Memperkecil Perilaku Beresiko Remaja Dalam Pergaulan dengan Menjalin Komunikasi Yang Baik Antara Orang tua dan Remaja
Deskripsi
Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa dan asset pembangunan bangsa yang akan dibentuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Tantangan besar bagi remaja di era modern ini adalah berkembangnya media sosial, gadget yang memberikan pengaruh besar terhadap pergaulan remaja termasuk perilaku beresiko. Perilaku berisiko pada remaja didapatkan dari pergaulan tidak sehat dan informasi yang tidak akurat. Keterbukaan komunikasi orang tua dan remaja akan menjadi pondasi yang kuat besar bagi sikap terhadap perilaku seksual beresiko.
Batasan usia remaja menurut World Health Organization (WHO) adalah remaja berusia 10-19 tahun. Berdasarkan kementerian kesehatan (Kemenkes) remaja adalah usia 10-18 tahun, sedangkan menurut BBKBN adalah remaja berusia 10-24 tahun dan belum menikah. Populasi remaja di Indonesia sebesar 18% dari total jumlah penduduk Indonesia. Pada masa remaja terdapat perkembangan fisik dan psikologis yang pesat termasuk perkembangan kecerdasan intelektual. Rasa ingin tahu, sifat ingin mencoba tanpa berfikir dampak yang di akibatkan nya harus menjadi perhatian penting bagi orang tua dan orang-orang di sekelilingnya. Saat ini perkembangan teknologi menjadi media mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan remaja, karena memudahkan remaja untuk mendapatkan informasi yang baik maupun informasi yang buruk.
Berdasarkan info pusdatin Kemenkes, lebih dari 30% remaja perempuan dan remaja laki-laki memulai berpacaran di usia 15 tahun dimana pada usia tersebut belum memiliki kematangan berfikir dan keterampilan hidup. Pola pergaulan tersebut dapat meningkat resiko perilaku yang tidak sehat hingga resiko melakukan perilaku seksual beresiko. Seks pranikah merupakan salah satu fenomena yang setiap saat semakin marak khususnya di kalangan remaja.
Oleh karena itu, peran keluarga sangat penting bagi remaja, terutama orang tua harus bisa selain menjadi orang tua juga menjadi teman atau sahabat bagi putra-putrinya. Rasa nyaman untuk berdiskusi terhadap orang tua dapat membantu para remaja untuk mencari jati diri dan tempat yang sesuai untuk mereka. Selain itu, pada fase ini, remaja akan mulai mendapatkan pengaruh dari teman sebayanya atau mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis. Hal tersebutlah yang menjai alasan mengapa kedekatan yang terjalin antara orang tua dan anak dapat membantu sejumlah tantangan yang dihadapinya. Orang tua dan keluarga tentunya merupakan tempat yang dapat memberikan support terhadap anak. Anak pun perlu diapresiasi dalam melakukan hal yang disukai atau prestasi yang didapat. Dukungan dan apresiasi yang diberikan oleh orang tua akan sangat membangun kepercayaan diri anak. Kedekatan yang terjalin antara orang tua dan remaja dapat menjadi upaya preventif dalam mengatasi perilaku buruk pada remaja. Ketika orang tua memberikan aturan, standar perilaku dan juga batasan hal ini sebenarnya ditujukan untuk mempersiapkan menjadi pribadi yang baik. Terjalinnya hubungan yang dekat dan suportif ini dapat mengurangi kecenderungan perilaku beresiko pada remaja, seperti: penyalahgunaan narkoba, tindakan kriminal, dan lain-lain.