OPERASIONAL KETAHANAN KELUARGA DESA DUWET
Deskripsi
Penanaman Kesadaran Lingkungan bagi Anak Usia Dini
Keluarga
merupakan institusi terkecil di masyarakat yang mempunyai peran yang sangat
besar bagi pembentukan sikap dan perilaku. Keluarga sebagai wahana utama dan
pertama untuk mengasuh dan memperkenalkan anak kepada lingkungan sekitarnya.
Menurut Teori Bronfenbrener atau yang dikenal dengan teori Ekologi Anak
menyatakan bahwa perkembangan individu tidak dapat dilepaskan dari faktor
lingkungan, karena individu merupakan bagian dari sebuah sistem yang luas. Anak
adalah individu yang menjadi unsur dalam lingkungan. Oleh karena itu anak dan
lingkungan saling mempengaruhi di dalam interaksinya. anak dipengaruhi oleh
faktor lingkungan fisik dan sosial, yaitu keluarga, sekolah dan lingkungan luar
lain yang lebih luas. Dalam kehidupan keluarga, peran orangtua sangatlah besar
dalam membentuk sikap dan perilaku terpuji melalui proses pengasuhan. Oleh
karena itu untuk membentuk sikap dan perilaku positif terhadap lingkungan,
orangtua perlu melakukan pola asuh lingkungan.
Untuk
menciptakan generasi masa depan yang peduli dan cinta terhadap lingkungan maka
pola asuh lingkungan harus dilaksanakan sejak usia dini (0-6 tahun). Lingkungan
merupakan sumber belajar yang kaya dan menarik untuk anak-anak. Lingkungan mana
pun bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak. Hal ini disebabkan
lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan.
1.
Perkembangan Fisik
Lingkungan sangat berperan dalam
pertumbuhan fisik anak. Dengan anak bermain di lingkungan luar rumah, seperti
di halaman atau tempat bermain lainnya, maka anak memiliki kesempatan alami
untuk berlari, melompat, berkejar-kejaran dengan temannya dan menggerakkan
tubuhnya dengan bebas. Kegiatan ini sangat alami dan sangat bermanfaat dalam
mengembangkan aspek fisik anak.
2.
Perkembangan Sosial
Lingkungan secara alami mendorong anak
untuk berinteraksi dengan teman-temannya dan orang - orang dewasa di
sekitarnya. Anak diberi kesempatan untuk saling bercerita kepada temannya,
bertegur sapa dan peduli sesama. Selain itu, Pada saat
anak bisa mengamati dan menemukan objek-objek menarik yang ada di lingkungan
maka anak akan memiliki keinginan untuk menceritakan hasil temuan atau objek
menarik tersebut kepada temannya. Melalui kegiatan seperti itu, anak dapat
berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan menyenangkan.
3.
Perkembangan Emosi
Rasa percaya diri yang dimiliki oleh anak
dikembangkan melalui pengalaman hidup yang nyata. Lingkungan sendiri
menyediakan fasilitas bagi anak untuk mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.
Ketika anak bermain di lingkungan luar rumah, anak bebas berlari, melompat,
memanjat, dan aktivitas lainnya. Anak belajar menghadapi tantangan sehingga
melatih anak untuk bisa mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Tentunya
pendampingan dari orangtua tetap diperlukan. Orangtua sambil memberikan
semangat bahwa anak bisa melalui tantangan yang dihadapi. Dukungan dari
orangtua akan menambah rasa percaya diri anak, lalu anak pun akan merasa lebih
diperhatikan dan dihargai. Dengan begitu, interaksi orangtua dan anak akan
terbangun dan mendukung perkembangan emosi anak.