lansia (BKL)

Ada

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
UPPKA

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)

Ada

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
PIK R

Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)

Ada

Sekretariat Kampung KB
Sekretariat KKB

Sekretariat Kampung KB

Ada

Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Rumah Dataku

Rumah Data Kependudukan Kampung KB

Ada

Dukungan Terhadap Kampung KB


Sumber Dana Ya,
APBN
APBD
Dana Desa
Donasi/ Hibah Masyarakat
Perusahaan (CSR)
Swadaya Masyarakat
Kepengurusan/pokja KKB Ada
SK pokja KKB Ada
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan Ada,
Sunar
197007022009061002
Regulasi dari pemerintah daerah Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Gubernur
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota
SK Kecamatan tentang Kampung KB
SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB Ada
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB 27 orang pokja terlatih
dari 27 orang total pokja
Rencana Kegiatan Masyarakat Ya
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan Ya,
PK dan Pemutahiran Data
Data Rutin BKKBN
Potensi Desa
Data Sektoral
Lainnya

Mekanisme Operasional


Rapat perencanaan kegiatan Ada, Frekuensi: 6 bulan sekali
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan Ada, Frekuensi: 3 bulan sekali
Sosialisasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Triwulan
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Ada, Frekuensi: Lainnya
Penyusunan Laporan Ada, Frekuensi: Tahunan