Gambaran Umum
A.
Sejarah Pemerintahan
Desa Blumbungan
Setiap Desa atau daerah pasti memiliki
sejarah dan latar belakang tersendiri yang merupakan pencerminan dari karakter
dan ciri khas dari suatu daerah. Sejarah desa atau daerah sering kali tertuang
dalam dongeng-dongeng yang diwariskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut
sehingga sulit untuk dibuktikan dan tidak jarang dihubungkan dengan mitos
tempat-tempat tertentu yang dianggap
keramat. Desa Blumbungan memiliki latar belakang tersebut yang tertuang dalam
kisah-kisah berikut ini.
Dari berbagi sumber yang telah ditelusuri dan
digali, asal-usul desa Blumbungan memiliki banyak versi, tetapi dapat dibagi
secara garis besar menjadi 2 ( dua ) legenda yang diangkat dari daerah timur
dan daerah barat, yaitu Legenda Blambangan ( bagian timur ) dan Legenda
Blumbang ( bagian barat ).
Di Jaman kerajaan, di
desa ini berkuasa satu raja yang sangat suka akan kesenian terutama sronen (
ludruk ) yang dipimpin oleh raja sendiri. Pada suatu ketika sang raja diundang
bersama anggotanya pada pesta perkawinan, sang raja berjalan kaki bersama
anggota dan ditengah perjalanan raja membuat keris kemudian ada salah satu
anggotanya bertanya kenapa sang raja membuat keris di tengah perjalanan? dan
dijawab oleh raja bahwa membuat keris tidak harus d satu tempat khusus tetapi
dimana-mana boleh membuat keris dan tujuan saya membuat keris ini bukan untuk
kepentingan pribadi tetapi untuk kepentingan masyarakat banyak terutama rakyatnya
sendiri.
Sesampainya di tempat pesta sang raja
disambut dengan jaran kencak yang diringi dengan bunyi-bunyian sronen dan kedua
mempelai menyambut dengan kata selamat datang dan mempersilahkan untuk duduk di
temapt khusus, setelah acara inti selesai sang raja disuguhi hidangan istimewa
berupa bagian dalam ayam, namun hidangan itu tidak dimakan tetapi dibawa pulang
terutama bagian langbalangan, sesampainya di tengah jalan sang raja memberitahu
anggota rombongannya bahwa maksud tidak memakan hidangan terutama langbalangan
agar bisa dijadikan bagian dari kerajaannya, karena langbalangan itu adalah
tempat menyimpan makanan ayam sehingga pada akhirnya dijadikan nama kerajaan
yaitu Blambangan dengan tujuan agar semua rakyatnya bisa menyimpan hasil panen
/ tani dan menjadi rakyat yang makmur.
Di jaman dulu dengan kesaktiannya nenek
moyang desa membuat lumbung besar ( tempat menyimpan hasil panen terutama padi
) yang diperuntukkan untuk semua warga desa sehingga semua masyarakat harus
menyimpan hasil panennya agar lebih aman dari pencuri karena lumbung tersebut
telah dirancang sedemikian rupa sehingga kuat dan tidak mudah dirusak termasuk
oleh serangan hama, kemudian lumbung tersebut dinamakan Blumbang yang artinya
penghematan, dengan harapan masyarakat desa bisa menghemat hasil pendapatannya
supaya dapat hidup lebih makmur. Sekarang tempat tersebut diubah dan dibangun
menjadi Pasar Blumbungan di dusun Kaju Rajah.
Dari dua legenda diatas Blambangan dan
Blumbang dapat
ditarik kesimpulan bahwa keduanya bertujuan untuk melakukan penghematan
pendapatan / penghasilan agar masyarakat hidup makmur dan sejahtera serta dapat
menyesuaikan dengan kerajaan lainnya.
Pada masa penjajahan Belanda dilakukan
penyatuan wilayah antara wilayah bagian barat dan bagian timur sehingga terbentuk
desa baru yang dinamakan Desa
Blumbungan.
Desa Blumbungan dipimpin oleh seorang Kepala
Desa yang membawahi 16 Dusun yaitu :
1. Dusun
Berruh
2. Dusun Duwa’ Tinggi
3. Dusun Bantar
4. Dusun Pangganten
5. Dusun Polay
6. Dusun Sumber Batu
7. Dusun Aeng Penay
8. Dusun Pandian
9. Dusun Toron Samalem
10. Dusun Talaga
11. Dusun Kendal
12. Dusun Garuk
13. Dusun Tambak
14. Dusun Kaju Rajah
15. Dusun Tomang Mateh
16. Dusun Nyalaran
Dari masa berdiri sampai
dengan sekarang Desa Blumbungan telah mengalami beberapa kali pergantian Kepala
Desa, adapun beberapa Kepala Desa yang dapat ditulis adalah sebagai berikut :
1. Kepala Desa Mukrab
2. Kepala Desa Abd. Halik ( ……. s/d 1990 )
3. Kepala Desa Subairi ( 1990 s/d 2000 )
4. Kepala Desa Iwan Sukirman ( 2001 s/d 2006 )
5. Kepala Desa H.
Junaidi ( 2007 s/d 2017 )
6. PLT. Kepala Desa Oktavian Yofi K. ( 2017 s/d 2018 )
7. Pj. Kepala Desa Basrahil ( 2018 s/d 2019 )
8. Kepala Desa Ferry Andriyanto A. ( 2019 s/d Sekarang )
Statistik Kampung
Jumlah Jiwa n/a
Jumlah Kepala Keluarga
Jumlah PUS
Keluarga yang Memiliki Balita
Keluarga yang Memiliki Remaja
Keluarga yang Memiliki Lansia
Jumlah Remaja
Total
0Total 0
Status Badan Pengurus

Sarana dan Prasarana
Dukungan Terhadap Kampung KB
Data belum diisi
Mekanisme Operasional
Data belum diisi