Pelaksanaan Pemberian Makanan tambahan bagi 9 Ibu Hamil pada kegiatan Mitra Kerja dengan Badan Pengawas Obat ( BPOM) Provinsi Aceh

JANTHO BARU
Dipublikasi pada 16 February 2024

Deskripsi

BOPM merupakan salah satu instansi pemerintah yang Membangun SDM unggul terkait Obat dan Makanan dengan mengembangkan kemitraan bersama seluruh komponen bangsa dalam rangka peningkatan kualitas manusia Indonesia,Memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha Obat dan Makanan dengan keberpihakan terhadap UMKM dalam rangka membangun struktur ekonomi yang produktif dan berdaya saing untuk kemandirian bangsa, Meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan serta penindakan kejahatan Obat dan Makanan melalui sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan guna perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga, Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya untuk memberikan pelayanan publik yang prima di bidang Obat dan Makanan


Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan akibat anak mengalami kekurangan gizi dan infeksi berulang & stimulasi psikososial yg tidak memadai terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pada masa dewasa, anak yang mengalami stunting berisiko tinggi mengalami gangguan metabolik dan berpenghasilan rendah. Berdasarkan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019 prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27,67 persen, artinya 1 dari 3 orang anak Indonesia mengalami stunting. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan bagi masa depan Indonesia, sehingga Presiden mengeluarkan sebuah Peraturan Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Dengan Peraturan Presiden tersebut, diharapkan seluruh komponen secara konvergen dan terintegrasi dapat melakukan percepatan penurunan stunting sampai pada angka 14 persen pada tahun 2024. Dalam rangka percepatan penurunan stunting, melalui sebuah pendekatan berbasis partisipasi masyarakat di Kampung KB, BKKBN menginisiasi untuk mendorong terbentuknya Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) sebagai upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting melalui pemanfaatan sumberdaya lokal yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/ kontribusi dari mitra lainnya. Kegiatan DASHAT diharapkan dapat berkontribusi dalam pencegahan dan penurunan stunting. Agar pelaksanaannya tepat sasaran, maka BKKBN melalui Direktorat Analisis Dampak Kependudukan sebagai pemangku program dan kegiatan DASHAT di Kampung KB menerbitkan sebuah panduan yang dapat digunakan sebagai rujukan dalam pembentukan dan pengelolan DASHAT. Akhir kata semoga buku panduan ini, dapat bermanfaat bagi pengelola DASHAT, sehingga berkontribusi dalam pencegahan terjadinya stunting serta percepatan penurunan stunting. Plt. Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc, Dip.Com iii PANDUAN DAPUR SEHAT ATASI STUNTING DI KAMPUNG KELUARGA BERKUALITAS (DASHAT)

Siapa saja yang ada di balik DASHAT? 

  1. Masyarakat yang terdiri dari keluarga berisiko stunting, masyarakat penerima, dan pelaksana DASHAT.
  2. Dunia usaha dan pendukung DASHAT, mulai dari donatur serta edukator usaha dan gizi
  3. Pendamping pendidikan lewat Tri Darma Perguruan Tinggi, sebuah program inovasi kemahasiswaan untuk mendukung penurunan stunting.
  4. Kader penggerak dan motivator di tingkat RT/RW/Desa (PKK, PPKBD/Sub, dan kader lainnya). 
  5. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan petugas sebagai pembina, pendamping, penyuluh, serta regulator pelaksanaan DASHAT di antaranya Dinas Kesehatan dan BKKBN.
    Siapa saja sih yang menjadi target DASHAT? 
    Kelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan balita (Keluarga Beresiko Stunting) 
    Bagaimana pelaksanaan DASHAT? 
  6.  Dengan memanfaatkan bahan sisa produksi namun layak olah dari produsen pasangan seperti petani, peternak unggas, peternak ikan, dan retail.
  7.  Memasak dan mengemas makanan siap saji dan bergizi untuk sasaran risiko stunting.
  8. Menjual makanan siap saji dan terukur gizi pada masyarakat umum disertai dengan konsultasi gizi.

Karena menggunakan pangan lokal yang diproduksi di wilayah Indonesia dan tersedia dekat dengan masyarakat, DASHAT kian memberi manfaat seperti:
1. Mendapatkan pangan yang segar atau baru 
2. Mengurangi terjadinya kehilangan gizi, terutama vitamin 
3. Lebih terjangkau oleh masyarakat bila diproduksi dalam jumlah banyak dan dikonsumsi oleh banyak orang 
4. Meningkatkan peluang kerja dan peluang usaha 
5. Menggerakkan ekonomi rakyat terutama penduduk pedesaan 
6. Meningkatkan kedaulatan dan ketahanan pangan 
Jangka panjangnya, ini tujuan DASHAT!
DASHAT diharapkan bisa memenuhi kebutuhan gizi anak stunting, ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga risiko stunting. Selain itu, diharapkan dengan adanya pengetahuan dan ketrampilan penyiapan pangan, kita mampu memberikan pangan sehat dan bergizi menggunakan sumber daya lokal. 
Terakhir, DASHAT bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga lewat keterlibatannya dalam kelompok usaha keluarga atau masyarakat yang berkelanjutan. 

Pencegahan stunting di Indonesia kini memiliki titik terang dengan diluncurkannya Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Auditorium Pemerintah Kabupaten Bogor, Jumat 20 Oktober 2021. 
“Jumlah angka stunting di Indonesia masih sangat tinggi, maka kita perlu mengatasinya,” ujar kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo. DASHAT dibuat sebagai salah satu bentuk upaya mencegah stunting lewat kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita terutama dari keluarga kurang mampu. 
Caranya? Melalui pemanfaatan sumber daya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dipadukan dengan sumber daya atau kontribusi mitra lainnya. 


        
Sesi Kegiatan Perlindungan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan