Ketahanan Keluarga Berbasis POKTAN

BERLIAN
Dipublikasi pada 08 March 2023

Deskripsi

1.   Kegiatan Pembinaan Ketahanan Keluarga  diawali dengan berdoa bersama dan menyanyikan lagu Mars KB.

2.  Kegiatan dibuka oleh ketua TP PKK desa Temengeng Ibu Lasmiyati sekaligus Ketua Pokja Kampung KB Berlian. Disampaikan pesan bawasannya untuk menyiapkan generasi bebas stunting membutuhkan persiapan yang baik dan kerja sama dari semua pihak baik itu perangkat desa, kader desa dan masyarakatnya itu sendiri. Maka dari itu dimeminta bagi peserta yang hadir dalam kegiatan ketahanan keluarga berbasis poktan ini dapat mendapatkan ilmu yang bias bermanfaat untuk desa Temengeng khususnya dapat menularkan ilmunya ke tetangga dan masyarakat sekitar.

3.    Kemudian pada sesi selanjutnya Bapak Yusuf Prasetyo, S.Psi., M.Sc. bersama petugas PLKB lainnya memberikan Pembinaan Ketahanan Keluarga di Kampung KB Berlian, Pada kali ini disampaikan tentang menyiapkan generasi bebas stunting untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

4.    Pada pertemuan kali ini juga di hadirkan salah satu peserta yang dijadikan sebagai salah satu sampel calon pengantin yang akan menikah tiga bulan kedepan. Sesi awal peserta diajak untuk merefres kembali tentang stunting, satu persatu peserta menyebutkan pengertian stunting dari Ibu Fitha menyapaikan bawasannya “stunting merupakan tinggi baduta yang tidak sama dengan usianya”, Ibu Supadmi berpendapat “stunting ialah gagal tumbuh” serta masih ada beberapa pendapat stunting dari peserta lainnya yang semuanya memiliki satu makna yang sama yakni “Stunting (baca: stanting) bukan penyakit lho, tapi suatu kondisi gagal  tumbuh pada anak balita akibat kurang gizi terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak  berusia 2 tahun”

5.    Pada sesi berikutnya berdiskusi tentang siapa saja yang beresiko melahirkan stunting yakni calon ibu yang status gizi yang buruk, anemia, 4T, pasangan yang merokok baik itu dari calon bapak maupun dari calon ibu.

6.    Calon ibu yang baik juga harus mulai menambah asupan bergizi seimbang yang kaya akan protein, vitamin dan mineral. Ada beberapa peserta yang protes dengan hal tersebut “kan kami di desa pak, untuk memenuhi gisi seimbang mendapatkan bahan makanan tersebut bagaimana caranya ?”, kemudian disampaikan tentang macam-macam makanan sumber protein, vitamin dan mineral yang dapat di dapatkan oleh masyarakat di pedesaan dari tempe, telur, kedelai, susu kedelai, buah papaya, pisang yang bias di dapatkan di dekat rumah. Calon ibu yang anemi dengan ciri-ciri 5L juga beresiko dapat diatasi dengan menambah asupan makanan dan minum tablet tambah darah. Sudah menjadi issue masyarakat tentnag hindari 4T selain untuk pencegahan stunting juga menghindari Bayi BBLR, menekan angkat AKA&AKI. Hindari Rokok, disampaikan bawasannya sperma yang merkok itu pegerakannya seperti di dalam lumpur sangat pelan sedangkan yang tidak merokok sangat cepat. Kaitannya status gizi calon ibu dapat di lihat dengan perhitungan IMT dan pengukuran LILA.

7.    Selain juga diperlukan persiapan fisik terutama untuk calon ibunya tapi tak lupa juga calon bapak. Hal-hal yang dapat dilakukan ialah kenali dan menjaga alat reproduksi dengan pengecekan IVA atau metode lainnya, pilihlah gaya hidup sehat dengan berolahraga 30 menit setiap harinya atau paling tidak 3 kali dalam seminggu, dan yang terakhir makan dengan gizi seimbang.

8.    Pada sesi akhir disampaikan tentang beberapa macam metode kontrasepsi dari yang biasa sampai metode jangka panjang. Berdiskusi pula tentang kelebihan dan kekurangan dari kontrasepsi terutama yang masih awam ialah MKJP Implan&IUD, MOW dan MOP. Kegiatan diakhiri dengan bacaan hamdalah bersama-sama.

Sesi Kegiatan Pendidikan

Instansi Pembina Kegiatan

Sasaran Kegiatan