Gambaran Umum
GAMBARAN UMUM
KAMPUNG KB KELURAHAN TIRO SOMPE
KECAMATAN BACUKIKI BARAT TIMUR KOTA PAREPARE
A. Sejarah Kelurahan Tiro Sompe
Kelurahan adalah Suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung di bawah camat, dan tidak berhak menyelenggarakan keluarganya sendiri dalam ikatan Negara kesatuan Republik Indonesia (Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang pemerintahan Desa). Kepala kelurahan (Lurah) adalah pegawai negeri dan tidak dipilih oleh rakyat.
Kelurahan Tiro Sompe merupakan salah satu kelurahan dari 22 Kelurahan yang ada di Kota Parepare dan berada disebelah barat Kota Parepare, di Sebelah Selatan berbatasan Kelurahan Cappa Galung, Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kampung Baru sedangkan di sebelah Timur berbatasan Kelurahan Bumi Harapan dan sebelah barat berbatasan Tanjung Lero (Kabupaten Pinrang).
Kelurahan Tiro Sompe adalah hasil pemekaran dari beberapa kelurahan yaitu Kelurahan Kampung Baru sebagai Kelurahan Induk dan sebagian wilayah Kelurahan Cappa Galung.
Sebelum defenitif, awalnya kelurahan ini dipersiapkan dengan nama Kelurahan Batang Rappe tepatnya pada Tahun 1991, proses persiapan kelurahan ini berjalan dengan lancar yang akhirnya pada tahun 1993 Pemerintah Daerah Kota Parepare melakukan pergantian Lurah (Lurah Kedua) dan saat itu pula perhatian Pemerintah Daerah Kota Parepare dan DPRD Kota Parepare semakin terfokus untuk segera mendefenitifkan Kelurahan Tiro Sompe.
Proses defenitifnya ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena banyak hal yang menjadi pertimbangan termasuk pemberian nama kelurahan. Awalnya kelurahan ini dipersiapakan dengan nama Batang Rappe, hal ini didasarkan pada kondisi dan historis wilayah pemecahan atau bakal wilayah kelurahan tersebut, dimana pada wilayah tersebut terdapat suatu pemukiman yang cukup populer diantara nama – nama tempat yang ada diwilayah tersebut yaitu Batang Rappe. Yang dimana wilayah tersebut mayoritas dihuni oleh etnis mandar yang berasal dari Kabupaten Majene dan Kabupaten Polmas.
Pada tahun 1994 kelurahan persiapan ini didefenitifkan dengan nama Kelurahan Tiro Sompe sebagai motifasi terhadap keadilan sehubungan adanya beberapa nama Kampung yang ada diwilayah tersebut antara lain :
Ø Batang Rappe artinya Batang kayu yang terdampar , menggambarkan penduduk mayoritas pada pemukiman ini adalah perantau dari daerah Suku Mandar.
Ø Tompo Bulu artinya Diatas Gunung, menggambarkan bahwa sebagian wilayah kelurahan ini memiliki perbukitan dan sebagian penduduk bermukim diwilayah tersebut.
Ø Labujung artinya Sumur, dimana disekitar wilayah tersebut banyak terdapat mata air disebut juga Bujung Coppeng dan sampai sekarang sumur tersebut masih ada dan menjadi sumber utama Air Minum dan Mandi bagi masyarakat yang bermukim diwilayah tersebut.
Sesuai dengan perkembangan Wilayah kelurahan Tiro Sompe dimana disebelah Timur merupakan daerah Perbukitan dan disebelah Barat merupakan bentangan pantai sehingga ada pepatah mengatakan Asam digunung Garam dilaut, ketika kita berada di Timur Kelurahan maka tatapan kita senangtiasa menangkap keindahan hamparan laut biru yang diatasnya bertebaran perahu – perahu layar yang indah bak kupu – kupu mengayuh dengan lembutnya dalam menyongsong sebuah harapan. Disebelah Barat terhampar jelas pantai nan permai disana terlihat kegigihan dan kesigapan para nelayan dalam mempertahankan hidup. Pada`prinsipnya hampir disemua sisi wilayah ini tatapan kita akan senangtiasa menangkap hamparan laut dan bentangan layar, inilah salah satu alasan yang mengilhami nama Kelurahan Tiro Sompe.
TIRO dalam bahasa bugis berarti Lihat menggambarkan pandangan masa depan dan SOMPE berati Layar menggambarkan tumpuan harapan dari sebuah bahtera dalam mencapai tujuan pengembaraannya. Barangkali itulah sebuah makna yang sangat besar dipatrikan kedalam sebuah nama kecil dan sangat sederhana oleh Pemerintah Daerah Kota Parepare pada sebuah Kelurahan yang ada dalam wilayah kecamatan Bacukiki yaitu Kelurahan Tiro Sompe. Mengenai terjadinya pemekaran wilayah khususnya Kelurahan Kampung Baru dan Kelurahan Cappa Galung yang melahirkan Kelurahan Tiro Sompe adalah suatu hal yang sangat positif dan sangat sesuai dengan laju perkembangan suatu daerah, bahwa Pemerintah Daerah Kota Paerepare memang senantiasa diperhadapkan oleh masalah ledakan penduduk serta perlunya pembenahan wilayah yang mengarah kepada batas – batas yang jelas dan paten.
Demikianlah sejarah singkat Kelurahan Tiro Sompe Kecamatan Bacukiki Kota Parepare sejak terbentuknya Kelurahan tersebut telah beberapa kali mengalami pergantian Kepala Kelurahan sebagai berikut :
B. GEOGRAFI
1) Luas Wilayah
Luas wilayah kelurahan Tiro Sompe adalah 0.38 Ha . Keadaan tanah umumnya datar, dengan curah hujan rata-rata 2,707 mm/tahun
? Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Kampung Baru
? Sebelah selatan berbatasan dengan Kel Cappa Galung
? Sebelah barat berbatasan dengan Teluk Parepare
? Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Bumi Harapan
2) Orbitasi
Sarana perhubungan untuk menempuh kelurahan Tiro Sompe dapat ditempuh dengan berbagai macam kendaraan baik roda dua maupun roda empat dengan jarak tempuh sebagai berikut:
a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 2,4 km
b. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : 1,3 km
c. Dengan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan : 148 km
C. . DEMOGRAFI
Jumlah penduduk kelurahan Tiro sompe 7.230 orang yang terdiri dari jumlah laki-laki 3.586 orang dan jumlah perempuan 3.644 orang.
II. PELAKSANAAN KEGIATAN KESRAK PKK-KB-KESEHATAN DI KAMPUNG KB KELURAHAN TIRO SOMPE.
Pada saat ini Pemerintah sedang berupaya merevitalisasi Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga agar program ini dapat lebih dirasakan manfaatnya oleh para keluarga dan Masyarakat.
Kampung KB dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup keluarga damasyarakat khususnya mereka yang berada di wilayah pinggiran, miskin, padat penduduk, tertinggal, terpencil, DAS dan wilayah nelayan di seluruh tanah air. Kampung KB dikembangkan sebagai strategi untuk mendukung Nawa Cita yang merupakan prioritas Pembangunan Nasional, khususnya Cita ke-3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memprioritaskan daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI , Cita ke 5 yaitu meningkatnya kualitas hidup manusia Indonesia dan Cita ke 8 yaitu melakuan revolusi Karakter Bangsa. Kampung KB juga merupakan implementasi dari 8 Fungsi Keluarga.
Dalam rangka mendukung program Pemerintah dalam pembentukan Kampung KB, Pemerintah Daerah Kota Parepare menindaklanjuti dengan melakukan tahapan-tahapan sesuai dengan Juknis pembentukan Kampung KB dari Pemerintah Pusat sebagai dasar pembentukan Kampung KB di Kota Parepare
Pada tahun 2022 ini BKKBN meluncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya percepatan penurunan angak prevalensi stunting. Stunting itu penting diatasi karena angkanya diindonesia masih sangat tinggi. Program DASHAT akan ada diseluruh kampung KB tidak terkecuali di Kampung KB Tiro Sompe ini. DASHAT merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan Gizi seimbang bagi keluarga beresiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu. Melalui pemanfaatan sumber daya lokal yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya.
WASSALAM
KETUA POKJA KAMPUNG KB KETILANG
Hj Rakiba Spd AUD
Statistik Kampung
Jumlah Jiwa 7412
Jumlah Kepala Keluarga 2234
Jumlah PUS 728
Keluarga yang Memiliki Balita 125
Keluarga yang Memiliki Remaja 271
Keluarga yang Memiliki Lansia 341
Jumlah Remaja 553
Total
524Total 204
Status Badan Pengurus

