Pemeriksaaan Antenatal Care (ANC) bagi ibu hamil
Deskripsi
Pemeriksaan ANC (Antenatal Care)
Salah satu solusi efektif dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah dengan cara meningkatkan pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga medis terlatih yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Di samping itu, dibutuhkan partisipasi serta kesadaran ibu terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan di fasilitas pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan.
Pemeriksaan ANC (Antenatal Care)merupakan pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama masa kehamilan, yaitu 1 kali pemeriksaan pada trimester pertama, 1 kali pemeriksaan pada trimester kedua, dan 2 kali pemeriksaan pada trimester ketiga.
Apa Tujuan ANC
- Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.
- Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakitdan tindak pembedahan.
- Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
- Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi dengan selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa persalinan.
- Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.
- Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak agar mengalami tumbuh kembang dengan normal.
- Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Pemeriksaan ANC pada ibu hamil dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, antara lain bidan, perawat, dokter umum, maupun dokter spesialis obstetri dan ginekologi (dokter kandungan).
Pelayanan Standar Antenatal Care di Pustu Arga Mulya
Antenatal care adalah pemeriksaan yang penting bagi ibu hamil. Karena itu, Indonesia telah menetapkan standar khusus mengenai pemeriksaan antenatal care yang dikenal dengan istilah “10 T”. Berikut masing-masing penjelasannya.
1. Timbang Berat Badan
Standar
pelayanan pertama untuk antenatal care adalah menimbang berat badan.
Hal ini dilakukan dengan tujuan mendeteksi kemungkinan adanya gangguan
pada pertumbuhan janin.
Selain
itu, pada pemeriksaan antenatal care pertama, ibu hamil wajib mengukur
tinggi badan untuk mengetahui kemungkinan faktor yang dapat mempersulit
persalinan. Misalnya, risiko terjadinya Cephalopelvic Disproportion
(CPD) akan lebih tinggi apabila tinggi badan ibu kurang dari 145 cm.
2. Tekanan Darah
Standar
kedua dalam antenatal care adalah mengukur tekanan darah, hal ini
bertujuan untuk mendeteksi seberapa besar risiko terkena preeklamsia
yang berpotensi membahayakan kehamilan.
Tekanan
darah normal pada ibu hamil adalah 90-120/60-80 mmHg. Preeklamsia dapat
terjadi bila tekanan darah ibu hamil lebih dari 140/90 mmHg. Jika
mengalami kondisi ini, maka perlu dilakukan penanganan agar tekanan
darah kembali ke angka normal.
3. Tentukan Nilai Status Gizi dengan Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Pengukuran nilai status gizi hanya akan dilakukan satu kali, yaitu pada trimester pertama. Jika hasil pengukuran lingkar lengan atas (LILA) didapatkan kurang dari 23,5 cm, maka ada kemungkinan ibu mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis). KEK dapat meningkatkan risiko Bayi Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
4. Tinggi Fundus Uteri (Puncak Rahim)
Standar
selanjutnya untuk pelayanan antenatal care adalah pengukuran tinggi
fundus uteri. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat atau memperkirakan
perkembangan bayi selama dalam kandungan.
Tinggi
fundus merupakan jarak dari puncak tulang panggul hingga ke bagian
teratas dari perut ibu hamil. Normalnya tinggi fundus adalah 2 cm lebih
besar dari usia kehamilan. Jadi, apabila usia kehamilan ibu 12 minggu,
maka tinggi fundus normalnya adalah 10-14 cm.
5. Tentukan Presentasi dan Denyut Nadi Jantung
Pemeriksaan
ini penting dilakukan ketika waktu persalinan semakin dekat guna
memastikan apakah kepala janin telah memasuki panggul atau belum. Untuk
penentuan posisi janin, umumnya bisa dilakukan setidaknya pada akhir
trimester kedua.
Mengukur
denyut nadi janin dalam antenatal care adalah bagian yang tak boleh
terlewatkan. Pengukuran ini berguna untuk mendeteksi gawat janin.
Pemeriksaan presentasi dan denyut nadi janin dapat dilakukan bersamaan
melalui USG (ultrasonografi).
6. Vaksinasi Tetanus
Tujuan
vaksinasi tetanus pada antenatal care adalah membangun kekebalan tubuh
ibu hamil terhadap infeksi tetanus. Pemberian vaksin ini nantinya
disesuaikan dengan status imunisasi ibu hamil ketika melakukan skrining
saat menjalani antenatal care pertama kali.
7. Pemberian Tablet Zat Besi
Pemberian
tablet zat besi berguna untuk mencegah ibu hamil mengalami anemia
defisiensi besi. Selama masa kehamilan, ibu dianjurkan untuk mengonsumsi
minimal 90 tablet zat besi.
8. Tes Laboratorium
Pada
pemeriksaan ini, ibu hamil mungkin perlu melakukan pemeriksaan tes
darah lengkap dan beberapa rangkaian pemeriksaan laboratorium seperti
golongan darah, rhesus, protein dalam urine, kadar gula darah,
hemoglobin, serta sifilis dan HIV.
9. Tata Laksana Khusus
Salah
satu manfaat menjalani antenatal care adalah mengetahui adanya kelainan
atau masalah kehamilan lebih dini. Sehingga dokter dapat memberikan
penanganan yang tepat dan lebih awal apabila menemukan kondisi tertentu
pada ibu hamil