Peringatan Nuzulul Qur'an
Deskripsi
Alloh SWT menjadikan bulan romadlon sebagai bulan diturunkannya al-Quran, tepatnya pada tanggal 17 Romadlon diturunkan wahyu yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini yang kemudian bulan romadlon juga disebut dengan Syahru al-Quran, atau bulannya al-Quran. Kita sangat bersyukur dan berterima kasih kepada para sahabat yang telah membukukan al-Quran, dengan melalui perantara beliau-beliau sehingga wujud al-Quran sudah dapat kita lihat seperti saat ini yaitu berupa buku atau kitab yang terdiri atas 30 Juz, 114 surat, 6666 ayat. Sebagaimana sejarah mencatat bahwa proses adanya al-Quran yang ada seperti saat ini, adalah melalui proses yang sangat Panjang, dimulai dari turunnya wahyu yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW di gua hira, hingga selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Pada saat itu ayat-ayat dan bacaan al-Quran tersebut tersebar di beberapa media seperti tulang, batu, kulit binatang, daun dan lainnya. Kemudian pada masa khalifah Utsman bin Affan al-Quran tersebut dibukukan dan kemudian terus disempurnakan hingga seperti saat ini.
Wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah surat al-Alaq ayat 1 sampai dengan 5 yang berbunyi:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah; Yang mengajar (manusia) dengan perantara qalam (pena); Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5)
Dalam wahyu pertama ini, sudah tegas dan jelas bahwa kita diperintahkan untuk membaca, yaitu dengan kata iqra’ (bacalah). Selain itu, Allah juga mengingatkan kita untuk senantiasa meningkatkan kapasitas diri kita dengan terus belajar, yang dalam ayat ini direpresentasikan dengan kata Al-Qalam (pena) yang memiliki fungsi sebagai alat untuk menulis. Dari dua hal ini, bisa kita sebut Ramadhan adalah bulan literasi, bulan tarbiyah, bulan pendidikan dimana kita dianjurkan untuk banyak membaca dan menulis. Membaca dalam wahyu pertama ini memiliki makna yang luas baik membaca yang bersifat tekstual maupun membaca secara kontekstual. Makna membaca secara tekstual di bulan Ramadhan ini adalah diwujudkan dalam bentuk mengaji atau tadarus al-Qur’an yang sama-sama kita rasakan bahwa intensitas umat Islam membaca al-Qur’an pada bulan Ramadhan sangatlah tinggi. Ini yang harus terus kita pertahankan dan tingkatkan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Membaca al-Quran bukanlah sekedar bernilai ibadah semata, Alloh SWT menjanjikan banyak sekali keutamaan dan manfaat dalam membaca al-Quran, diantaranya yaitu:
- Membaca al-Quran dapat menjadi obat hati
Setiap manusia pasti pernah mengalami kegundahan atau keresahan hati, maupun penyakit hati lainnya, Alloh SWT berfirman dalam Quran surat Yunus ayat 57:
يَا اَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُوْرِ وَهُدًى وَّرَحْمَةً لِّلْمُؤْ مِنِيْن
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. Yunus: 57)
Dalam ayat tersebut jelas sekali bahwa telah datang penyembuh bagi penyakit-penyakit yang ada dalam dada sekaligus sebagai petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Berdasarkan ayat tersebut maka sudah sepantasnya sebagai umat Islam apabila mengalami atau merasakan penyakit-penyakit hati, maka cukuplah al-Quran sebagai obat penawarnya, bukan mencari obat dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.