Ketahanan Keluarga Berbasis POKTAN
Deskripsi
1. Kegiatan
Pembinaan Ketahanan Keluarga diawali
dengan berdoa bersama dan menyanyikan lagu Mars KB.
2. Kegiatan
dibuka oleh ketua TP PKK desa Temengeng Ibu Lasmiyati sekaligus Ketua Pokja
Kampung KB Berlian. Disampaikan pesan bawasannya untuk menyiapkan generasi
bebas stunting membutuhkan persiapan yang baik dan kerja sama dari semua pihak
baik itu perangkat desa, kader desa dan masyarakatnya itu sendiri. Maka dari
itu dimeminta bagi peserta yang hadir dalam kegiatan ketahanan keluarga
berbasis poktan ini dapat mendapatkan ilmu yang bias bermanfaat untuk desa Temengeng
khususnya dapat menularkan ilmunya ke tetangga dan masyarakat sekitar.
3. Kemudian
pada sesi selanjutnya Bapak Yusuf
Prasetyo, S.Psi., M.Sc. bersama petugas PLKB lainnya memberikan Pembinaan
Ketahanan Keluarga di Kampung KB Berlian,
Pada kali ini disampaikan tentang menyiapkan
generasi bebas stunting untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
4. Pada
pertemuan kali ini juga di hadirkan salah satu peserta yang dijadikan sebagai
salah satu sampel calon pengantin yang akan menikah tiga bulan kedepan. Sesi
awal peserta diajak untuk merefres kembali tentang stunting, satu persatu
peserta menyebutkan pengertian stunting dari Ibu Fitha menyapaikan bawasannya
“stunting merupakan tinggi baduta yang tidak sama dengan usianya”, Ibu Supadmi berpendapat
“stunting ialah gagal tumbuh” serta masih ada beberapa pendapat stunting dari
peserta lainnya yang semuanya memiliki satu makna yang sama yakni “Stunting
(baca: stanting) bukan penyakit lho, tapi suatu kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kurang gizi
terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin
hingga anak berusia 2 tahun”
5. Pada
sesi berikutnya berdiskusi tentang siapa saja yang beresiko melahirkan stunting
yakni calon ibu yang status gizi yang buruk, anemia, 4T, pasangan yang merokok
baik itu dari calon bapak maupun dari calon ibu.
6. Calon
ibu yang baik juga harus mulai menambah asupan bergizi seimbang yang kaya akan
protein, vitamin dan mineral. Ada beberapa peserta yang protes dengan hal
tersebut “kan kami di desa pak, untuk memenuhi gisi seimbang mendapatkan bahan
makanan tersebut bagaimana caranya ?”, kemudian disampaikan tentang macam-macam
makanan sumber protein, vitamin dan mineral yang dapat di dapatkan oleh
masyarakat di pedesaan dari tempe, telur, kedelai, susu kedelai, buah papaya,
pisang yang bias di dapatkan di dekat rumah. Calon ibu yang anemi dengan
ciri-ciri 5L juga beresiko dapat diatasi dengan menambah asupan makanan dan
minum tablet tambah darah. Sudah menjadi issue masyarakat tentnag hindari 4T
selain untuk pencegahan stunting juga menghindari Bayi BBLR, menekan angkat
AKA&AKI. Hindari Rokok, disampaikan bawasannya sperma yang merkok itu pegerakannya
seperti di dalam lumpur sangat pelan sedangkan yang tidak merokok sangat cepat.
Kaitannya status gizi calon ibu dapat di lihat dengan perhitungan IMT dan
pengukuran LILA.
7. Selain
juga diperlukan persiapan fisik terutama untuk calon ibunya tapi tak lupa juga
calon bapak. Hal-hal yang dapat dilakukan ialah kenali dan menjaga alat
reproduksi dengan pengecekan IVA atau metode lainnya, pilihlah gaya hidup sehat
dengan berolahraga 30 menit setiap harinya atau paling tidak 3 kali dalam
seminggu, dan yang terakhir makan dengan gizi seimbang.
8. Pada
sesi akhir disampaikan tentang beberapa macam metode kontrasepsi dari yang
biasa sampai metode jangka panjang. Berdiskusi pula tentang kelebihan dan
kekurangan dari kontrasepsi terutama yang masih awam ialah MKJP Implan&IUD,
MOW dan MOP. Kegiatan diakhiri dengan bacaan hamdalah bersama-sama.