MINI LOKAKARYA DAN REMBUK STUNTING
Deskripsi
MINI LOKAKARYA DAN REMBUK STUNTING PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING KECAMATAN CAMPALAGIAN
KABUPATEN POLEWALI MANDAR
Campalagian, Selasa, 3 Juni 2024, di Aula Kantor Camat Campalagian, pelaksanaan Mini Lokakarya dan Rembuk Stunting Percepatan Penurunan Stunting untuk mendiskusikan langkah – Langkah Strategis percepatan penurunan Stunting, dan aksi pencegahan stunting di Kabupaten Polewali Mandar.
Stunting atau gagal tumbuh pada anak disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama protein dan nutrisi penting lainnya, yang terjadi pada periode pertumbuhan. Dampak stunting bisa sangat signifikan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan kesehatan anak.
Dampak Jangka Pendek.
- Gangguan pertumbuhan fisik:
- Gangguan perkembangan otak:
- Mudah sakit:
Dampak Jangka Panjang.
- Postur tubuh yang tidak optimal
- Rentan terhadap penyakit.
- Kapasitas belajar dan prestasi yang kurang optimal
- Gangguan kesehatan mental
- Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal
- Kesehatan reproduksi yang terganggu.
Stunting dapat menyebabkan masalah kesehatan dan perkembangan jangka panjang pada anak. Oleh karena itu, penanganan stunting harus dilakukan sejak dini untuk mencegah dampak negatif yang lebih besar. (Poltekes Kemenkes.)
Ibu Wakil Bupati Hj. Andi Nursami Masdar selaku ketua TPPS Polewali Mandar (Tim Percepatan Penanganan Stunting) Bersama Dinas P2KBP3A Kabupaten Polewali Mandar bersama dengan 17 Kepala Desa , 1 Kelurahan, Kepala Balai KB, Kepala Puskesmas, Danramil, Kapolsek, Koordinator PKH, Kepala Kantor Urusan Agama, UPTD Pertanian, Tim Pendamping Keluarga, Petugas Gizi, Bidan, Dokter Umum, Dokter Gigi, Kader Pembangunan Manusia, Penyuluh Keluarga Berencana yang ada Di Kecamatan Campalagian.
Stunting adalah masalah kesehatan yang serius dan membutuhkan penanganan yang komprehensif. Pencegahan stunting dimulai sejak masa kehamilan dengan asupan gizi yang seimbang dan pemeriksaan rutin. Pemberian ASI eksklusif dan MPASI yang bergizi hingga anak berusia dua tahun sangat penting, menjarakka kehamilan juga salah satu factor penting dalam pencegahan stunting. Penanganan stunting melibatkan intervensi gizi spesifik seperti pemberian makanan tambahan bergizi dan intervensi gizi sensitif seperti peningkatan kualitas air bersih, sanitasi dan menhidari 4 Terlalu, Terlalu Muda Menikah, Terlalu Tua Hamil, Terlalu Banyak Anak, Terlalu Dekat Jarak anak pertma ke anak berikutnya, Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan peran aktif dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah, serta dukungan dari semua pihak yang hadir hari ini’ Ujar Ibu Wakil Bupati Hj. Andi Nursami Masdar selaku ketua TPPS Polewali Mandar dalam sambutannya’ Ibu wakil juga mengarahkan kepada peserta kegiatan hari ini untuk ikut dalam program Genting (Gerakan Orang Tua Cegah Stunting ) yang dilaksanakan oleh Kementrian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN (Kemenduk Bangga/BKKBN)
Pravalensi stunting di Indonesia terus menurun, dengan angka terbaru 19,8% pada tahun 2024 Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Meski begitu, masih ada disparitas antara daerah, dengan wilayah pedesaan seringkali memiliki angka stunting lebih tinggi dibandingkan perkotaan.
Prevalensi stunting di Sulawesi Barat terus mengalami peningkatan, dengan angka terbaru 30.3% SKI di tahun 2023, 35,4% SSGI di tahun 2024 ada kenaikan 5.1 % dari tahun 2023 ke tahun 2024. Khusus Kabupaten Polewali Mandar Prevalensi stunting mengalami peningkatan, angka Stunting di Tahun 2023 Berdasarkan SKI 28.1% di tahun 2024 berdasarkan SSGI 31.5% ada kenaikan 3.41% dari tahun 2023 ke tahun 2024.
Paparan angka stunting dari Kepala puskemas campalagian perbulan Mei tahun 2025 yaitu 775 Stunting di wilayah kerja Puskesmas Campalagian 12 Desa, 1 Kelurahan. “ 4 penyebab tingginya angka stunting di wilayah kerja puskesmas campalagian ialah tingginya angka pernikahan Dini, Ibu Hamil Dengan Riwayat KEK ( Kekurangan Energi Kronis), dan tingginya angka BBLR (Bayi dengan Berat Lahir Rendah), D/S Posyandu turut menyumbang tingginya angka stunting, apabila ada balita/baduta yang tidak menimbang selama 3 bulan berturut – turut ketika petugas gizi melakukan penginputan UMUR/TB maka akan terbaca Stunting Ujar Kepala Puskesmas Hj Yusnani S.ST”.
Semantara paparan angka stunting dari kepala Puskesmas Katumbangan perbulan Mei Tahun 2025 yaitu 328 Stunting di wilayah kerja kecamatan puskesmas katumbangan.
Paparan data Keluarga Berisiko Stunting (KRS) di kecamatan campalagian berdasarkan hasil Verivikasi dan Validasi Keluarga Berisiko Stunting (KRS) yang dilakukan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) tahun 2024 di temukan 452 Keluarga Berisiko Stunting di kecamatan Campalagian dengan beragam indicator. ‘Tingginya angka kehamilan yang tidak rencanakan juga menambah PR bagi penyuluh keluarga berencana yang ada di kecamatan campalagian, ketika ibu hamil dengan tidak dalam perencanaan yang matang, maka ibu hamil tersebut acuh – ta acuh terhadap kehamilannya dengan tidak memperhatikan pola makan yang sehat bagi janin dan ibu hamil itu sendiri, perawatan, serta pemeriksaan kesehatan kepada Bidan. ‘ujar Irwansyah Penyuluh KB Kec Campalagian”.