Penerimaan PMT Stunting desa Pilangsari
Deskripsi
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk stunting adalah program intervensi yang diberikan kepada balita dan ibu hamil berisiko stunting untuk meningkatkan status gizi dan mencegah atau mengatasi stunting, dengan sasaran balita gizi kurang, berat badan kurang, atau tidak naik berat badannya, serta ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK). PMT ini dapat berupa makanan atau bahan makanan lokal, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi, mendukung tumbuh kembang optimal, dan sebagai pembelajaran bagi ibu mengenai gizi seimbang.
Penerimaan PMT Stunting:
1. Sasaran:
Balita: Balita yang mengalami gizi kurang, berat badan kurang, atau tidak naik berat badannya pada 2 kali periode timbang berturut-turut.
Ibu Hamil: Ibu hamil dengan kategori KEK, yaitu lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm, indeks massa tubuh (IMT) kurang dari 18,5 kg/m², dan/atau anemia.
2. Jenis dan Bentuk PMT:
PMT Pemulihan: Diberikan kepada balita gizi buruk dan sebagai tambahan makanan sehari-hari, bukan pengganti makanan utama.
PMT Penyuluhan: Diberikan dengan tujuan edukasi gizi seimbang bagi ibu balita, umumnya dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal.
PMT Berbasis Pangan Lokal: Mengutamakan penggunaan bahan makanan lokal seperti kacang hijau, telur, hati ayam, ikan, tempe, tahu, sayuran, dan buah-buahan.
Contoh Menu PMT: Bubur ayam sayur, nasi tim hati ayam, puree buah, biskuit fortifikasi, telur rebus, dan bahan makanan lain yang bergizi.
3. Pelaksanaan dan Pemantauan:
Distribusi: Diberikan oleh petugas kesehatan seperti kader posyandu, bidan desa, atau melalui kunjungan rumah.
Durasi: Pemberian PMT biasanya dilakukan secara rutin, contohnya selama 3 bulan (90 hari) untuk balita.
Pemantauan: Dilakukan secara berkala, misalnya dengan pentak (penimbangan serentak) setiap 15 hari untuk memantau perkembangan berat badan anak.
Tujuan Pemberian PMT Stunting:
Memastikan tumbuh kembang anak sesuai dengan usianya.
Meningkatkan status gizi anak balita.
Mencegah pertumbuhan terhambat dan kondisi stunting.
Memenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh balita.
Mengharapkan ibu hamil tidak melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).