Sarana dan Prasarana

BKB
Bina Keluarga Balita (BKB)
Ada

BKR
Bina Keluarga Remaja (BKR)
Ada

BKL
Bina Keluarga Lansia (BKL)
Ada

UPPKA
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA)
Ada

PIK R
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R)
Ada

Sekretariat KKB
Sekretariat Kampung KB
Ada

Rumah Dataku
Rumah Data Kependudukan Kampung KB
Ada
Dukungan Terhadap Kampung KB
Sumber Dana |
Ya,
APBN APBD Dana Desa Swadaya Masyarakat |
Kepengurusan/pokja KKB | Ada |
SK pokja KKB | Ada |
PLKB/PKB sebagai pendamping dan pengarah kegiatan |
Ada,
A.AWALUDDIN,S.Ag 197603262010011008 |
Regulasi dari pemerintah daerah |
Ada,
Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Gubernur Surat Keputusan/Instruksi/Surat Edaran dari Bupati/Walikota SK Kecamatan tentang Kampung KB SK Kepala Desa/Lurah tentang Kampung KB |
Pelatihan sosialisasi bagi Pokja KKB | Ada |
Jumlah anggota pokja yang sudah terlatih/tersosialisasi pengelolaan KKB |
3 orang pokja terlatih dari 22 orang total pokja |
Rencana Kegiatan Masyarakat | Ya |
Penggunaan data dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan |
Ya,
PK dan Pemutahiran Data Data Rutin BKKBN Potensi Desa Data Sektoral |
Mekanisme Operasional
Rapat perencanaan kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Rapat koordinasi dengan dinas/instansi terkait pendukung kegiatan | Ada, Frekuensi: Tahunan |
Sosialisasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Monitoring dan Evaluasi Kegiatan | Ada, Frekuensi: Bulanan |
Penyusunan Laporan | Ada, Frekuensi: Bulanan |